Wamen BUMN: Bandara Kualanamu Gandeng Asing untuk Kurangi Dominasi Changi & KLIA

2 Desember 2021 12:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Internasional Kualanamu Medan. Foto: Angksa pura II
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Internasional Kualanamu Medan. Foto: Angksa pura II
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, menjelaskan alasan kerja sama strategis antara Angkasa Pura II dengan GMR, dalam pengelolaan Bandara Kualanamu, Medan.
ADVERTISEMENT
Tiko mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi dominasi Bandara Changi Singapura dan Bandara Kuala Lumpur, Malaysia (KLIA).
"Kita tahu posisi geografis Kualanamu sangat baik, di mana salah satu bider yang menang yaitu GMR adalah pemain dari India yang dimiliki sebagian pemain dari Prancis. Mereka menggunakan Kualanamu untuk menjadi base, mengurangi dominasi Changi dan KLIA Sepang," ujarnya dalam Rapat Kerja Komisi VI DPR, Kamis (2/12).
Tiko menuturkan, saat ini arus penumpang dari Asia Selatan menuju Asia Utara dan Australia sebagian besar transit di Changi Airport dan KLIA. Padahal Bandara Kualanamu sudah memiliki kapasitas yang besar, tinggal kualitasnya yang harus ditingkatkan.
"Kualanamu ini kapasitasnya besar dan bisa kita scale up menjadi bandara yang berkelas dunia, dan GMR juga sudah memastikan akan menanamkan modal sebesar Rp 56 triliun untuk meningkatkan kualitas kapasitasnya," katanya.
Kartika Wirjoatmodjo. Foto: Siti Maghfirah/kumparan
Peningkatan kualitas dan kapasitas tersebut pun ditujukan untuk mencapai target meningkatkan penumpang di Bandara Kualanamu, dari yang saat ini hanya 10 juta penumpang, menjadi 54 juta penumpang. Serta menjadikan Kualanamu sebagai hub internasional.
ADVERTISEMENT
"Intinya yang kami lakukan adalah kerja sama konsesi selama 25 tahun, di mana kualanamu ini dimiliki oleh Angkasa Pura II dan telah melakukan proses tender yang sangat panjang dan terstruktur, BPKP juga terlibat dalam prosesnya. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas kualanamu ini bukan hanya sebagai domestic airport, tapi menjadi hub internasional," lanjutnya.
"Saya rasa ini deal yang sangat baik, prosesnya juga kita kawal dan kita minta BPKP untuk mengawal juga. Insya Allah ini akan menjadi kerja sama strategis dan setelah 25 tahun nanti kalau sudah kualitasnya meningkat, bandara akan milik AP II lagi," tutup Tiko.