Wamen BUMN: Fit and Proper Test Direksi Bank BUMN Masih Antre di OJK

12 November 2019 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kartika Wirjoatmodjo tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumaparn
zoom-in-whitePerbesar
Kartika Wirjoatmodjo tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumaparn
ADVERTISEMENT
Perombakan direksi sejumlah bank BUMN yang dilakukan serentak pada medio Agustus - September 2019 lalu, ternyata belum semuanya melewati proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Padahal uji kelayakan dan kepatutan merupakan proses wajib dalam pemilihan komisaris dan direksi perbankan.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, membenarkan ada direksi baru di bank BUMN yang belum menjalani fit and proper test, meski mereka sudah menduduki jabatan tersebut. Menurutnya, belum diujinya para direksi baru tersebut karena proses antrean yang lama di OJK.
"Itu masalah waktu saja. Biasa kalau di OJK antreannya sampai berapa bulan. Tapi bukan berarti ditolak," kata Tiko, sapaan Kartika, di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (12/11).
Tiko mengatakan meski belum lewati proses fit and proper test, bukan berarti pengangkatan direksi bank BUMN di era Menteri BUMN Rini Soemarno tak sah. Dia juga menegaskan bahwa tak perlu ada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) baru.
Tiko membantah jika belum diujinya para direksi bank BUMN, karena OJK enggan melakukannya, lantaran terlalu sering ada pergantian direksi di bank BUMN. Sayangnya, Tiko engggan menyebut siapa saja direksi dan dari bank BUMN mana saja yang belum melalui fit and proper test di OJK.
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
"Kalau di bank bisa ditunjuk dulu baru fit and proper test. Kalau di capital market itu baru harus fit and proper test dulu baru RUPSLB," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, Tiko berjanji untuk berkoordinasi lebih baik dengan OJK untuk proses ini. Pada medio Agustus - September 2019 lalu, Menteri BUMN saat itu yakni Rini Soemarno, meminta semua bank BUMN menggelar RUPSLB. Dari RUPSLB itu, ada sejumlah nama yang menempati posisi baru sebagai direksi bank BUMN.
Di Bank BRI ada Sunarso sebagai Dirut, Catur Budi Harto sebagai Wadirut, Herdi Rosadi Harman sebagai Direktur Human Capital, Agus Noorsanto sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan, Agus Sudiarto sebagai Direktur Manajemen Risiko, dan Azizatun Azimah sebagai Direktur Kepatuhan.
Di Bank BNI ada Ario Bimo yang menduduki jabatan sebagai Direktur Keuangan, menggantikan Catur Budi Harto. Di BTN, Maryono diganti oleh Suprajarto sebagai Direktur Utama. Tapi Suprajarto mundur dari jabatan itu. Sedangkan RUPSLB bank BUMN lainnya yakni Bank Mandiri saat itu, tak merombak jajaran direksi.
ADVERTISEMENT