Wamen BUMN: Investasi Pertamina Rp 800 Triliun Terancam Sia-sia

11 Februari 2020 19:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri BUMN 1 Budi Gunadi Sadikin. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri BUMN 1 Budi Gunadi Sadikin. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Perubahan merupakan suatu kondisi yang tidak dapat dihindari. Sayangnya, selain tak bisa dihindari, perubahan juga tidak selalu mengarah pada hal positif. Acap kali, perubahan juga menyisakan hal-hal ataupun kondisi yang sebenarnya tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu bentuk perubahan yang mulai terjadi di masyarakat adalah berubahnya pola konsumsi energi. Masyarakat yang awalnya marak menggunakan Bahan Bakar Minyak alias energi fossil, kini perlahan-lahan mulai mengenal energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
Perubahan ini ternyata membuat pemerintah cukup khawatir. Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pola konsumsi energi dari fossil ke energi terbarukan bisa mempengaruhi investasi Pertamina yang nilainya cukup fantastis. Perusahaan pelat merah tersebut baru saja menerima tugas dari Presiden Joko Widodo untuk membangun kilang minyak demi mengurangi impor BBM. Saat ini Indonesia masih impor BBM sekitar 16,7 juta KL per tahun.
Demi membangun kilang minyak tersebut Pertamina akan menggelontorkan dana sebesar USD 58 miliar.
ADVERTISEMENT
“Akan spend USD 58 miliar dalam 7 tahun ke depan. Berapa itu, (sekitar) Rp 700-800 triliun atau Rp 900 triliun dalam 6-7 tahun ke depan. Saya tanya apa kamu (Pertamina) yakin selama diferensiasi dari Rp 700-800 triliun ini belum selesai dilakukan, tidak ada perubahan sistem energi dari pakai bensin jadi pakai listrik?” ungkap Budi di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (11/2).
Petugas mengecek jaringan pipa minyak di kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V. Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Sebab menurut Budi di China dan Eropa contohnya, transisi energi semacam itu sudah terjadi karena adanya tekanan dari lingkungan. Masyarakat mulai menyadari kebutuhan akan energi yang bersih.
“Mulai terasa peradaban anak muda dunia berubah,” sambungnya.
Orang-orang yang awalnya hobi memakai mobil CC tinggi yang boros bensin mulai beralih ke mobil hybrid hingga mobil listrik. Menurut Budi jika perubahan ini terjadi sebelum pembangunan kilang minyak selesai, maka sia-sialah investasi ratusan triliun rupiah yang digelontorkan Pertamina.
ADVERTISEMENT
“Mereka akan bangun atau spend Rp 700-800 triliun bangun kilang produksi bahan bakar. Kalau itu terjadi sebelum 30 tahun, akibatnya adalah investasi Rp 700 triliun itu akan menghasilkan produk yang tidak akan dipakai oleh ratusan juta rakyat Indonesia,” tandasnya.
Toyota Thailand dapat izin produksi mobil listrik Foto: dok. Istimewa