Wamendag: Pandemi COVID-19 Tak Halangi Upaya Perluas Pasar Ekspor

11 Juli 2020 8:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memberikan sambutan dalam acara Kreasi Nusantara Shopee, Jakarta, Kamis (12/3). Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memberikan sambutan dalam acara Kreasi Nusantara Shopee, Jakarta, Kamis (12/3). Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, menegaskan bahwa pandemi virus corona memang memberikan hambatan tersendiri dalam mekanisme perundingan internasional. Tetapi hal tersebut tidak berarti bahwa upaya Kemendag dalam perundingan perdagangan internasional berhenti. Pandemi bahkan dianggap sebagai tantangan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikatakan Jerry pada saat konferensi pers pemberlakuan IA-CEPA di auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat. 
“Kita menganggap itu sebagai tantangan saja, dan kita tidak menyerah menghadapi tantangan itu. Karena tekad kita maju ya maju terus. Yang penting agenda pemerintahan Jokowi-Ma`ruf Amin untuk memperluas akses ekspor bisa terlaksana. Ini buat rakyat Indonesia,” kata Jerry melalui keterangan tertulis, Sabtu (11/7).
Pandemi COVID-19 memang telah memberikan dampak pada berbagai bidang, termasuk dalam perundingan dagang yang dilakukan Indonesia yang dikoordinasikan oleh Kemendag.
Jerry mencontohkan beberapa waktu lalu Perundingan I-EU CEPA Putaran ke-4 tidak jadi dilaksanakan di Bali karena merebaknya (outbreak) COVID-19 di Eropa, termasuk di Belgia, markas besar Uni Eropa. Karena itu, Kemendag mengajak semua pihak mencari cara agar perundingan dagang tetap bisa berjalan. 
ADVERTISEMENT
“Kita kan melihatnya ke depan, bukan hanya terjebak dalam saat-saat pandemi ini saja. Sama seperti bidang lain, kita memang harus menyesuaikan diri. Akhirnya memang pihak-pihak mitra kita setuju untuk lebih banyak mengadakan perundingan secara virtual," bebernya.
Perundingan Putaran ke-7 Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) resmi dibuka di Management Centre Europe, Brussels, Senin (11/3). Foto: Dok. Kemendag
Metode virtual ini kemudian dipakai dalam perundingan di tingkat ASEAN hingga G-20. Jerry mencontohkan bahwa dalam bulan lalu, beberapa kali ASEAN Economic Ministerial Meeting dilakukan secara virtual.
Begitu juga untuk perundingan perdagangan baik dalam konteks CEPA maupun FTA. Banyak kelompok kerja (working group) yang bersidang melalui teleconference. Hal ini memberikan dampak signifikan dalam percepatan perundingan dagang.
“Beberapa perundingan dagang mungkin tidak sesuai target penyelesaiannya karena hambatan ini. Tetapi harus kita tekankan bahwa banyak persamaan-persamaan pandangan yang sudah tercapai antara Indonesia dengan mitra perundingan kita. Misalnya dalam hal I-EU CEPA. Banyak jenis atau item yang dirundingkan sudah berada pada jalur yang benar. Ada kesamaan frekuensi antara kita dengan Uni Eropa. Dan itu sangat positif sekali,” imbuh Jerry.
ADVERTISEMENT
Jerry sendiri belum bisa memperkirakan kapan waktunya bisa dilakukan perundingan secara fisik atau dalam pertemuan langsung. Menurutnya, bagaimanapun pertemuan fisik punya kelebihan dibandingkan dengan pertemuan virtual. Tetapi perlu persetujuan bersama agar pertemuan fisik menjamin dari segi Kesehatan.
“Memang menjadi perhatian kami untuk menetapkan protokol kesehatan dalam perundingan perdagangan internasional secara fisik. Soalnya ini bukan hanya soal pertemuan itu saja, tetapi berkaitan dengan transportasi dan akomodasi. Tentu saja ini akan berimbas pada segi biaya (cost) yang ditanggung oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu, kalau masih mungkin dilakukan secara virtual, pertemuan fisik bisa ditunda demi alasan kesehatan," tegasnya.
Meskipun belum ada pertemuan fisik, Jerry Sambuaga yakin bahwa kemajuan perundingan internasional tetap bisa dicapai. Pada intinya Jerry mengatakan bahwa Indonesia harus mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari setiap perjanjian. Jadi, selain menekankan pada kuantitas menurut Jerry segi kualitas harus sesuai dengan keinginan Presiden agar manfaatnya juga optimal bagi peningkatan ekspor, investasi dan kesejahteraan rakyat.
ADVERTISEMENT