Wapres Mau Market Share Ekonomi Syariah RI Salip Malaysia

13 November 2019 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) dan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) menggelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) hari ini untuk mendorong Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi dan keuangan syariah global.
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Indonesia, Ma'ruf Amin menyampaikan, market share ekonomi syariah yang baru 8,6 persen dan perbankan syariah yang hanya 5,6 persen di Januari 2019 perlu digenjot. Sebab angka itu tertinggal dengan market share ekonomi dan perbankan konvensional.
"Untuk itu perlu upaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Tidak berarti membenturkan dengan kemajuan ekonomi konvensional," katanya dalam pembukaan ISEF di Jakarta Convention Center, Rabu (13/11).
Dia menjelaskan untuk mengejar ketertinggalan itu‎, pelaku ekonomi dan perbankan syariah perlu bersinergi dengan pelaku ekonomi dan perbankan konvensional. Dengan begitu diharapkan kedua pihak saling diuntungkan.
"Sehingga perkembangan keduanya harus saling bersinergi. Harus dilakukan secara sistematis dan bertahap. Kita ingin mengejar Mesir 95 persen, Pakistan 10,4 persen, dan Malaysia 28 persen," ucap Ma'ruf.
Seminar ISEF 2019. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Kemudian untuk meningkatkan ekonomi syariah, dia meminta agar pelaku usaha memperluas dana sosial syariah seperti wakaf dan zakat. Lalu bisnis berbasis syariah juga terus ditumbuhkan.
ADVERTISEMENT
"Berkembangnya ekonomi syariah akan memperkokoh ketahanan ekonomi nasional. Saat ini kegiatan ekonomi umat masih tertinggal," katanya.
Ma'ruf pun berharap melalui acara ISEF, para pelaku usaha dan lembaga syariah untuk saling menjalin kerja sama. Dia ingin ekonomi dan keuangan syariah menjadi pendorong terjadinya arus baru pendorong perekonomian Indonesia.