Warga Bandung yang Mau Tukar Uang Baru, Bisa ke Monumen Perjuangan

21 Mei 2019 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lokasi layanan penukaran uang di Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lokasi layanan penukaran uang di Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi kebiasaan sebagian warga, untuk membagikan uang baru pada saat Lebaran, khususnya untuk anak-anak. Hal ini membuat kebutuhan pecahan uang baru meningkat di setiap Lebaran.
ADVERTISEMENT
Untuk memenuhi kebutuhan itu, Bank Indonesia (BI) secara khusus membuka layanan penukaran uang. Langkah serupa juga dilakukan Bank Indonesia kantor perwakilan Bandung, yang menurunkan mobil layanan penukaran uang.
Mobil itu akan melayani warga hingga Rabu (29/5) di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jl. Dipati Ukur. Layanan penukaran uang dibuka sejak pagi hingga siang hari dan melayani penukaran uang pecahan 1.000 hingga 100.000.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar Doni Joewono menuturkan, telah menyiapkan Rp 30 triliun untuk mengakomodir layanan penukaran pada tahun ini. Uang tersebut, kata dia, telah didistribusikan ke seluruh bank yang tersebar di Jabar.
Doni pun merincikan, khusus wilayah Bandung dan sekitarnya, pihaknya telah menyiapkan Rp 13,7 triliun, sementara BI Cirebon Rp 7,25 triliun dan BI Tasikmalaya Rp 3,41 triliun.
Suasana lokasi layanan penukaran uang di Bandung, Jawa Barat. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Total Rp 24,36 triliun. Itu di luar Bogor, Depok dan Bekasi. Jadi sekitar Rp 30 triliunan," kata dia di Monumen Perjuangan, Kota Bandung, Selasa (21/5).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kerja sama ke bank-bank lain, nasabah juga bisa menukar uang baru ke bank tersebut. "Kalau dia nasabah suatu bank, datang saja ke bank itu. Karena kami sudah drop dari mulai awal nanti hampir sekitar Rp 11,4 triliun. Jadi kita sebar semua ke bank," tutur dia.
Doni menambahkan, tren penggunaan uang kartal atau kertas pada tahun ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut, kata dia, merupakan ciri bila masyarakat mulai beralih kepada uang non-tunai yang dianggap lebih memudahkan.
"Kalau kita lihat tren permintaan uang kartal atau kertas ini sedikit menurun. Jadi kalau tahun 2018 itu naiknya hampir 10 persen, sekarang ini cenderungnya di bawah 10 persen, sekitar 9 persen," ungkap dia.
ADVERTISEMENT