news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Waskita Beton Cetak Laba Rp 806 Miliar Sepanjang 2019, Turun 36 Persen

10 Maret 2020 16:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Pemasaran PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Agus Wantoro meninjau pembuatan "spun pile" atau tiang pancang di Plant Prambon PT WSBP, Sidoarjo.  Foto: Dok. WSBP
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Pemasaran PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Agus Wantoro meninjau pembuatan "spun pile" atau tiang pancang di Plant Prambon PT WSBP, Sidoarjo. Foto: Dok. WSBP
ADVERTISEMENT
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencatatkan laporan keuangan yang kurang menggembirakan di sepanjang 2019.
ADVERTISEMENT
Laba bersih di 2019 tercatat Rp 806,1 miliar. Jumlah tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 36,47 persen dibandingkan laba bersih tahun 2018 Rp 1,1 triliun.
Sementara pendapatan usaha juga mengalami penurunan sebesar 7,5 persen dari Rp 8 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 7,4 triliun di 2019.
Direktur Utama Waskita Beton Jarot Subana mengatakan, kinerja perusahaan tersebut tak lepas dari dukungan perolehan kontrak eksternal sebesar 63,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36 persen. Secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01 persen atau Rp 2,43 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 4,44 triliun triliun di tahun 2019.
“Tahun 2019 menjadi awal Waskita Beton memperluas pasar untuk mendapatkan peluang dari proyek eksternal. Hal ini didukung dengan adanya inovasi produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah spun pile berdiameter 1,2 m dan panjang 50 meter yang merupakan produk precast pertama di Indonesia bahkan Asia Tenggara,” ujar Jarot melalui keterangan resmi yang diterima kumparan, Selasa (10/3).
ADVERTISEMENT
Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Maste Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerja sama dengan Hyundai dan Pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.
Selain itu, ada pula proyek lainnya meliputi bantalan rel kereta api, tiang listrik beton, dan sprigWP. Perusahaan juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp 435 miliar.
Saat ini, perusahaan tengah menyusun MoU dengan perusahaan asal Malaysia. Kerja sama ini nantinya akan berlanjut dengan join operation untuk proyek-proyek luar negeri, salah satunya dalam pengerjaan proyek LRT di Filipina, yang kini tengah dalam proses tender yang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, kata dia, Waskita Beton melakukan serangkaian strategi bisnis, yaitu pembangunan Plant Penajam di Kalimantan Timur sebagai komitmen untuk mendukung Program Pemerintah untuk pemindahan ibu kota negara di wilayah Penajam Paser Utara.
"Melalui plant ini, perusahaan ingin menyerap potensi pasar ke depan di wilayah tengah dan timur Indonesia, bahkan pasar regional di Asia Tenggara,” ujar Jarot.
Selain itu, di tahun 2019 WSBP menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I dalam 2 tahap, yaitu tahap I sebesar Rp 500 miliar dan tahap II sebesar Rp 1,5 triliun. Sebelumnya obligasi berkelanjutan I Tahap I mencapai oversubscribe pada masa penawaran awal, di mana dari total permintaan yang masuk sebanyak Rp 1,091 triliun atau 2,18 kali dari jumlah yang ditawarkan sebanyak Rp 500 miliar.
Direktur Pemasaran PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Agus Wantoro meninjau pembuatan "spun pile" atau tiang pancang di Plant Prambon PT WSBP, Sidoarjo. Foto: Dok. WSBP
Target Nilai Kontrak Baru Rp 11,9 Triliun di 2020
ADVERTISEMENT
Tahun ini, perusahaan menargetkan adanya peningkatkan perolehan nilai kontrak baru dari eksternal melalui kerja sama dengan berbagai perusahaan baik BUMN, anak usaha BUMN, swasta, pemerintah hingga perusahaan di luar negeri. Adapun target nilai kontrak baru WSBP pada tahun 2020 sebesar Rp 11,9 triliun, sebesar Rp 5,89 triliun berasal dari kontrak eksternal.
“Kami menargetkan porsi nilai kontrak baru internal dan eksternal sebesar masing-masing 50 persen,” kata Jarot.
Untuk mewujudkan ini, perusahaan melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja sama dengan PT Pertamina Trans Kontinental untuk proyek bidang perbaikan dan pembangunan pelabuhan di lokasi pekerjaan milik anak usaha PT Pertamina (Persero).
Sinergi kerja sama juga dilakukan dengan PT Angkasa Pura Properti anak usaha dari pengelola bandara PT Angkasa Pura I (Persero) untuk proyek pembangunan dan pemeliharaan area bandar udara. Dalam kedua kerja sama ini, perusahaan berperan dalam menyediakan produk beton precast.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan juga melakukan Penandatanganan Kontrak Katalog Pengadaan Bantalan Beton Kementerian Perhubungan Republik Indonesia-Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Nantinya, perusahaan akan menyuplai produk bantalan rel kereta api untuk proyek pembangunan rel kereta api mulai tahun 2020 hingga 2022.
Perusahaan juga melakukan transformasi bisnis, yaitu dibentuknya unit bisnis Pemasaran Timur dan Pemasaran Barat, serta Konstruksi Modular sebagai profit center.
"Kemudian pembentukan Divisi Precast, Divisi Readymix, dan Divisi Quarry, Peralatan & Post Tension sebagai cost center, serta adanya Departemen Manajemen Strategi dan Kinerja," pungkasnya.