Waspadai Kebocoran Keuangan Saat Gaji Naik

28 Maret 2019 9:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Prinsip Keuangan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Prinsip Keuangan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bagi Anda para pekerja, kenaikan gaji tentu jadi hal yang ditunggu-tunggu. Sederet rencana pun telah disusun untuk bisa menikmati hasil kerja keras yang selama ini dilakukan.
ADVERTISEMENT
Eits, tapi jangan sampai kenaikan gaji malah bikin keuangan Anda bocor. Maka Anda perlu waspada!
Perencana Keuangan Eko Indarto dari Finansia Consulting mengingatkan, meningkatnya gaji tak bisa lantas dikaitkan dengan bertambahnya jatah senang-senang sesaat. Sebaliknya, perlu dipikirkan kebutuhan pokok yang bisa saja juga semakin meningkat.
“Saat dia naik gaji, konsumsinya bisa juga naik, kelasnya juga naik. Nah mau enggak mau memang ada pengeluaran lebih,” kata Eko dihubungi kumparan, Kamis (28/3).
Maka dari itu, kata Eko, saat kenaikan gaji telah diterima, perlu segera mengalokasikan untuk pos kebutuhan utama yang harus dipenuhi.
“Cicilan dan utang maksimal 30 persen, investasi dan proteksi 20 persen, terus sisanya baru digunakan untuk konsumsi,” terang dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Eko menekankan agar momen kenaikan gaji bisa dioptimalkan untuk pos investasi masa depan, baik untuk pribadi maupun anggota keluarga yang lain.
“Untuk anaknya harus disiapin, pensiunnya harus disiapin, terus proteksi keluarganya juga harus disiapin, naik gaya hidupnya enggak masalah tapi tadi proteksi dan investasi harus dikuatkan lagi,” ujarnya.
Sedangkan untuk instrumen investasi saat mendapat kenaikan gaji, menurutnya tidak ada batasan untuk memilih investasi tertentu. Intinya, sesuai dengan kapasitas dan yang dirasa paling cocok.
“Makin besar makin bagus. Kalau dia bisa mengalokasikan 30 persen itu bagus banget, jadi proteksi dan investasi bisa makin kuat saat gaji naik,” tandasnya.