Waspadai Varian Omicron, Jokowi Minta APBN 2022 Dibuat Antisipatif dan Hati-hati

29 November 2021 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo di peresmian Bendungan Karalloe yang dikerjakan Nindya Karya. Foto: Dok: Nindya Karya
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo di peresmian Bendungan Karalloe yang dikerjakan Nindya Karya. Foto: Dok: Nindya Karya
ADVERTISEMENT
Mutasi virus corona terus terjadi dengan munculnya varian omicron. Presiden Jokowi pun ingin APBN 2022 dibuat secara hati-hati, responsif, antisipatif, fleksibel, selalu berinovasi, dan mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi dengan tetap menjaga tata kelola yang baik.
ADVERTISEMENT
APBN menjadi instrumen negara penting dalam menghadapi COVID-19. Sebab, semua pengeluaran dan pendapatan diatur di sana.
Menurutnya, antisipasi dan mitigasi perlu disiapkan sedini mungkin agar tidak mengganggu kesinambungan program reformasi struktural yang sedang dilakukan pemerintah, termasuk program pemulihan ekonomi nasional.
"Sekali lagi di 2022 kita tetap harus mempersiapkan diri menghadapi risiko pandemi covid yang masih membayangi dunia dan negara kita Indonesia. Ketidakpastian di bidang kesehatan dan perekonomian harus menjadi basis kita dalam membuat perencanaan dan melaksanakan program," katanya dalam acara Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi TKDD Tahun 2022 oleh Presiden, Senin (29/11).
Jokowi menyebutkan ada enam kebijakan utama yang akan dilakukan pemerintah untuk mendorong kebangkitan ekonomi nasional dan reformasi struktural melalui APBN 2022.
ADVERTISEMENT
Infografik Varian Corona Omicron Foto: kumparan
Pertama, melanjutkan pengendalian COVID-19 dengan tetap memprioritaskan sektor kesehatan. Kedua, menjaga keberlanjutan program perlindungan sosial bagi masyarakat kurang mampu dan rentan.
Ketiga, peningkatan SDM yang unggul. Keempat, melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kemampuan adaptasi teknologi.
"Kelima, penguatan desentralisasi fiskal untuk peningkatan dan pemerataan kesejahteraan antar daerah, keenam melanjutkan reformasi penganggaran dengan menerapkan zero based budgeting agar belanja lebih efisien," tutur Jokowi.
Selain itu, Jokowi menyebutkan APBN 2022 memiliki peran sentral dalam presidensi G20, di mana Indonesia harus menunjukkan kemampuan menghadapi perubahan iklim terutama pengurangan emisi dan perbaikan lingkungan secara berkelanjutan.
"Kita harus menunjukkan aksi nyata, komitmen kita terhadap green dan sustainable economy," terangnya.