Wilayah Timur RI Punya Opsi Lain untuk Pangan, Tak Melulu Soal Beras
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Dari zaman dulu orde lama sampai orde baru semua berupaya untuk menuhin pangan kita dengan beras ya kenapa ya? Itu sebuah permasalahan karena kenapa semuanya harus diseragamkan?” kata Robby saat webinar yang digelar Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Senin (22/3).
Tidak semua wilayah bisa maksimal dalam memproduksi beras. Selain itu, Robby mengatakan di berbagai daerah di Indonesia sebenarnya dulu juga sudah mempunyai makanan yang berbeda satu sama lain. Namun, ia tidak membeberkan apa saja makanan yang dimaksud.
“Tadinya kita semua punya makanan yang beda-beda. Mungkin teman-teman di timur beda makannya dengan di barat. Kalau saya mungkin nasibnya dari zaman itu makannya beras, tapi kan teman-teman di Kalimantan, di Papua, Maluku, Nusa Tenggara punya opsi lain yang lebih banyak dari pada beras,” ujar Robby.
Robby mengakui banyak juga masyarakat di Jawa yang tidak hanya mengandalkan beras, karena saat ini sudah ada lagi pilihan makanan seperti mi instan dan gandum. Ia merasa pilihan makanan tersebut juga wajar karena kemampuan negara dalam menyediakan beras tidak mudah.
ADVERTISEMENT
“Oh itu sesuatu luar biasa kedua. Ya gimana berasnya saja sudah yakin Indonesia ini nggak bisa menuhin berasnya sendiri karena lahannya nggak muat, masak kita mau buka semua hutan di Papua dan Kalimantan cuma tanam beras,” tutur Robby.
Selain beras, Robby menyoroti banyak makanan atau buah-buahan yang saat ini harus membeli di pasar atau toko dulu. Ia mengaku bertanya ke orang tuanya kalau zaman dulu seperti alpukat hingga kopi bisa mudah didapatkan secara cuma-cuma khususnya di ladang sendiri.
Lebih lanjut, Robby menganggap saat ini diperlukan perbaikan akses agar distribusi pangan bisa mudah didapatkan masyarakat.
“Mungkin saya enggak tahu perubahan rantai pangan bagaimana, saya melihatnya ada akses yang digunting jadinya yang tadinya hal-hal ini bisa diakses dengan mudah, kemudian polanya berubah akhirnya itu enggak ketemu. Ini yang mungkin jadi permasalahan,” terang Robby.
ADVERTISEMENT