Wuling hingga Hyundai Jual Mobil Listrik, Berapa Daya yang Dibutuhkan di Rumah?

18 November 2020 21:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grab Indonesia mengoperasionalkan 20 unit armada GrabCar Elektrik, Hyundai Ioniq. Foto: Bagas Putra Riyadhana
zoom-in-whitePerbesar
Grab Indonesia mengoperasionalkan 20 unit armada GrabCar Elektrik, Hyundai Ioniq. Foto: Bagas Putra Riyadhana
ADVERTISEMENT
Setelah Presiden Joko Widodo meneken Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan, industri mobil listrik di Indonesia mulai menunjukkan potensinya secara perlahan.
ADVERTISEMENT
Beberapa produsen kendaraan dengan bahan bakar energi fosil mulai memproduksi unit yang berbasis listrik. Beberapa di antaranya adalah Hyundai Indonesia, Wuling Motors, dan Gesits.
Selain di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), kendaraan listrik ini dibuat agar bisa mengisi ulang dayanya di rumah. Lalu berapa kebutuhan listriknya saat diisi di rumah?
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril membeberkan untuk mobil listrik buatan Hyundai, membutuhkan daya sekitar 1.760 watt. Dengan begitu, kata dia, kapasitas daya listrik di rumah minimal 2.200 VA.
Untuk mobil listrik merk Wuling, Bob menyebutkan butuh daya 2.200 watt untuk normal charging. Waktu pengisiannya sekitar 7-8 jam. Tapi, Wuling juga menyediakan pengisian fast charging yang hanya membutuhkan 3-4 jam dengan daya 3.300 watt.
ADVERTISEMENT
Tapi, kata Bob, agar masyarakat merasa aman terhadap stabilitas daya listrik di rumahnya, sebaiknya daya listrik di rumah minimal 5.500 VA dengan tarifnya sama seperti golongan 1.300 VA yaitu Rp 1.444,7 per kWh.
"Tapi memang, supaya aman dayanya 5.500 VA untuk kendaraan listrik. Sama saja bayar untuk yang 1.300 VA, malah kita kasih diskon kalau mau tambah daya nanti," kata Bob dalam konferensi pers usai Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Kerjasama Strategis Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik di Indonesia secara virtual, Rabu (18/11).
Presiden Joko Widodo menjajal motor listrik buatan dalam negeri Gesits seusai melakukan audiensi dengan pihak-pihak yang terlibat proses produksi. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Sedangkan untuk motor listrik yang diproduksi Gesits, berdasarkan informasi dari produsen, Bob mengatakan daya yang dibutuhkan untuk melakukan charge maksimal mencapai 450 watt. Kata dia, pelanggan rumah tangga yang menggunakan daya 900 VA sudah cukup untuk melakukan charge baterai motor listrik ini.
ADVERTISEMENT
Bob mengatakan, dengan ditandatanganinya kerja sama dengan Hyundai, Wuling, dan Gesits, para produsen kendaraan listrik tidak perlu lagi khawatir dengan ketersediaan isi ulang dayanya. Sebab, akan diintegrasikan oleh PLN.
"Targetnya charging di home ini fleksibel, nanti bisa berbasis dengan internet of things," terangnya.
Direktur Operasi PT Hyundai Motors Indonesia, Makmur, mengaku kerja sama ini akan mempermudah konsumen masuk ke era kendaraan listrik. Masyarakat yang ragu membeli mobil listrik karena khawatir sulit mengisi bahan bakar listriknya, kini bisa diyakinkan.
"Jadi problem-problemnya bisa tersolusikan. Dan memang buat orang yang cari pengisi atau daya charging akan mudah. Jadi enggak usah khawatir sebab charging bisa di mana saja seperti kita charging smartphone," ujarnya.
Saat ini, kendaraan listrik Hyundai yang ada di Indonesia sudah terjual 100-an. Grab Indonesia pun sudah menggunakannya sebanyak 22 unit.
ADVERTISEMENT
Selain Hyundai, produsen kendaraan listrik yang bergabung adalah Wuling Motors asal Malaysia. Selain itu, di kendaraan listrik roda dua, ada Gesits yang selama ini bekerja sama dengan PT Wika Industri Manufaktur.
"Tahun ini Gesits target produksi 2.800 unit. Sudah ada 1.870 unit motor yang terjual," ujar Dirut Wika Industri Manufaktur, M Samyarto.