Yenny Wahid Tak Mau Ada Isu Gundik Lagi di Garuda Indonesia

27 Februari 2020 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desainer IKAT Indonesia, Didiet Maulana (kanan) saat peluncuran seragam tematik baru awak kabin Garuda Indonesia “Puspa Nusantara”. Foto:  Gitario Vista Inasis/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Desainer IKAT Indonesia, Didiet Maulana (kanan) saat peluncuran seragam tematik baru awak kabin Garuda Indonesia “Puspa Nusantara”. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak terpilih menjadi Komisaris Independen PT Garuda Indonesia, Yenny Wahid ditugaskan untuk membenahi citra awak kabin. Sebab selama ini ada isu tak sedap mengenai pramugari di sana, salah satunya isu gundik atau wanita simpanan.
ADVERTISEMENT
Dia pun mengaku telah melakukan pertemuan dengan para pekerja wanita di sana. Yenny ingin tak ada lagi istilah tersebut sebab membuat imej gundik merugikan semua pramugari.
"Saya enggak mau pakai istilah itu (gundik), itu melecehkan sekali pramugari. Satu-dua kasus terjadi tapi yang kena semua. Kasian ribuan awak kabin kita yang profesional, perempuan-perempuan terhormat," kata dia di Kebon Sirih, Jakarta Selatan, Kamis (27/2).
Yenny menilai bahwa para pekerja perempuan di Garuda Indonesia punya martabat. Akan tetapi mereka jadi korban pelecehan penumpang karena dianggap imej sama dengan isu gundik tersebut.
Yenny Wahid sambangi kantor Kemenko Polhukam, Kamis (23/1). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Yenny pun ingin menghapus isu ini. Akan tetapi, jika ada norma dan etika yang dilanggar maka akan dikenakan sanksi.
"Kalau ada masukan berikan kepada Garuda Indonesia kalau dianggap menyalahi norma dan etika kami akan berikan sanksi, jelas. Karena memang ada pasal aturan perusahan semua karyawan diberikan contoh yang baik apalagi mereka dalam posisi front line," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Yenny menegaskan tak akan ada perlakuan khusus pada awak kabin hanya karena ada kedekatan pribadi. Dia ingin sistem kerja yang dibenahi ini transparan sehingga tak ada yang dirugikan sepihak.
"Ke depan aturan perusahan betul-betul diikuti tidak ada lagi keluhan-keluhan bahwa ada special treatment karena kedekatan-kedekatan pribadi. Semua didasarkan standar yang jelas," tuturnya.