YLKI Minta KPPU dan Polisi Usut Penyebab Harga Masker Meroket

7 Februari 2020 13:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masker N95 yang harganya naik dari Rp 200 jadi Rp 1,3 Juta di Pasar Pramuka, Jakarta. Foto: Dok. Ema Fitriyani
zoom-in-whitePerbesar
Masker N95 yang harganya naik dari Rp 200 jadi Rp 1,3 Juta di Pasar Pramuka, Jakarta. Foto: Dok. Ema Fitriyani
ADVERTISEMENT
Buntut dari wabah virus corona, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengaku banyak menerima pengaduan dan pertanyaan dari masyarakat terkait melambungnya harga masker di pasaran. Baik masker N95 dan maupun masker reguler.
ADVERTISEMENT
Melambungnya harga masker di pasaran hingga ratusan persen, menurut YLKI, jelas sangat memprihatinkan. YLKI menilai itu sebuah tindakan yang tidak bermoral, karena bentuk eksploitasi terhadap hak-hak konsumen, mengambil untung secara berlebihan di saat terjadinya musibah.
"Terkait hal itu, YLKI meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengusut kasus tersebut, karena mengindikasikan adanya tindakan mengambil keuntungan berlebihan (exesive margin) yang dilakukan oleh pelaku usaha atau distributor tertentu. Menurut UU tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat, tindakan exesive margin oleh pelaku usaha adalah hal yang dilarang," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, dalam keterangan yang diterima kumparan, Jumat (7/2).
Penjual menunjukkan isi kotak masker dari dalam kardus kepada pembeli di Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
YLKI juga meminta pihak kepolisian mengusut adanya dugaan penimbunan masker oleh distributor tertentu demi mengeruk keuntungan yang tidak wajar.
ADVERTISEMENT
"Aksi penimbunan akan mengacaukan distribusi masker di pasaran, dan dampaknya harga masker jadi melambung tinggi," ucapnya.
Konsumen dalam mengonsumsi barang atau jasa, termasuk masker, berhak atas harga yang wajar. Namun YLKI juga meminta konsumen agar membeli masker dalam jumlah yang wajar, jangan berlebihan, tak perlu melakukan panic buying. Sebab, pembelian dalam jumlah berlebihan akan makin mendistorsi pasar.
Sebelumnya, Dampak virus corona ternyata membuat masyarakat berbondong-bondong memborong masker. Permintaan pasar yang naik tajam ini pun turut mengerek harga masker.
Masker jenis Duckbill Merek SENSI yang harganya naik jadi Rp 350 ribu per kotak. Foto: Dok. Ema Fitriyani
Di Pasar Pramuka, Jakarta misalnya, harga masker makin melambung. Satu kotak masker N95 kini dibanderol seharga Rp 1,5 juta. Padahal pada kondisi normal, masker kualitas wahid ini dijual seharga Rp 200-an ribu.
ADVERTISEMENT
Sedangkan masker merek Sensi yang paling banyak dicari, kini harganya tembus Rp 200.000 satu kotak isi 50 pcs. Padahal harga normal, masker ini hanya dibanderol Rp 25.000 sampai Rp 30.000 per kotak.
Yang lebih fantastis ada juga masker merek 3M yang kini harganya tembus Rp 3 juta per kotak isi 20 lembar masker. Masker yang konon bisa menghalau partikel debu halus ini pun stoknya juga tak cukup banyak.