YLKI soal Rencana Kenaikan Pertalite: Tamparan Bagi Ekonomi Masyarakat

24 April 2022 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melayani pengisian BBM jenis Pertalite di SPBU 74.931.04 Tapak Kuda, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (12/4/2022). Foto: Jojon/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melayani pengisian BBM jenis Pertalite di SPBU 74.931.04 Tapak Kuda, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (12/4/2022). Foto: Jojon/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menganggap rencananya pemerintah menaikkan harga Pertalite bukan kebijakan yang tepat. Pengurus Harian YLKI, Agus Suyatno, mengatakan saat ini kondisi konsumen atau masyarakat masih susah salah satunya karena kenaikan harga minyak goreng.
ADVERTISEMENT
“Rencana pemerintah ingin menaikkan harga Pertalite, merupakan tamparan atau bahkan sebagai teror ekonomi bagi masyarakat yang kondisi ekonominya belum benar-benar sehat setelah dihantam oleh kenaikan sejumlah komoditas. Termasuk minyak goreng yang sampai saat ini belum terkendali,” kata Agus saat dihubungi, Minggu (24/4).
Agus mengungkapkan dampak kenaikan Pertalite bisa saja berpotensi membuat inflasi menjadi tinggi. Sebab, kata Agus, tingkat pemakaian Pertalite mencapai 76 persen.
“Ini akan memukul daya beli konsumen dan membuat benteng pertahanan ekonomi masyarakat akan jebol,” ujar Agus.
Agus menjelaskan sejauh ini Pertalite juga digunakan oleh mayoritas angkutan umum. Sehingga dengan menaikkan Pertalite bakal berdampak pada biaya transportasi di masyarakat.
Untuk itu, Agus mendorong pemerintah mencari jalan keluar yang lebih cerdas. Sehingga masyarakat tidak dikorbankan dengan naiknya harga Pertalite.
ADVERTISEMENT
“Jangan hanya mekanisme pasar sebagai jargon untuk menaikkan tarif atau harga. Negara harus hadir untuk membela ekonomi masyarakat. Sebab jika hanya tunduk pada mekanisme pasar, lantas apa fungsi dari negara?” tutur Agus.

Jika Pertalite Tak Naik, Pemerintah Harus Tambah APBN Rp 300 Triliun

Pegawai SPBU Pertamina melayani penjualan BBM jenis Pertalite, Minggu (3/4). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Pemerintah telah memberikan sinyal untuk menaikkan harga BBM jenis Pertalite. Sebab, jika kebijakan itu tidak diambil maka akan membebani keuangan negera.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan subsidi energi dalam APBN akan membengkak. Dia mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan kenaikan harga Pertalite saat ini.
"Nanti tunggu saja lah, kita masih mengevaluasi karena sekarang harga minyak mentah dunia tinggi di atas USD 100 (per barel)," ujarnya di SPBU Pertamina Km 62B Tol Jakarta-Cikampek, Jumat (22/4).
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi beban APBN, dia menilai kenaikan harga Pertalite akan dilakukan sehingga menanggung kenaikan subsidi energi di tengah lonjakan harga komoditas.
"Kalau di atas USD 100 itu dampaknya sama anggaran kita APBN harus nambah Rp 300 triliun lebih," tuturnya.
Arifin pun mengimbau agar masyarakat tertib dan hemat mengkonsumsi energi terutama yang bersubsidi, untuk membantu beban pemerintah.