YLKI Terima Banyak Aduan Soal Jaringan Internet 'Byar Pet' Selama Pandemi

14 Januari 2021 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua harian YLKI, Tulus Abadi.
 Foto: Dok. Nesia Qurrota A'yuni
zoom-in-whitePerbesar
Ketua harian YLKI, Tulus Abadi. Foto: Dok. Nesia Qurrota A'yuni
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melaporkan selama masa pandemi, telekomunikasi menjadi salah satu sektor yang banyak menerima komplain dari masyarakat. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan dari keseluruhan pengaduan yang masuk ke YLKI, sebanyak 8,30 persennya merupakan aduan tentang layanan telekomunikasi. Aduan ini meningkat seiring pemakaian internet yang juga naik selama pandemi.
ADVERTISEMENT
“Nah juga tentu saja dalam konteks ini adalah pemakaian internet yang karena aktivitas WFH atau aktivitas lain jadi mengalami kenaikan. Ketika terjadi peningkatan pemakaian internet tapi juga ada pengaduan-pengaduan,” ujar Tulus dalam Webinar CEO Forum Kompas, Kamis (14/1).
Adapun pengaduan yang disampaikan konsumen berkaitan dengan mobile broadband atau fixed broadband tentang keandalan stabilitas koneksi dan jaringan yang belum merata ke seluruh Indonesia.
“Ya walaupun tadi Indihome sudah berhasil dimerahkan tetapi untuk area-area isolated masih banyak yang belum bisa dimerahkan sehingga masih harus banyak sambungan,” ujarnya.
Menurut Tulus tingginya pengaduan ini artinya menunjukkan ada layanan yang kurang memuaskan bagi konsumen. Tulus pun mendorong pihak-pihak terkait termasuk operator untuk benar-benar memberikan perhatian khusus mengenai masalah ini.
Logo jaringan internet 4G LTE Telkomsel. Foto: Dok. Telkomsel
“Ada pengaduan-pengaduan yang signifikan yang masuk YLKI ini jadi pertanda bahwa ada sesuatu yang harus diselesaikan oleh regulator dan operator untuk memberikan pelayanan yang handal pada konsumen baik untuk pandemi saat ini ataupun ke depannya karena kita juga enggak tahu pandemi sampai kapan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi menurut Tulus, pengaduan masalah telekomunikasi cukup krusial karena relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Seperti diketahui, semenjak pandemi, masyarakat menjadi bekerja dari rumah bahkan anak-anak juga belajar dari rumah. Alhasil, jaringan internet saat ini jadi kebutuhan pokok.
Adapun dari keseluruhan aduan tentang telekomunikasi yang masuk ke YLKI, sebanyak 32 persennya komplain tentang jaringan internet. Kemudian sebanyak 20 persen aduan komplain mengenai potongan pulsa, 14 persen lainnya merupakan aduan tentang sistem tagihan dan 10 persen lain-lain.
Selain itu, pengaduan tentang paket data, pemotongan kuota, dan sistem transaksi masing-masing 6 persen. Sisanya sebanyak 4 persen mengadu soal jaringan instalasi dan 2 persen lainnya tentang layanan pengaduan.
“Operator mohon diperhatikan. Pengaduan yang masuk di lembaga kami ini bukan hanya dari Indihome tapi seluruh operator itu 32 persen itu menyangkut jaringan internet yang dialami oleh konsumen telekomunikasi. Ini jadi pengaduannya masalah diskoneksi jaringan yang naik turun dan lain sebagainya,” tandasnya.
ADVERTISEMENT