Zulhas: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan D-8

12 Juni 2024 7:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam pertemuan D-8 di Turki. Dok: Kemendag
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam pertemuan D-8 di Turki. Dok: Kemendag
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) mengajak negara anggota D-8 untuk meratifikasi dan mengimplementasikan Preferential Trade Agreement (PTA) D-8. Hal ini untuk mencapai target perdagangan yang telah ditetapkan.
ADVERTISEMENT
"Perdagangan antarnegara anggota D-8 kini mencapai USD 170 miliar. Kita sepakat target perdagangan intra-regional D-8 dapat meningkat hampir tiga kali lipat—menjadi USD 500 miliar—pada tahun 2030, untuk itu PTA D-8 memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ambisius ini," ujar Zulhas.
Hal itu diungkapkan Mendag yang juga Ketua Umum PAN itu dalam pertemuan informal tingkat Menteri Perdagangan D-8 di Istanbul, Turki, Selasa (11/6).
Dalam forum itu, Zulhas juga mengumumkan bahwa Indonesia telah memulai implementasi PTA pada tanggal 1 Juni 2024.
"Karena Indonesia telah mengambil langkah signifikan tersebut, saya mengundang negara-negara anggota D-8 lainnya untuk mempercepat pelaksanaan proses ratifikasi di dan bergabung dengan PTA," ujar Zulhas.
Lebih lanjut, Zulhas menjelaskan, telah ditandatangani secara bersama Protokol Mekanisme Penyelesaian Sengketa (DSM) merupakan elemen penting untuk memfasilitasi implementasi D-8 PTA.
Pertemuan D-8 di Istanbul, Turki.
"Untuk itu, saya dengan senang hati menyampaikan dukungan Indonesia agar PTA D-8 dapat berjalan efektif, salah satunya yaitu dengan cara menyepakati protokol DSM. Mekanisme Penyelesaian Sengketa ini penting untuk membangun rasa saling percaya dan mekanisme penyelesaian sengketa dagang di antara negara-negara anggota D-8," ujar Zulhas.
ADVERTISEMENT
Zulhas meyakini implementasi D-8 PTA akan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan dunia usaha. Namun, Indonesia juga menginginkan agar D-8 mengambil inisiatif yang lebih strategis.
"Untuk mendukung hal tersebut, Indonesia bersiap menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri perdagangan D-8 tahun depan," ujar Zulhas.
D-8 atau Developing 8 Countrie mencakup delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam. Delapan anggotanya mencakup Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki.