Zulhas soal Beras: Enggak Enak Impor, Tapi Harus!

8 Desember 2022 20:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penganugerahan Good Design Indonesia oleh Mendag Zulhas di PPEJP, Kamis (8/12/2022). Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penganugerahan Good Design Indonesia oleh Mendag Zulhas di PPEJP, Kamis (8/12/2022). Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah tahun ini memutuskan untuk importasi 200 ribu ton beras. Pasokan itu untuk memenuhi beras Bulog yang masih kurang dari target akhir tahun 1,2 juta ton.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan keputusan itu mau tidak mau harus diambil. Dia menyebut, seharusnya dari data yang ada, Indonesia surplus 7 juta ton beras, namun pasokan beras di Bulog untuk stabilitas beras di tanah air jumlahnya masih sedikit.
Nantinya, beras impor tersebut diharapkan dapat meredam harga beras yang akhir-akhir ini melonjak.
"Akhirnya diputuskan walau kurang enak, kita harus beli persediaan beras di luar negeri sehingga harga pasar bisa terkendali," kata Zulhas pada acara rilis survei nasional bertajuk 'Proyeksi Ekonomi Politik Nasional, Kamis (8/12).
Calon pembeli melihat berbagai jenis beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jatinegara, Jakarta, Senin (7/11/2022). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Adapun 200 ribu ton beras ini adalah bagian dari 500 ribu ton opsional impor yang diputuskan di dalam rakortas sebelumnya. Sisanya, 300 ribu ton akan diputuskan melihat perkembangan produktivitas beras nasional sebelum musim panen tahun depan.
ADVERTISEMENT
"Tidak mudah mengambil keputusan karena sudah 2 tahun enggak impor beras. Tetapi ini harus dilakukan karena data kita memang surplus 7 juta, tapi stok Bulognya ada tapi enggak banyak," kata dia.
Keputusan impor ini juga mempertimbangkan kondisi pangan di dalam negeri. Pasalnya Zulhas mengatakan, bila cadangan beras pemerintah menipis akan mengganggu stabilitas beras dalam negeri. Keputusan ini, kata Zulhas, diambil setelah pemerintah rapat hingga 4 kali.
"Kalau stok Bulog enggak banyak itu bisa terganggu. Kita 3-4 kali rapat, harga beras paling tinggi Rp 8.000, jadi betapa detail pekerjaan," pungkas dia.