5 Momen Sepak Bola Paling Ikonik 1 Dekade Terakhir: Ada Comeback Liverpool

30 Juli 2021 17:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stadion Luzhniki Stadium seusai Piala Dunia 2018. Foto: Michael Dalder/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Stadion Luzhniki Stadium seusai Piala Dunia 2018. Foto: Michael Dalder/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sepak bola disebut sebagai "permainan yang indah" oleh beberapa penggemarnya. Tentu sebutan tersebut tidak hadir begitu saja, melainkan karena suatu alasan.
ADVERTISEMENT
Sepak bola diklaim bisa menjadi sumber kegembiraan, tetapi juga bisa memberikan momen yang memalukan. Sepak bola juga selalu dimeriahkan dengan peristiwa bersejarah dari kehebatan para pemainnya.
Sepak bola tidak kekurangan momen luar biasa tak terlupakan pada setiap dekadenya. Bahkan, sebagian momen tersebut terukir dengan tinta emas.
Dunia boleh jadi masih mengingat comeback kemenangan Liverpool atas AC Milan di final Liga Champions 2004/05 di Istanbul. Ada lagi kisah Manchester United pada final Liga Champions 1998/99 melawan Bayern Muenchen.
Penonton di Final Euro 2020 antara Italia vs Inggris di Stadion Wembley, London, Inggris Minggu (11/7). Foto: Facundo Arrizabalaga/Reuters
Momen-momen yang mirip seperti itu masih sering terjadi dalam satu dekade terakhir. Dan, berikut kumparan sajikan 5 momen ikonik tersebut, dikutip dari Sportskeeda.

1. Comeback Liverpool vs Barcelona (2019)

Pada Mei 2019, dalam perjalanan untuk memenangi Liga Champions, Liverpool menampilkan salah satu kemenangan comeback paling 'mustahil' dalam sejarah sepak bola. The Reds sempat menyerah 0-3 di Camp Nou melawan Barcelona.
Suasana pertandingan Liverpool vs Barcelona. Foto: REUTERS/Phil Noble
Di Anfield, Divock Origi membuka skor untuk tim asuhan Juergen Klopp pada menit ketujuh. Lalu, di babak kedua, Liverpool benar-benar bangkit layaknya tentara perang yang membumihanguskan lawannya. Georginio Wijnaldum sukses mencetak dua gol dalam 122 detik.
ADVERTISEMENT
Beberapa menit kemudian, Trent Alexander-Arnold melumpuhkan pertahanan Barcelona dengan tendangan sudut cepat yang mengejutkan. Origi kemudian mencetak gol dan Liverpool bertahan untuk membalikkan defisit 0-3 dari leg pertama menjadi kemenangan 4-0 di leg kedua.
Anfield meledak bak dinamit yang meratakan gunung ketika peluit akhir dibunyikan. Mereka kembali ke final untuk menebus kekalahan dari Real Madrid di musim sebelumnya.

2. Cristiano Ronaldo dan Portugal juarai Euro 2016

Cristiano Ronaldo adalah salah satu alasan dibalik kemenangan Portugal di Euro 2016. Dia mencetak tiga gol dan memberikan tiga assist dalam enam penampilan saat mereka lolos ke final melawan Prancis.
Sayang, CR7 dipaksa keluar lapangan pada menit kesembilan akibat berbenturan dengan Dimitri Payet. Kondisi Ronaldo semakin memburuk dan tidak bisa melanjutkan permainan. Dia memaksakan diri untuk melanjutkan permainan selama beberapa menit sampai terjatuh kesakitan dan menangis saat dibawa keluar lapangan.
ADVERTISEMENT
Portugal kemudian berhasil memenangi pertandingan di perpanjangan waktu berkat tendangan jarak jauh yang luar biasa dari Eder dengan lebih dari 10 menit tersisa.
Meski cedera, Ronaldo tetap berada di area teknis dan terus mendorong rekan satu timnya untuk memberikan segalanya. Dia bahkan mengarahkan timnya jauh lebih semangat daripada pelatihnya, Fernando Santos. Gairahnya mengilhami Portugal untuk menyelesaikan pekerjaan dengan gelar juara Euro 2016.

3. Jerman memenangi Piala Dunia 2014

Mesut Oezil saat bermain di Timnas Jerman pada pertandingan Piala Dunia 2014 di Brazil. Foto: ADRIAN DENNIS / AFP
Jerman selalu menjadi kekuatan terbesar dalam sepak bola. Die Mannschaft menurunkan salah satu tim terkuat di Piala Dunia 2014. Mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan sejak awal.
Jerman memulai pertandingan Piala Dunia mereka dengan kemenangan 4-0 atas Portugal. Namun, setelah ditahan imbang Ghana 2-2, mereka kemudian mengalahkan Amerika Serikat 1-0. Mereka mengalahkan Aljazair dan Prancis untuk melaju ke semifinal.
ADVERTISEMENT
Di sanalah Jerman benar-benar menjelma sebagai tim dengan kekuatan monster. Mereka mencabik-cabik Brasil 7-1!
Bahkan, hingga sekarang, itu masih menjadi peristiwa tergelap dalam sejarah sepak bola Brasil. Jerman kemudian diadu melawan Argentina di final. Lionel Messi yang sedang dalam performa terbaiknya terus menciptakan peluang . Namun, La Albiceleste terus gagal mencetak gol.
Pertandingan tampaknya ditakdirkan untuk diputuskan melalui adu penalti. Namun, pemain pengganti, Andre Schuerrle dan Mario Goetze, bergabung pada menit 113. Dan, Goetze kemudian mencetak gol kemenangan Jerman.

4. Prancis menjuarai Piala Dunia 2018

Lucas Hernandez dan trofi Piala Dunia 2018. Foto: REUTERS/Christian Hartmann
Didier Deschamps membimbing tim muda Prancis meraih kemenangan Piala Dunia 2018. Les Bleus menikmati performa dominan di turnamen tersebut.
Performa mereka pada awalnya sempat diragukan. Namun, seiring berjalannya waktu, pertandingan demi pertandingan, performa mereka semakin bagus.
ADVERTISEMENT
Semua orang berkontribusi dengan sama rata di tim. Antoine Griezmann dan Kylian Mbappe menampilkan performa spektakulernya di turnamen. Olivier Giroud, meski tidak mencetak gol di turnamen tersebut, sukses memainkan peran penting di lini depan.
Duo lini tengah ikonik, N'Golo Kante dan Paul Pogba, menjelma menjadi kekuatan super yang memporak-porandakan pertahanan lawan.
Raphael Varane dan Samuel Umtiti sangat tangguh di pertahanan. Bek kanan muda Benjamin Pavard mencetak gol turnamen dan bek kiri Lucas Hernandez adalah pemain dengan konsistensi performa paling mengagumkan di tim.
Hugo Lloris adalah aset terbaik yang dimiliki Prancis untuk menjadi tembok pertahanan terakhir bagi Prancis. Prancis mengalahkan Argentina 4-3 di babak 16 besar sebelum mengalahkan Uruguay 2-0 di perempat final.
ADVERTISEMENT
Mereka juga mengalahkan Belgia di semifinal berkat gol Samuel Umtiti. Mereka sejauh ini adalah tim terbaik di final. Mereka mengalahkan Kroasia 4-2.

5. Lionel Messi akhirnya membawa Argentina juara

Pemain Argentina Lionel Messi merayakan gelar juara Copa America 2021 mengalahkan Brasil di Estadio Maracana, Rio de Janeiro, Brasil. Foto: Amanda Perobelli/REUTERS
Fakta bahwa Lionel Messi tidak memenangkan trofi utama bersama Argentina selalu digunakan oleh para pencelanya sebagai alasan untuk tidak memberinya status The Greatest of All Time (GOAT).
Setelah kehilangan dua final Copa America dan sekali Piala Dunia dalam satu dekade terakhir, rasanya Messi semakin akrab dengan kekalahan. Namun, dia adalah pria yang pantang menyerah.
Akhirnya, Messi sukses di Copa America 2021. Bukan hanya membawa Argentina juara, La Pulga juga berada di peringkat paling atas semua daftar statistik individu di turnamen Amerika Latin.
ADVERTISEMENT
Messi kemudian memposting foto dengan Copa America di Instagram resminya. Foto tersebut kini menjadi yang paling disukai, yang diposting oleh seorang atlet, dalam sejarah media sosial.
ADVERTISEMENT
****