Ada Peran David Silva di Balik Kepindahan Emery ke Arsenal

6 Desember 2018 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unai Emery di tur pramusim Arsenal 2018. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Unai Emery di tur pramusim Arsenal 2018. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tadinya, Premire League tidak masuk hitung-hitungan Unai Emery. Namun, perjumpaan dan pembicaraan dengan David Silva mengubah keputusannya. Pada akhirnya, Emery menjejak ke Arsenal di awal 2018/19. Kepindahan ini juga berawal dari keputusan Paris Saint-Germain untuk tidak memperpanjang kontraknya.
ADVERTISEMENT
Silva tahu benar seperti apa kinerja Emery. Sebelum melatih PSG, Emery tercatat sebagai juru taktik Valencia sejak 2008 hingga 2012. Sementara, Silva juga pernah membela Valencia pada 2004 hingga 2010, setelah menghabiskan satu musim di Valencia B. Artinya, selama dua musim lamanya Silva berstatus sebagai anak didik Emery.
Di Valencia, Emery memang tidak pernah menjuarai apa pun. Namun, Emery bukannya tak pernah menyumbang apa pun. Ketika Emery datang, Valencia menutup musim 2007/08 di peringkat ke-10. Begitu Emery datang, Valencia bahkan bisa bertanding di Liga Europa.
Pada musim-musim berikutnya, Valencia mulai menunjukkan titik terang . Tiga musim berturut-turut Emery membawa timnya finis ketiga, di bawah Barcelona dan Real Madrid. Dalam dua musim terakhirnya, 2010/11 dan 2011/12, Emery bahkan berhasil mengantarkan Valencia menutup tiga besar tanpa diperkuat David Villa dan Silva.
ADVERTISEMENT
Epilog kisah Emery di Valencia cukup pelik. Para suporter tak terima karena timnya tak sanggup menjuarai apa pun. Kata orang-orang itu, para pemain tidak pernah bertanding dengan rasa hormat kepada identitas klub. Kesabaran Emery ada batasnya, ia angkat kaki pada 2012.
Perayaan Silva usai bobol gawang United. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan Silva usai bobol gawang United. (Foto: Reuters/Carl Recine)
Emery memang tidak menjelaskan mengapa di akhir musim lalu ia ada di Valencia. Yang jelas, pertemuan itu membantunya membulatkan tekad. Lucunya, Silva tidak menjadi satu-satunya pesepak bola yang menyarankan untuk berkarier di Inggris.
"Di akhir musim lalu, saya bertemu dengan Silva di salah satu elevator waktu saya ada di Valencia. Dia bilang kepada saya: Coach, kalau memang bisa, sebaiknya Anda pergi ke Inggris. Saya juga ingat cerita dulu waktu saya masih melatih di Valencia. Saat kiper kami waktu itu, Cesar (Sanchez) tiba ke Valencia setelah semusim di Tottenham (Hotspur), ia juga berkata kepada saya bahwa suatu hari, saya harus melatih di Premier League," jelas Emery kepada Radio Cadena Cope, dilansir ESPNFC.
ADVERTISEMENT
"Saya menerima banyak hal positif sejak hari pertama di Arsenal. Saya mendapatkan begitu banyak dukungan dari hari ke hari. Mereka sangat menghormati saya. Staf kepelatihan juga sangat senang bekerja di sini. Premier League adalah liga yang sangat kompetitif. Setiap tim memiliki kualitas yang baik dan saya menikmati kehidupan kehidupan di sini,"
Emery memang pantas mendapat dukungan dari seantero Emirates Stadium. Keberadaan sosok asal Spanyol ini tidak hanya memberikan Arsenal kemenangan demi kemenangan, tapi juga perubahan kultur tim.
Penampilan impresif ini tidak hanya mengantarkan Arsenal di posisi kelima klasemen sementara, tapi juga menjadikan Arsenal sebagai tim yang dihormati. Oke, Arsenal pernah menjadi tim yang menutup Premier League tanpa satu kekalahan pun. Namun, itu sudah lama, tepatnya pada 2003/04. Bila membicarakan Arsenal pada empat atau tiga musim terakhir, maka kita akan sampai pada pembicaraan Arsenal sebagai tim yang acap menjadi sasaran olok-olok.
ADVERTISEMENT
Selebrasi dari Pierre-Emerick Aubameyang. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi dari Pierre-Emerick Aubameyang. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
Kini, Arsenal kembali menyengat, keberadaannya acap menjadi ancaman. Di kompetisi Premier League 2018/19 saja, baru dua kali Arsenal menelan kekalahan, itu pun di dua pertandingan pembuka. Tiga belas laga setelahnya berakhir dengan sembilan kemenangan dan empat hasil imbang. Namun, ujian berat bagi Arsenal belum tuntas. Mereka masih harus mengejar ketertinggalan 10 angka dari pemuncak sementara, Manchester City.
Anak-anak asuh Josep Guardiola memang digdaya di kompetisi liga lewat keberhasilan mereka menutup 15 laga tanpa satu kekalahan pun. Bahkan City-lah yang memberikan Emery kekalahan pertama di Premier League. Di pekan perdana, Arsenal menelan kekalahan 0-2 dari City. Berkaca dari catatan ini saja, City memang layak buat diunggulkan sebagai tim yang bakal menutup musim dengan gelar juara.
ADVERTISEMENT
Menyoal peluang emas wakil Manchester Timur ini, Emery memilih untuk tak bersikap naif. Ketimbang membusungkan dada dan berlagak tegar, ia lebih suka mengakui keunggulan tim yang kini dibela oleh anak asuhnya tadi, Silva.
"Guardiola membentuk tim yang luar biasa. Mereka memainkan sepak bola yang mengagumkan. Mereka membuktikan bahwa di Inggris, mereka adalah tim yang sulit untuk dikalahkan," jelas Emery.
Ya, begitulah, City memang tim perkasa. Seperti yang dikatakan Emery, mereka sulit buat dikalahkan. Namun, yang perlu diingat, Emery hanya mengatakan sulit--bukannya mustahil. Lagipula, buat apa juga ia hengkang ke Inggris jika percaya bahwa gelar juara adalah perkara yang tak mungkin?