Ada QPR dalam Tubuh Brighton, Calon Lawan City di Laga Penentuan

10 Mei 2019 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Davy Proepper (kiri) vs Sergio Aguero. Foto: Reuters/Hannah McKay
zoom-in-whitePerbesar
Davy Proepper (kiri) vs Sergio Aguero. Foto: Reuters/Hannah McKay
ADVERTISEMENT
13 Mei 2012, jantung sekitar 47.000 penonton yang memenuhi Stadion Etihad berdebar kencang. Kemenangan jadi harga mati bagi Manchester City untuk menggamit titel Premier League edisi 2011/12. Mereka dalam posisi yang tak aman saat itu--hanya unggul selisih gol atas Manchester United yang juga mengemas 86 poin.
ADVERTISEMENT
Kebetulan cuma Queens Park Rangers (QPR) yang jadi lawan City di pekan pemungkas itu, klub yang berada satu setrip di zona degradasi. City juga sukses mempermalukan klub asal London itu 3-2 pada perjumpaan pertama di Stadion Loftus Road.
See? Bisa dibayangkan betapa tiga angka adalah raihan yang mudah bagi pasukan Roberto Mancini kala itu.
Namun, debar jantung para penggemar City makin meningkat setelah Wayne Rooney menjebol gawang Sunderland di menit 20. Artinya, makin besar saja beban Vincent Kompany dan kawan-kawan untuk menang.
Pablo Zabaleta memang sempat membuat City unggul dan menutup babak pertama dengan skor 1-0. Namun, QPR tampil di luar dugaan dan berhasil membalikkan keadaan di pertengahan babak kedua, via Djibril Cisse serta James Mackie. Padahal, mereka cuma bermain dengan 10 orang usai Joey Barton diusir wasit di menit 55.
ADVERTISEMENT
Gol Edin Dzeko di injury time belum cukup untuk memenangkan City. Ya, hingga menit 90+2 mereka masih bermain imbang 2-2. Sementara di tempat lain, United dipastikan meraih poin penuh setelah unggul 1-0 atas Sunderland.
Saat itulah keajaiban muncul. Setelah menerima umpan Mario Balotelli, Sergio Aguero melewati terjangan Taye Taiwo lalu menceploskan bola ke arah tiang dekat gawang yang dijaga Paddy Kenny.
Manchester City merayakan gelar juara. Foto: Carl Recine/Reuters
Etihad Stadium bergemuruh. Para suporter berhamburan ke lapangan usai pertandingan. Selain didapat secara dramatis, gelar juara Premier League ini juga tergolong spesial karena menjadi jawaban atas penantian 44 tahun lamanya. Makin komplet karena United yang berhasil mereka tumbangkan dari perburuan gelar. Sejak musim itu, Manchester perlahan mulai membiru.
ADVERTISEMENT
Tujuh musim berselang, setelah dua gelar tambahan, City menemui skenario nyaris serupa. Mereka diwajibkan bertarung hingga pekan terakhir Premier League. Kali ini Liverpool yang jadi penantangnya, menguntit satu angka di belakang City yang kini berada di puncak klasemen dengan koleksi 95 poin.
Di satu sisi, Liverpool mengemban tugas yang sulit karena bakal meladeni Wolverhampton Wanderers. Predikat mereka sebagai 'pembunuh raksasa' jadi alasannya. Buktinya, dua kali sudah Wolves menaklukkan Liverpool dalam tiga kesempatan terakhir.
Para pemain Brighton and Hove Albion merayakan gol Glenn Murray ke gawang Arsenal. Foto: REUTERS/Hannah McKay
Bandingkan dengan City yang hanya akan bersua Brighton and Hove Albion di pekan terakhir. Oh, ya, perlu diketahui bahwa Brighton kini berada di posisi 17 klasemen sementara, identik dengan posisi QPR 2012 silam.
ADVERTISEMENT
Raheem Sterling dan kawan-kawan jauh diunggulkan karena selalu keluar sebagai pemenang dalam empat perjumpaan terakhir. Namun, bukan berarti mengalahkan The Seagulls adalah perkara yang mudah. City bahkan kudu bersusah payah untuk mengalahkan mereka di partai puncak Piala FA bulan lalu. Ya, cuma sebiji gol yang mereka lesakkan pada laga di Wembley itu.
Brighton juga tengah dalam kepercayaan diri tinggi setelah menahan imbang Arsenal 1-1, sekaligus memupus lawannya itu finis di empat besar. So, bukan tak mungkin Brighton bakal mematahkan harapan City juga pada Minggu (12/5/2019).