Alphonso Davies: Bertahan Oke, Menyerang pun Oke

26 Februari 2020 6:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Alphonso Davies saat Bayern Muenchen melawan Chelsea. Foto: Eddie Keogh/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Alphonso Davies saat Bayern Muenchen melawan Chelsea. Foto: Eddie Keogh/REUTERS
ADVERTISEMENT
Alphonso Davies lagi-lagi membuktikan bahwa Hansi Flick mengambil keputusan tepat karena terus memainkannya sebagai seorang full-back kiri di Bayern Muenchen. Menghadapi Chelsea di Liga Champions, Rabu (26/2/2020), Davies tampil menggila.
ADVERTISEMENT
Kegilaan tersebut dia tunjukkan lewat dua aspek utama seorang full-back sekaligus: Menyerang dan bertahan. Dua hal itu berperan penting terhadap hasil yang Bayern peroleh. Di laga ini Bayern menang dengan skor 3-0 atas Chelsea.
Satu dari tiga gol Bayern berasal dari aksi Davies. Usai bekerja sama dengan Philippe Coutinho di sisi kiri, Davies berlari melewati dua pemain sekaligus. Dia lantas mengakhirinya lewat umpan yang disambut nyaman oleh Robert Lewandowski.
Aksi Alphonso Davies saat Bayern Muenchen melawan Chelsea. Foto: Toby Melville/REUTERS
Itu dari aspek menyerang. Soal bertahan, Davies tak kalah jago. Inilah yang membuat Mason Mount berulang kali tak berkutik tiap kali menekan via sisi kanan. Bagaimana pun pergerakannya, ada sosok Kanada bernama Davies yang menghalau.
Duel antara dua pemain itu salah satunya terjadi di menit ke-47. Saat itu Mount berada di depan Davies, tetapi nama terakhir berhasil mengejar dan menahan laju Mount. Tetap berujung peluang, sih, tetapi dari sana terlihat kekokohan sosok Davies.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang membuat Davies mampu melakukan aksi-aksi demikian adalah kecepatan dan atletism yang dia miliki. Walau begitu, Davies tak mencapai performa terbaik dengan cepat sejak menjadi seorang full-back.
Hansi Flick dipertahankan Bayern Muenchen setidaknya sampai Natal 2019. Foto: Reuters/Andreas Gerbert
Perubahan Davies sendiri terjadi saat Bayern masih dilatih Niko Kovac. Mula-mula, dia dikenal sebagai full-back yang tak tahu cara bertahan. Bukan hal aneh mengingat posisi murni Davies adalah penyerang sayap.
Suatu kali dia tampak menekel 'angin'. Kali lain, Davies telat mundur ke belakang setelah melakukan serangan. Satu lagi, Davies juga cukup sering kehilangan bola di area pertahanan sendiri. Ini kerugian buat Bayern.
Namun, segala hal itu berubah sejak Hansi Flick menjadi pelatih kepala. Bersama Flick, Davies menjadi satu dari sejumlah pemain Bayern yang mengalami perkembangan super pesat, khususnya dari aspek bertahan.
ADVERTISEMENT
Pada dua laga perdana di bawah Flick saja, misalnya, Davies berperan penting terhadap kokohnya pertahanan Bayern. Waktu itu, tak sekali pun Bayern menerima tembakan mengarah ke gawang, yakni kala melawan Olympiacos dan Borussia Dortmund.
Performa apik tersebut lantas Davies teruskan pada laga-laga berikutnya, termasuk melawan Chelsea. Di laga ini dia mencatatkan 2 umpan kunci, 6 dribel sukses, serta memenangi 8 dari 10 duel dengan pemain Chelsea.
Secara keseluruhan, Davies telah membukukan delapan assist dan satu gol di seluruh kompetisi bersama Bayern musim ini. Angka-angka ini jelas akan bertambah jika Davies tak berhenti menunjukkan performa ciamiknya.