Alvaro Morata di Tangan Andrea Pirlo: Bomber Utama atau Pelapis Ronaldo?

23 September 2020 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alvaro Morata di Juventus. Foto: ALBERTO PIZZOLI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Alvaro Morata di Juventus. Foto: ALBERTO PIZZOLI / AFP
ADVERTISEMENT
Alvaro Morata resmi bergabung dengan Cristiano Ronaldo dan kolega dalam skuat Juventus asuhan Andrea Pirlo untuk musim 2020/21. Mampukah dia sering-sering tampil sebagai starter?
ADVERTISEMENT
Juventus bukanlah klub yang asing bagi Morata. Dahulu, pemain yang kerap bermain sebagai striker murni di pos nomor 9 itu pernah membela Bianconeri selama 2014-2016.
Transfermarkt mencatat, dari 93 laga lintas ajang, Morata mencetak 27 gol dan 18 assist untuk Juventus selama periode tersebut. Namun, si alumnus akademi Real Madrid sering dijadikan pemain pengganti selama diasuh Massimiliano Allegri.
Pada musim 2014/15, Allegri lebih suka memainkan Carlos Tevez atau Fernando Llorente sebagai starter. Walau begitu, jumlah gol Morata (yang 24 kali main jadi pengganti dari 46 laga) lebih banyak ketimbang pemain yang disebut kedua: 15 gol vs 9 gol.

Alvaro Morata suka cetak gol di laga penting Juventus

Alvaro Morata di Juventus. Foto: TIZIANA FABI / AFP
Musim berikutnya, Tevez dan Llorente hengkang, tetapi Morata tetap tak menjadi pilihan pertama. Pelatih asal Italia itu punya striker favorit baru: Paulo Dybala dan Mario Mandzukic.
ADVERTISEMENT
Kedua nama di atas masing-masing mencetak total 23 dan 13 gol sepanjang musim 2015/16. Morata, yang juga harus bersaing dengan Simone Zaza, hanya mencetak 12 gol dari 47 laga (26 kali jadi starter).
Meski begitu, sepanjang periode pertamanya membela Juventus, Morata suka mencetak gol di laga-laga penting: Final Liga Champions (1 gol), Derbi Turin (2 gol), vs Inter (4 gol), vs AC Milan (2 gol), vs Fiorentina (1 gol), vs Napoli (1 gol).
Si striker asal Spanyol juga pernah menjadi bintang kemenangan Juventus atas Real Madrid di semifinal Liga Champions 2014/15. Dia mencetak gol di laga kandang dan tandang, memuluskan langkah 'si Nyonya Tua' ke final, walau akhirnya kalah dari Barcelona.
ADVERTISEMENT

Alvaro Morata si spesialis supersub

Alvaro Morata di Juventus. Foto: MARCO BERTORELLO / AFP
Intinya, dulu, ketika Juventus sedang butuh gol, Morata bisa menghadirkannya. Supersub.
Sebenarnya, di klub lain pun, Morata juga lebih sering dijadikan supersub. Selama di Real Madrid, dirinya berada di bawah bayang-bayang Karim Benzema dan Gonzalo Higuain.
Atletico Madrid juga sebenarnya lebih suka memainkan Diego Costa sebagai penyerang murni. Hanya, sepanjang musim lalu, eks bomber Chelsea itu sering cedera dan Diego Simeone akhirnya percaya pada Morata, yang bermain apik dan mencetak gol penting kala El Atleti menyingkirkan Liverpool di Liga Champions.
Omong-omong soal Chelsea, Morata pernah jadi striker utama Chelsea, lho. Namun, karena performanya yang tak konsisten, akhirnya dia dilengserkan dari starting line up.

Alvaro Morata vs Cristiano Ronaldo

Pelatih Juventus Andrea Pirlo dan Cristiano Ronaldo usai pertandingan melawan Sampdoria pada lanjutan Serie A Italia di Stadion Allianz, Turin, Italia. Foto: Massimo Pinca/REUTERS
Dalam laga debut Pirlo sebagai pelatih Juventus, Ronaldo dipercaya turun sebagai penyerang utama dalam pakem 3-5-2 (3-4-1-2). Dejan Kulusevski ditunjuk sebagai pemain yang berdiri di belakang si putra Madeira.
ADVERTISEMENT
Pemain Swedia itu sejatinya adalah gelandang serang, tetapi Pirlo menjadikannya sebagai second-striker dalam laga kontra Sampdoria di pekan perdana Liga Italia 2020/21. Hasilnya, Juventus menang 3-0, Ronaldo dan Kulusevski mencetak gol.
Nah, Morata tak bisa bermain seperti Kulusevski. Di sisi lain, sayang betul jika Ronaldo di-Kulusevski-kan untuk memberi pos nomor 9 pada Morata.
Ditambah lagi, meski Ronaldo telah menunjukkan tanda-tanda penurunan performa, seyogianya dia belum 'habis'. Musim lalu, jebolan akademi Sporting CP itu adalah top skor Juventus dan dia masih menunjukkan tajinya dengan mencetak brace dalam laga Portugal vs Swedia di UEFA Nations League.
Namun, laga Juventus vs Sampdoria di atas barulah satu laga. Jika ke depannya Pirlo memakai skema empat bek, pakem 4-3-3 misalnya, ada harapan Morata tak perlu bersaing dengan Ronaldo.
ADVERTISEMENT
Sebab, dalam formasi seperti itu, Ronaldo bisa bermain lebih melebar, sedangkan Morata di tengah. So, mereka bisa main bareng dalam satu line up. Jika tetap dengan tiga bek, Morata harus berusaha keras agar tak cuma jadi pemain pengganti.
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.