Ambisi PSM Makassar Revans atas Becamex untuk Menjejak Partai Final
ADVERTISEMENT
Penggawa PSM Makassar dipastikan akan memanggul beban di pundak mereka manakala menghadapi wakil Vietnam, Becamex Binh Duong, dalam leg kedua semifinal zona ASEAN AFC Cup 2019.
ADVERTISEMENT
Hal itu tak lepas dari hasil leg pertama yang berlangsung dari Go Dau Stadium pekan lalu ketika PSM menelan kekalahan dengan skor tipis 0-1. Nguyen Tien Linh jadi pencetak gol tunggal kemenangan Becamex di laga tersebut usai memanfaatkan umpan matang Le Tan Tai pada menit 80.
Alhasil, agar lolos ke babak final, PSM pun minimal harus unggul dua gol atas Becamex dalam laga yang berlangsung di Stadion Pakansari, Rabu (26/6/2019). Sebuah misi yang tidak mudah memang.
Meski demikian, Darije Kalezic selaku pelatih PSM mengungkapkan bahwa itu bukanlah sesuatu yang sulit. Apalagi, ia mengaku sudah mengantongi kelemahan dan kelebihan Becamex.
"Setelah laga leg pertama kami tahu apa yang harus kami lakukan. Di pertandingan pertama, Becamex memberikan kesan yang bagus untuk kami. Tapi, kami jadi tahu kualitas dan kelemahan mereka, dan besok kami akan coba untuk memanfaatkan hal tersebut," ujar Kalezic dalam sesi jumpa pers sebelum laga di Lorin Hotel, Sentul, Selasa (25/6).
ADVERTISEMENT
"Saya sebenarnya sudah tahu kekuatan Becamex, bahkan sebelum pertandingan kami melawan mereka di Vietnam. Setelah pertandingan di Vietnam, saya jadi semakin tahu kekuatan mereka," lanjutnya.
Becamex memang jadi salah satu tim yang patut disorot di ajang AFC Cup 2019. Mereka sukses lolos ke babak semifinal zona ASEAN dengan status runner-up terbaik, mengumpulkan 13 poin dari 6 laga di Grup G. Mereka juga berhasil mengalahkan wakil Indonesia lain di fase grup, yakni Persija Jakarta.
Namun, catatan PSM di ajang AFC Cup 2019 sejatinya lebih mentereng. Mereka berhasil lolos ke babak semifinal berbekal status juara Grup G usai mengalahkan tim-tim semacam Kaya-Iloilo (Filipina), Lao Toyota (Laos), serta finalis zona ASEAN AFC Cup 2018, Home United (Singapura).
ADVERTISEMENT
Menjelang laga, Kalezic mengaku sempat kesulitan dalam menjaga performa dari anak asuhnya. Tampil di tiga kompetisi berbeda--Liga 1, AFC Cup serta Piala Indonesia, membuat sosok yang pernah melatih Roda JC tersebut kelabakan menjaga kondisi fisik anak asuhnya.
"Kami tahu bahwa jadwal kami lebih padat dibandingkan kontestan Liga 1 yang lain. Apalagi, para pemain Indonesia itu kebugarannya tidak bisa dipaksakan, tidak bisa main sekali dalam empat hari di tempat yang berbeda. Belum lagi kita harus menempuh perjalanan yang jauh, serta berkutat dengan suhu yang tinggi juga," ujar Kalezic.
"Sulit memang untuk mengatur hal-hal itu (kondisi fisik pemain). Maka, saya memuji para pemain saya yang sudah mau bekerja keras setiap hari, dan mendengarkan serta melakukan apa yang saya minta. Mudah-mudahan kami bisa melangkah lebih jauh lagi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT