Amerika Serikat dan Kepedihan Usai Gagal ke Piala Dunia 2018

11 Oktober 2017 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas sepak bola Amerika Serikat. (Foto: Luis ACOSTA / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas sepak bola Amerika Serikat. (Foto: Luis ACOSTA / AFP)
ADVERTISEMENT
27 Juli lalu, Tim Nasional (Timnas) sepak bola Amerika Serikat merayakan malam yang begitu indah. Di Levi's Stadium, California, Bruce Arena bersorak-sorai bersama para pemainnya di hadapan puluhan ribu suporter Amerika Serikat. Di malam itu mereka merayakan keberhasilan menjadi juara Piala Emas Concacaf 2017.
ADVERTISEMENT
Di laga itu, Amerika Serikat begitu menjanjikan. Jamaika yang menjadi lawan di partai final berhasil dikalahkan dengan skor 2-1. Penampilan Jozy Altidore dan kolega kemudian mendapat pujian, pun begitu dengan Bruce Arena sendiri yang berhasil mengembalikan gelar Piala Emas setelah di edisi sebelumnya lepas ke tangan Meksiko.
Tapi, hanya itu malam indah yang pantas diingat Bruce Arena, anak-anak asuhnya, dan publik Amerika Serikat. Karena sesudah malam di California itu, malam-malam mereka menjadi begitu suram.
Setelah final Piala Emas itu, ada empat laga kompetitif yang dihadapi Amerika Serikat. Semuanya datang dari ajang Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Utara (CONCACAF). Seusai meraih gelar, publik Amerika Serikat tentu berharap The Yanks bisa terus memberikan sukacita.
ADVERTISEMENT
AS meraih gelar Piala Emas Concacaf 2017. (Foto: Kyle Terada-USA TODAY Sports)
zoom-in-whitePerbesar
AS meraih gelar Piala Emas Concacaf 2017. (Foto: Kyle Terada-USA TODAY Sports)
Tapi di laga pertama setelah final, justru haru yang mereka dapat. Menghadapi Kosta Rika di kandang sendiri, Red Bull Arena, mereka justru keok 0-2. Kekalahan itu adalah kekalahan pertama Bruce Arena di edisi kedua melatih Amerika Serikat ini.
Di pertandingan berikutnya ketika harus bertandang ke Honduras, The Yanks harus kembali menelan hasil pahit. Kali ini, mereka ditahan imbang tuan rumah dengan skor 1-1. Kapabilitas Bruce dan anak-anak asuhnya untuk membawa Amerika Serikat lolos ke Piala Dunia 2018 pun mulai dipertanyakan.
Di partai ketiga, mereka berhasil menyingkirkan tanggapan miring itu. Kemenangan meyakinkan 4-0 atas Panama pada Jumat (6/10) lalu membuat publik Amerika Serikat yakin kalau tim sepak bola mereka bisa mendapatkan satu tiket ke Rusia. Tapi, keyakinan itu berubah usai mereka melewati malam terburuk di Ato Boldon Stadium, Couva.
ADVERTISEMENT
Menghadapi sang empunya stadion, Trinidad dan Tobago, Amerika Serikat takluk 1-2. Satu gol dari kaki bintang mereka, Christian Pulisic, mampu dibalas oleh gol yang diciptakan Alvin Jones dan gol bunuh diri Omar Gonzales. Bagi Bruce Arena, anak-anak asuhnya, dan publik Amerika Serikat, malam terasa begitu sesak dengan kekecewaan.
Malam itu adalah malam yang rasanya berbanding terbalik dengan yang mereka rasakan tiga bulan lalu di California. Bagi mereka semua, malam di Trinidad dan Tobago itu adalah salah satu malam paling buruk bagi mereka semua dan rasanya, tak perlu untuk diingat.
Pemain Amerika Serikat, Matt Besler. (Foto: Abraham Diaz / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Amerika Serikat, Matt Besler. (Foto: Abraham Diaz / AFP)
Pasalnya, malam itu adalah malam yang memastikan jika Amerika Serikat gagal melangkah ke Piala Dunia 2018. Kekalahan dari tuan rumah membuat The Yanks hanya bertengger di urutan enam klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona CONCACAF.
ADVERTISEMENT
Mereka tertinggal satu poin dari Panama yang lolos langsung ke Rusia dan dari Honduras yang mendapat jatah play-off. Ya, sebenarnya, Amerika Serikat hanya tinggal membutuhkan satu poin saja untuk terbang ke Rusia. Tapi sialnya, satu poin itu tak pernah mereka dapatkan.
Bagi mereka, ini adalah kegagalan pertama melangkah ke Piala Dunia setelah mereka selalu lolos sejak edisi 1986. Ini jelas memalukan karena sebenarnya, Amerika Serikat punya atribut untuk lolos. Bahkan melihat dari kualitas pemain, pelatih, sampai kompetisi, mereka lebih layak lolos jika dibanding misalnya dengan Panama.
Amerika Serikat punya nama-nama seperti Pulisic dan Altidore yang tengah on fire, juga punya pemain penuh pengalaman seperti Tim Howard dan Clint Dempsey. The Yanks tidak sedang kekurangan talenta. Namun, entah mengapa spirit tim ini memang kurang. Amerika Serikat kerap tak kepayahan menghadapi tim-tim yang sebenarnya bisa mereka atasi.
ADVERTISEMENT
Pulisic, bakat baru dari Amerika Serikt (Foto: Lintao Zhang/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Pulisic, bakat baru dari Amerika Serikt (Foto: Lintao Zhang/Getty Images)
Namun, inilah sepak bola dengan segala kejutannya dan Bruce Arena, anak-anak asuhnya, serta publik Amerika Serikat jelas tahu akan hal itu. Dan Amerika Serikat harus puas hanya menjadi penonton saat pesta sepak bola dengan segala keriuhannya dihelat di Rusia tahun depan.