news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Analisis: Dalam Waktu 12 Menit, Mourinho dan United Tunjukkan Tajinya

21 Oktober 2018 9:54 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain United merayakan gol. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain United merayakan gol. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
ADVERTISEMENT
Manchester United patut berbangga diri. Di Stamford Bridge, mereka menunjukkan taji sebagai salah satu tim tangguh Inggris, meski laga berakhir imbang.
ADVERTISEMENT
United menghadapi Chelsea dalam laga pekan kesembilan Premier League 2018/19 yang berlangsung di Stamford Bridge, Sabtu (20/10/2018) malam WIB. Diterpa oleh isu-isu buruk, terutama menyoal hubungan antara pelatih dan pemain yang merenggang, membuat United sempat diprediksi akan sulit menghadapi Chelsea yang tengah dalam performa apik di bawah asuhan pelatih baru mereka, Maurizio Sarri.
Hal itu pun tercermin dalam babak pertama. Permainan agresif yang diperagakan oleh Chelsea membuat United sulit mengembangkan permainan. Malah, mereka juga harus tertinggal pada menit 21 setelah Antonio Ruediger sukses membawa Chelsea unggul lewat sundulannya.
Saat harapan itu mulai sirna, pelatih United, Jose Mourinho, menunjukkan tajinya. Ia menerapkan metode yang pernah ia gunakan saat United menaklukkan Manchester City di ajang Premier League 2017/18. Jika dulu pelaku utamanya adalah Paul Pogba, maka sekarang Anthony Martial menjadi aktor sentral.
ADVERTISEMENT
United menutup babak pertama dengan perasaan gamang. Selain karena tertinggal, United juga kalah dari segi permainan. Namun, Mourinho tampaknya memegang teguh adagium bahwa sebuah pertandingan itu berjalan 2x45 menit, bukan 1x45 menit. Strategi baru disusun, babak kedua siap dihadapi.
Memasuki babak kedua, perubahan permainan ditunjukkan oleh United. Alih-alih memilih untuk diam di lini pertahanan dan menggunakan serangan balik sebagai jalan mencetak gol, Mourinho justru melakukan pendekatan yang cukup berani: menekan balik Chelsea yang gemar menekan mereka sejak awal laga.
Hal ini sebenarnya cukup riskan. Kemungkinannya ada dua: United mampu menyamakan kedudukan atau justru mereka akan semakin tertinggal. Tapi, Mourinho mau mengambil risiko. Apalagi, berdasarkan pengalamannya kala melawan City di Etihad musim lalu, strategi ini berbuah hasil positif bagi United.
ADVERTISEMENT
Proses gol Anthony Martial ke gawang Chelsea pada ajang Premier League 2018/19. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Proses gol Anthony Martial ke gawang Chelsea pada ajang Premier League 2018/19. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
Mourinho pun berjudi. Tapi, dia berjudi dengan cerdas. Dia tak menyuruh anak asuhnya menekan sembarangan. Para pemain United menekan, tapi dengan opsi membiarkan Chelsea menguasai bola di area-area tertentu. Area yang mereka incar adalah area tengah dan sepertiga akhir. Tekanan ini mereka lakukan dalam menit yang spesifik, yaitu menit 53 sampai 75, diiringi perubahan formasi dari 4-3-3 menjadi 4-1-4-1.
Sontak, tekanan kencang yang dilakukan United ini mengganggu build-up Chelsea, bahkan sedari para pemain Chelsea menguasai bola di lini pertahanan sendiri. Ternyata, gaya ini memang mirip dengan yang diterapkan Mou di pertandingan melawan City itu. Terutama, saat para pemain United menekan secara intens sejak babak kedua dimulai.
Di musim lalu, hasilnya sangat menggembirakan. United yang awalnya tertinggal 0-2 di babak pertama mampu berbalik menang dengan skor akhir 3-2. Dua gol tambahan yang dicetak oleh Paul Pogba ikut mengantarkan United merusak pesta juara City yang tadinya diperkirakan bahkan dilakukan di Etihad.
ADVERTISEMENT
Sekarang, Martial-lah yang 'menjadi' Pogba. Berkat dua gol yang dia cetak, Martial sukses membawa United yang awalnya tertinggal 0-1, berbalik menang 2-1. Strategi tekanan sporadis Mourinho ini sebenarnya sempat akan berakhir dengan kesuksesan. Sialnya, penyakit inkonsistensi melanda sehingga kemenangan yang sudah di depan mata sirna begitu saja.
Gol Ross Barkley di masa injury time yang membuyarkan kemenangan Manchester United di markas Chelsea pada pekan kesembilan Premier League 2018/19. (Foto:  Reuters/Andrew Couldridge)
zoom-in-whitePerbesar
Gol Ross Barkley di masa injury time yang membuyarkan kemenangan Manchester United di markas Chelsea pada pekan kesembilan Premier League 2018/19. (Foto: Reuters/Andrew Couldridge)
Sampai menit 75, semua terlihat baik-baik saja bagi United. Namun, menurunnya intensitas tekanan selepas menit 76 memberikan Chelsea kesempatan untuk menekan balik dan berujung pada gol Ross Barkley beberapa menit sebelum laga usai. Pertandingan pun berakhir imbang dengan skor 2-2.
Tapi, melihat permainan United yang seperti ini, para suporter dan Mourinho semestinya tak perlu khawatir. Masih banyak potensi yang bisa digali, asalkan strategi apik dan konsistensi menjadi dua prinsip yang diusung hingga laga usai
ADVERTISEMENT
Jelang menghadapi laga besar, seperti pertandingan melawan Juventus dan City, United belum kehilangan harapan. Hasil laga ini, setidaknya, mencerminkan bahwa taji Mourinho dalam menghadapi laga besar masih ada, bahkan hanya dalam rentang waktu 12 menit sekalipun.