Apa Arti Selebrasi Rasialis Arnautovic hingga Mulutnya Dibungkam David Alaba?

14 Juni 2021 16:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marko Arnautovic dari Austria (kanan) beraksi pada pertandingan Euro 2020 melawan Makedonia Utara di Arena Nasional, Bucharest, Rumania (13/6). Foto: Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Marko Arnautovic dari Austria (kanan) beraksi pada pertandingan Euro 2020 melawan Makedonia Utara di Arena Nasional, Bucharest, Rumania (13/6). Foto: Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
David Alaba membungkam mulut rekan setimnya, Marko Arnautovic, dalam laga Austria vs Makedonia Utara di Euro 2020, Minggu (13/6). Itu karena dirinya tidak senang dengan selebrasi yang dilakukan si striker Shanghai Port itu.
ADVERTISEMENT
Insiden tersebut terjadi usai Arnautovic mencetak gol pada menit ke-89 yang membawa Austria unggul 3-1 atas Makedonia Utara dalam laga Euro 2020 yang berlangsung di National Arena. Ia mengeluarkan ocehan rasialis tentang etnis Albania yang merupakan salah satu etnis terbesar di Makedonia Utara.
Jika ditelaah lagi, ada sebagian orang yang menyebut bahwa gerakan bibir Arnautovic mengandung kalimat, "Sialan ibu Albania-mu". Entah kepada siapa itu diucapkan, tetapi setidaknya ada satu pemain Makedonia Utara yang beretnis Albania, yakni Ezgjan Alioski.
Jadilah, Alaba langsung bereaksi dengan membungkam mulutnya. Sebab, ini merupakan isu sensitif yang juga berbau politik di wilayah Balkan.
Arnautovic sendiri adalah pemain dengan ayah seorang Serbia dan ibu asal Austria. Etnis Serbia dan etnis Albania memiliki konflik tersendiri.
ADVERTISEMENT
Sepanjang abad 20, etnis Albania dan etnis Serbia sering berseteru. Hasilnya, terjadilah sejumlah perang: Perang Balkan Pertama dan Perang Kosovo.
Pada Perang Balkan Pertama yang berlangsung selama 1912-1913, Serbia ingin memperluas wilayahnya ke Laut Adriatik. Namun, rencana itu mengancam eksisntensi Albania yang ingin berdiri sendiri.
Meski relasi Serbia dan Albania sempat akur di masa Perang Dunia II (Serbia saat itu bernama Yugoslavia), bahkan Federal Demokratik Yugoslavia adalah negara pertama yang mengakui pemerintahan baru Albania pada April 1945, konflik kembali terjadi di masa Perang Dingin.
Suporter sepak bola di Albania. Foto: Reuters/Florion Goga
Albania memutuskan hubungan dengan Yugoslavia karena ada rencana komunis untuk membuat federasi Balkan yang akan mencakup Yugoslavia, Albania, Rumania, Bulgaria, dan Yunani.
Isu panas lain antara kedua etnis ini adalah Perang Kosovo yang berlangsung selama 1998-1999. Perang ini antara polisi dan paramiliter Yugoslavia melawan paramiliter Albania Kosovo, yang berusaha memisahkan Kosovo dari Yugoslavia. Perang telah usai, tetapi ketegangan konflik masih ada hingga kini.
ADVERTISEMENT
Ada pula insiden kelam yang disebut "Pembantaian Meja". Ini adalah kejahatan perang Serbia terhadap warga sipil Albania selama Perang Kosovo yang terjadi di desa bernama Meja dan sekitarnya yang terletak di Distrik Gjakova, yang kini masuk wilayah negara Kosovo.
Warga sipil Albania diculik dari konvoi pengungsi di sebuah pos pemeriksaan di Desa Meja. Pria dan anak laki-laki dipisahkan dan mereka dieksekusi di tepi jalan. Ini dianggap sebagai pembantaian terbesar selama Perang Kosovo.
Ilustrasi Perang Foto: Wikimedia Commons
Oleh karena ketegangan rasial antara Serbia dan Albania masih berlangsung sampai sekarang, tak pelak isu tersebut masuk ke berbagai ranah, tak terkecuali sepak bola. Sebelum insiden di Euro 2020, ada pula kejadian yang terjadi di kualifikasi Euro 2016.
ADVERTISEMENT
Pada 14 Oktober 2014, laga Serbia vs Albania di Belgrade dihentikan setelah beberapa insiden di dalam dan di luar lapangan. Fans Serbia meneriakkan "Bunuh, bunuh orang Albania" dan melemparkan suar serta benda lain ke lapangan.
Pada saat itu, ada pula spanduk nasionalis Albania dengan gambar Albania Raya muncul di lapangan. Laga ini akhirnya dihentikan dan diputuskan bahwa Albania dihadiahi kemenangan 3-0 atas Serbia.
Kemudian, pada Piala Dunia 2018, Swiss berhadapan dengan Serbia di babak grup. Skuad Swiss berisikan Xherdan Shaqiri yang keturunan Kosovo dan Granit Xhaka yang keturunan Albania. Dalam selebrasi gol di laga itu, mereka membuat gesture menyerupai elang berkepala dua dari bendera Albania.
Alhasil, FIFA mendenda Xhaka dan Shaqiri pemain 10.000 franc Swiss karena dianggap telah berperilaku tidak sportif. Kini, giliran Marko Arnautovic, seorang pemain keturunan Serbia, yang melakukan provokasi pada etnis Albania di Euro 2020.
ADVERTISEMENT
Belum ada keputusan dari FIFA atau UEFA terkait selebrasi kontroversial yang akhirnya dihentikan David Alaba itu. Namun, itu menjelaskan bahwa konflik etnis Albania dan Serbia belum reda.
***