Arsenal dan para Kaptennya yang Bermasalah

29 Oktober 2019 13:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Arsenal, Granit Xhaka, dicemooh suporter timnya sendiri.  Foto:  REUTERS/David Klein
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Arsenal, Granit Xhaka, dicemooh suporter timnya sendiri. Foto: REUTERS/David Klein
ADVERTISEMENT
Sudah lama Arsenal kehilangan sosok pemimpin di atas lapangan. Terakhir kali, sosok pemimpin itu ada dalam diri Patrick Vieira.
ADVERTISEMENT
Vieira tak segan untuk membela rekan-rekannya dari keputusan wasit yang kontroversial. Menyemangati koleganya saat tertinggal juga menjadi kebiasaan dari pemain asal Prancis itu.
Tak cuma sifat kepemimpinan yang dipunyai Vieira. Kualitas sebagai pesepak bola di atas lapangan juga memberikan kesan baik dalam permainan Arsenal. Vieira menjadi salah satu gelandang bertahan terbaik yang pernah dimiliki Arsenal.
Selama sembilan tahun membela Arsenal, Vieira pun menjadi legenda hidup 'Meriam London'.
Pencapaian mantan pemain Milan itu juga luar biasa. Bersama The Gunners, Vieira meraih tiga juara Liga Inggris dan empat kali juara Piala FA. Oiya jangan lupa, pemain yang menggunakan nomor punggung 4 itu juga menjadi bagian saat Arsenal tak tersentuh kekalahan sepanjang satu musim kompetisi Premier League 2003/2004.
ADVERTISEMENT
Selepas Vieira pergi pada 2005 lalu, Arsenal kelimpungan. Berbagai kapten datang silih berganti, tetapi tak ada yang bisa menjalankan amanah dengan baik. Yang ada, kapten-kapten Arsenal memberikan masalah yang membuat pendukungnya geram.
William Gallas
Pendukung Arsenal kaget dan kecewa ketika Gallas ditunjuk sebagai kapten pada tahun 2007. Selain tak membuktikan kapasitas di atas lapangan, Gallas juga datang dari Chelsea yang merupakan rival Arsenal.
Perilaku buruk diperlihatkan Gallas saat Arsenal berjumpa Birmingham 2008 lalu. Kala itu, Gallas kecewa karena Arsenal dihukum penalti. Bukannya beradu argumen dengan wasit, Gallas malah berlari ke pinggir lapangan dan menendang papan iklan sembari marah-marah.
William Gallas kala membela Arsenal. Foto: IAN KINGTON / AFP
Setelah pertandingan, Gallas tak langsung masuk ke lapangan. Pemain asal Prancis itu malah duduk-duduk di tengah lapangan. Kalau kata Jens Lehmann, sih, Gallas seperti anak kecil.
ADVERTISEMENT
"Setelah pertandingan, Gallas menolak meninggalkan lapangan. Dia duduk di tengah lapangan seperti anak kecil yang sedang ngambek," ucap Lehmann.
Cesc Fabregas Soler
Di umur 21 tahun, Fabregas sudah diangkat menjadi kapten The Gunners. Fabregas menjadi kapten Arsenal termuda nomor dua setelah Terry Neil pada tahun 1961.
Awalnya, Fabregas cukup menjanjikan untuk Arsenal di masa depan. Apalagi, Fabregas memiliki catatan bermain yang apik lewat torehan 59 gol dan 92 assist selama 306 penampilan bersama Arsenal.
Cesc Fabregas saat berkostum Arsenal. Foto: AFP/ADRIAN DENNIS
Namun, Fabregas bukannya tak punya masalah. Gelar yang tak kunjung diraih Arsenal membuat pemain asal Spanyol itu gerah. Di akhir musim 2011, Fabregas berulah. Mulai dari sering cedera hingga menonton F1 saat Arsenal sedang bermain membuat pendukung Arsenal gerah.
ADVERTISEMENT
Alhasil, Fabregas benar-benar hijrah dari Arsenal ke Barcelona pada awal musim 2011/12. Fabregas semakin membuat fans Arsenal naik pitam usai pindah ke Chelsea empat musim setelahnya.
Robin van Persie
Setelah Fabregas pergi, ban kapten Arsenal melingkar di lengan Robin van Persie. Pemain asal Belanda itu benar-benar menjadi tulang punggung permainan Arsenal.
Saat menjabat sebagai kapten, Van Persie mendapat gelar topskor Premier League. Pemain berkaki kidal itu mengemas 30 gol sepanjang Premier League, mengalahkan nama-nama beken seperti Wayne Rooney dan Sergio Aguero.
Van Persie saat membela Arsenal. Foto: Bryn Lennon/Getty Images
Akan tetapi, hanya satu musim masa-masa indah Van Persie dengan Arsenal. Setelahnya, Van Persie memilih hijrah ke Manchester United.
Sontak, keputusan Van Persie membuat pendukung Arsenal marah. Bahkan, beberapa di antara mereka membakar jersi Arsenal bertuliskan nama Van Persie.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa, dua musim setelah pindah Van Persie membuat ulah kepada Arsenal. Bersua Arsenal di Premier League, Van Persie membuat gol dan melakukan selebrasi yang penuh emosi.
Thomas Vermaelen
Thomas Vermaelen sepertinya bakal menjadi pengganti yang tepat usai Van Persie pergi. Terlebih, pemain asal Belgia itu juga menjabat sebagai kapten di klub sebelumnya yakni Ajax.
Namun, harapan pendukung Arsenal kepada Vermaelen sirna. Cedera yang menggerogoti Vermaelen membuatnya lebih sering berada di ruang perawatan dibanding di atas lapangan.
Thomas Vermaelen saat berkostum Arsenal. Foto: AFP/GLYN KIRK
Transfermarkt mencatat, Vermaelen melewatkan 88 pertandingan bersama Arsenal karena cedera. Tragisnya, ketika fit Vermaelen tak sanggup bersaing dengan pemain lain di lini belakang 'Gudang Peluru'.
Pemain yang kini merumput di Jepang itu harus rela menjadi pelapis untuk Laurent Koscielny dan Per Mertesacker yang selalu menjadi pilihan utama Arsenal.
ADVERTISEMENT
Laurent Koscielny
Koscielny menjadi kapten perdana Arsenal di era Unai Emery. Pemain asal Prancis itu terpilih karena ia yang paling lama berada di skuat Arsenal usai Mertesacker memutuskan untuk pensiun.
Tak banyak prestasi yang bisa dihadirkan oleh Koscielny. Paling tinggi adalah musim lalu saat membawa Arsenal menjadi runner-up Liga Europa. Selebihnya, prestasi Koscielny, ya, begitu-begitu saja.
Kapten Arsenal yang memberontak, Laurent Koscielny. Foto: GABRIEL BOUYS / AFP
Di latihan pramusim 2019/20, Koscielny membuat pernyataan mengejutkan. Pemain yang berposisi sebagai bek tengah itu ingin pindah dari Arsenal. Bahkan, Koscielny sampai menolak untuk ikut tim menjalani pramusim ke Amerika Serikat.
Keinginan Koscielny pun dituruti oleh manajemen. Sebelum bursa transfer ditutup, Koscielny akhirnya pindah ke Bordeaux dengan banderol sebesar 5 juta poundsterling.
ADVERTISEMENT
Granit Xhaka
Masalah kapten Arsenal yang paling gres dibuat oleh Granit Xhaka. Pada pertandingan menghadapi Crystal Palace, Minggu (27/10/2019) lalu, Xhaka menantang para pendukung Arsenal.
Ceritanya begini, Arsenal membutuhkan gol karena skor tengah imbang 2-2. Oleh karena itu, Unai Emery memutuskan untuk memainkan Bukayo Saka dan mengganti Xhaka.
Namun, Xhaka yang diganti malah berjalan santai keluar lapangan. Tak heran, pendukung Arsenal meneriaki Xhaka yang tak buru-buru keluar.
Kapten Arsenal, Granit Xhaka, dicemooh suporter timnya sendiri. Foto: REUTERS/David Klein
Saat itu juga, Xhaka menantang pendukung Arsenal dengan menaruh tangan di telinganya. Xhaka kemudian melepas jersinya dan langsung masuk ke ruang ganti.
Xhaka sendiri terpilih menjadi kapten Arsenal pada Oktober lalu. Pemain asal Swiss itu dipilih usai unggul dalam pemilihan yang dilakukan para pemain Arsenal. Akan tetapi, karena ulahnya di laga melawan Palace, Emery dituntut untuk mencopot ban kapten dari Xhaka.
ADVERTISEMENT