Bagi Arsenal, Juara Liga Europa Tak Cuma soal Tiket Liga Champions

9 Mei 2019 16:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unai Emery saat memimpin laga Arsenal. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
zoom-in-whitePerbesar
Unai Emery saat memimpin laga Arsenal. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
ADVERTISEMENT
Arsenal menyisakan Liga Europa sebagai misi tersisa. Target juara ditetapkan pelatih Unai Emery meski babak empat besar menghadirkan tiga tim kuat lainnya: Valencia, Eintracht Frankfurt, serta Chelsea.
ADVERTISEMENT
Status kampiun Liga Europa memang penting buat Arsenal. Karena dengan begitu, The Gunners bisa mendapatkan jalan pintas menuju Liga Champions untuk musim 2019/20.
Terlebih lagi, kesempatan Arsenal lolos ke Liga Champions via jalur Premier League sudah hampir pupus. Mereka cuma terpaut tiga poin dari Tottenham Hotspur di tempat keempat, tetapi sang rival sekota mencatatkan surplus 8 gol lebih baik. Itu artinya, Arsenal harus menang minimal 9-0 di pekan pemungkas sambil berharap Spurs kalah di pekan pemungkas.
Kendati begitu, bukan iming-iming mentas di Liga Champions yang membuat pelatih Arsenal, Unai Emery, tergiur menjuarai Liga Europa. Dia melihat urgensi sebagai kampiun demi memperbaiki sejarah Arsenal di kompetisi antarklub Eropa.
Ya, kiprah Emery dan Arsenal memang berbanding terbalik. Jika sang juru taktik sukses merengkuh tiga gelar Liga Europa bersama Sevilla, klub London itu justru tak pernah menjadi juara Liga Champions atau Liga Europa. Paling bagus, mereka cuma merebut status runner-up setelah kalah dari Barcelona di final 2008/09.
ADVERTISEMENT
"Pertama kali saya menjuarainya bersama Sevilla, kami tak mendapatkan akses ke Liga Champions. Kami baru meraih tiket saat memenanginya untuk kali kedua," ujar Emery seperti dikutip dari Sky Sports.
Pertandingan semifinal Liga Europa antara Arsenal dan Valencia. Foto: REUTERS/Eddie Keogh
"Ini merupakan gelar bergengsi karena turnamen semakin atraktif. Kita bisa melihat kehadiran Manchester United, Atletico Madrid, Sevilla, serta pertandingan Sevilla menghadapi Liverpool (final musim 2015/16)."
"Semua tim memburu gelar ini. Begitu pula Arsenal atau Valencia. Apalagi, Arsenal hanya memiliki dua gelar juara di kompetisi antarklub Eropa: Piala Fairs dan Piala Winners. Dua turnamen itu sudah tak ada, sehingga kami memiliki ambisi besar untuk menjadi juara," katanya.
Bukan perkara mudah bagi Arsenal memenuhi misi juara Liga Europa, tentunya. Pertama, Laurent Koscielny dan kolega harus melewati adangan Valencia di babak semifinal. Menjelang leg kedua di Stadion Mestalla, Jumat (10/5/2019) dini hari WIB, Arsenal masih di atas angin bermodalkan keunggulan agregat 3-1.
ADVERTISEMENT
Kalau mampu menyingkirkan Valencia dan lolos ke final, tugas Arsenal bisa menjadi lebih berat lagi. Pasalnya, ada potensi 'All-English Final' menghadapi Chelsea.
Jika skenario tersebut terwujud, Arsenal bisa masuk kategori kuda hitam. Bandingkan saja sejarah kedua klub di Eropa. Mental juara Chelsea terbukti dengan masing-masing satu gelar Liga Champions dan Liga Europa. Sementara, Arsenal seperti sudah disinggung tadi, masih nihil gelar.
Fakta tersebut tak lantas membuat Emery minder. Toh, dia memiliki rekam jejak cukup bagus di Liga Europa dan berharap bisa menularkan tren juaranya kepada seluruh pemain Arsenal.
"Dengan kekuatan ambisi, motivasi, dan mental, saya ingin menikmati pertandingan. Laga macam ini --menghadapi tim kuat (Valencia) di tandang-- menjadi penting untuk kami semua," ucap Emery.
ADVERTISEMENT
"Saya bukanlah orang yang kerap merasakan tekanan. Saya bersikap positif. Semoga pemain juga mengusung mentalitas dan keinginan untuk melakukan sesuatu yang penting," katanya.