Banyak Tiket Palsu di Final Liga Champions 2022, Mendagri Prancis Minta Maaf

29 Juni 2022 14:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fans, stewards, dan petugas polisi di dekat pintu putar di dalam stadion saat pertandingan ditunda di Stade de France, Saint-Denis dekat Paris, Prancis, Sabtu (28/5/2022). Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Fans, stewards, dan petugas polisi di dekat pintu putar di dalam stadion saat pertandingan ditunda di Stade de France, Saint-Denis dekat Paris, Prancis, Sabtu (28/5/2022). Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prancis, Gerald Darmanin, menyampaikan permintaan maaf pada Selasa (29/6) atas kekacauan di final Liga Champions 2022. Sebab, terjadi rusuh akibat segerombolan suporter coba memasuki stadion laga Liverpool vs Real Madrid di Paris itu dengan menggunakan tiket palsu.
ADVERTISEMENT
“Apakah ada evaluasi besar-besaran setelah kejadian di Stade de France kemarin? Tentu saja ada. Apakah saya ikut bersalah? Pastinya. Tentu saja saya telah meminta maaf kepada seluruh pihak yang merasa dirugikan akibat peristiwa tersebut,” ungkap Darmanin kepada Radio RTL.
Kondisi ricuh setelah laga final Liga Champions 2022 sebenarnya lebih disebabkan banyaknya suporter yang masuk ke stadion tanpa membawa tiket resmi. Hal tersebut menyebabkan situasi di bangku penonton hingga luar stadion begitu padat dan sesak sehingga akhirnya menimbulkan kemarahan suporter.
Darmanin menyatakan bahwa temuan tiket palsu di lapangan yang semula diperkirakan mencapai 2.600 tiket, tetapi pada kenyataan bisa sampai 30.000 atau 40.000 tiket palsu yang beredar. Kondisi ini membuat situasi tambah kacau dan pengamanan sulit untuk dikendalikan.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin. Foto: Charles Platiau pool via Reuters
“Itu [kericuhan] semua terjadi karena adanya tiket palsu yang menyebabkan kerumunan besar berbondong-bondong datang. Kemudian mereka semua banyak terjebak di area bawah hingga pintu masuk stadion,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mendagri Prancis itu menambahkan, peristiwa seperti itu sebenarnya tidak pernah terjadi di 3 laga besar sebelumnya. Namun kali ini, dirinya mengaku kecolongan. Atas insiden ini, ia segera memerintahkan kepolisian setempat untuk bisa mengorganisasi ulang skema pengamanan agar kejadian serupa tidak terulang.
Dalam peristiwa yang mencekam itu, beberapa suporter Liverpool juga mengaku bahwa mereka sempat diserang oleh sekelompok berandalan pada waktu sebelum dan sesudah pertandingan. Bahkan ada pula yang merasa bahwa perlakukan polisi setempat cenderung represif dan kasar.
Para pendukung Liverpool telah melaporkan perlakuan petugas yang kasar tersebut kepada Senat, khususnya karena petugas bahkan sempat menyemprotkan gas air mata kepada pengguna kursi roda. Maka dari itu, banyak dari suporter asal Inggris yang tidak terima dengan pernyataan Darmanin yang seolah membela petugas keamanan padahal sudah melakukan tindakan keterlaluan.
Pemain Liverpool Jordan Henderson bentrok dengan pemain Real Madrid Dani Carvajal pada final Liga Champion di Stade de France, Saint-Denis dekat Paris, Prancis, Sabtu (28/5/2022). Foto: Lee Smith/REUTERS
“Selamanya orang-orang akan mengingat bagaimana perlakuan aparat kepolisian yang keras terhadap para suporter, terlepas dari tetap saja ada pihak yang mencari kambing hitam atas peristiwa tersebut karena ulah penggemar Liverpool, padahal sebenarnya mereka tidak mampu untuk menciptakan keamanan di stadion,” kata Wali Kota Liverpool, Steve Rotheram, dikutip dari The Local.
ADVERTISEMENT
Meneruskan laporan dari The Local, ternyata rekaman CCTV di area kejadian sekitar stadion juga telah dihapus sebelum penyelidikan oleh Senat. Akibat dari kasus ini pula, Prancis mulai mendapatkan citra buruk dari mata internasional.
Apalagi, mengingat mereka merupakan calon tuan rumah Olimpiade pada 2024. Tentu saja, hal ini bisa membuat publik internasional ragu terhadap kinerja pemerintah Prancis dalam mengelar acara resmi tingkat dunia berikutnya.
Penulis: Bennartho Denys