Barcelona Tak Bisa Beli Pemain di Bursa Transfer Musim Dingin, Kenapa?
ADVERTISEMENT
Klub La Liga, Barcelona , kemungkinan tak akan bisa melakukan apa pun di bursa transfer musim dingin mendatang. Presiden Blaugrana, Joan Laporta, mengakui kini timnya terkendala Financial Fair Play (FFP) sehingga sulit untuk menambah amunisi pada Januari 2023.
ADVERTISEMENT
Dengan pendapatan yang diharapkan musim ini sebesar 1,23 miliar euro (Rp 19,8 triliun) dan keuntungan yang dianggarkan sebesar 274 juta euro (Rp 4,4 triliun), Barcelona sebenarnya sudah mulai membaik secara finansial. Akan tetapi, itu belum cukup untuk memenuhi syarat FFP sehingga Barcelona tetap sulit memboyong pemain baru.
"Kami harus membuat beberapa tuas, yaitu operasi ekonomi yang menyelamatkan klub dari kehancuran dan sekarang klub dalam pemulihan ekonomi," kata Laporta, dikutip dari ESPN.
"Namun terlepas dari itu, sesuai dengan aturan Financial Fair Play Liga Spanyol, kami tidak dapat melakukannya. Kami dan beberapa klub La Liga lainnya juga berusaha meyakinkan agar lebih fleksibel, dan mengizinkan kami jenis interpretasi lain yang dapat membuat Barcelona semakin kuat," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Regulasi FFP telah membatasi belanja klub supaya tak lebih dari 70 persen dari total pendapatan mereka. Maka pada bursa transfer musim panas lalu, Barcelona menjual 25 persen hak siar televisi hingga 49 persen saham studio miliknya demi bisa merekrut pemain anyar.
Melalui cara ini, Barcelona bisa mendaratkan Robert Lewandowski, Raphinha hingga Jules Kounde. Total 150 juta euro (sekitar Rp 2,42 triliun) setidaknya telah dibelanjakan Barcelona pada bursa transfer lalu.
Apabila Barcelona ingin mendatangkan pemain baru di bursa transfer nanti, maka mereka perlu menambah pendapatan serta mengurangi pengeluaran. Laporta menilai aturan FFP cukup memberatkan dan ia bahkan menyebut Liga Inggris jauh lebih fleksibel daripada di Liga Spanyol.
"Ini lebih fleksibel di Liga Inggris daripada di Spanyol dan itu tidak masuk akal bagi saya," tandasnya.
ADVERTISEMENT