Berkah Mohamed Salah bagi Kota Liverpool: Kejahatan & Islamofobia Turun

14 September 2021 15:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelandang Liverpool Mesir Mohamed Salah bereaksi saat pertandingan sepak bola leg kedua perempat final Liga Champions UEFA antara Liverpool dan Real Madrid di Anfield di Liverpool, Inggris barat laut pada 14 April 2021. Foto: PAUL ELLIS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang Liverpool Mesir Mohamed Salah bereaksi saat pertandingan sepak bola leg kedua perempat final Liga Champions UEFA antara Liverpool dan Real Madrid di Anfield di Liverpool, Inggris barat laut pada 14 April 2021. Foto: PAUL ELLIS / AFP
ADVERTISEMENT
Siapa yang menyangka bahwa kedatangan Mohamed Salah di Liverpool mampu mengurangi kejahatan. Selain itu, sikap anti-muslim di kota itu juga menurun.
ADVERTISEMENT
Salah bergabung dengan The Reds dari AS Roma dalam transfer yang bernilai 34 juta pounds (kini setara dengan Rp 670,5 miliar) pada Juni 2017.
Kehadiran pemain Timnas Mesir ini memberikan dampak yang luas, tidak hanya kepada Liverpool, melainkan juga komunitas muslim yang ada di Inggris.
Selebrasi sujud Mohamed Salah. Foto: Reuters/Carl Recine
Salah menjadi top skorer Liga Inggris dua musim berturut-turut sejak berseragam Liverpool. Spesialnya lagi, ia membantu klub menjuarai Liga Champions di musim 2018/19 dan memenangi Premier League di musim selanjutnya.
Ada ciri khas yang dimiliki Salah, yakni memanjatkan doa tiap akan memulai laga. Selain itu, ia juga kerap melakukan salah satu gerakan salat, yaitu bersujud, tiap merayakan gol.
Salah adalah seorang pemain Muslim dan perilakunya di lapangan menunjukkan teladan agama Islam. Hal tersebut ternyata berhasil tertular ke penduduk Inggris.
ADVERTISEMENT
Mohamed Salah mencium trofi saat merayakan kemenangan Liga Champions. Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach
Pada 2019, sekelompok mahasiswa di Stanford University melakukan riset untuk melihat apa efek yang telah diberikan Salah kepada masyarakat Liverpool.
Alexandra Siegel, seorang sarjana post-doktoral di Stanford Immigration Policy Lab, mengaku timnya mengikuti jejak Salah selama datang ke Liverpool
"Kami telah mengikuti dengan penuh minat peningkatan ketenaran Mohamed Salah dan kami sangat tertarik pada apa yang terjadi dengan para penggemar di lapangan selama pertandingan," kata Siegel dikutip dari Stanford Magazine.
"Banyak orang tua di Inggris yang secara umum, menurut data opini publik Inggris, benar-benar tidak mendukung Muslim," lanjutnya.
Mohamed Salah cedera di final Liga Champions. Foto: Phil Noble/Reuters
Siegel dan tiga rekannya kemudian menemukan bahwa tingkat kejahatan di Liverpool menurun sebanyak 19 persen sejak Salah bergabung dengan The Reds.
Selain itu, kedatangan Salah juga membuat ujaran kebencian terhadap umat Islam di media sosial oleh fan Liverpool menurun drastis sebanyak 50 persen dibandingkan dengan pendukung tim lain.
ADVERTISEMENT
"Ketika fan Liverpool diingatkan bahwa Sala adalah seorang Muslim yang taat, mereka secara signifikan lebih mungkin mengatakan bahwa Islam sesuai dengan nilai-nilai Inggris," tulis laporan Stanford Magazine.