Son Heung-min

Bersama Mourinho, Son Heung-min dan Tottenham Sama Baiknya

6 Februari 2020 16:27 WIB
comment
101
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Son Heung-min merayakan gol bersama Serge Aurier. Foto: REUTERS/David Klein
zoom-in-whitePerbesar
Son Heung-min merayakan gol bersama Serge Aurier. Foto: REUTERS/David Klein
ADVERTISEMENT
Son Heung-min tidak membutuhkan Jose Mourinho untuk menjadi pesepak bola hebat. Namun, sekarang ia memerlukan Mourinho untuk bermain sebagai pemain hebat di Tottenham Hotspur yang tak lagi jadi pesakitan.
ADVERTISEMENT
Son sudah mencatatkan masing-masing enam gol dan assist dalam 16 laga yang diikutinya di bawah asuhan Mourinho. Torehan itu tidak jauh berbeda ketimbang berlaga bersama Tottenham pada 2019/20 sebelum kedatangan Mourinho.
Di bawah asuhan Mauricio Pochettino, Son membuat delapan gol dan empat assist dalam 17 pertandingan. Son tampil baik saat Tottenham memburuk. Saat Pochettino dipecat, Tottenham ada di peringkat empat klasemen Premier League 2019/20.
Bersama Mourinho, Son tetap tampil baik, sedangkan Tottenham membaik. Untuk sementara, kepemimpinan Mourinho berimpak secara kolektif. Akibatnya, membahas produktivitas Son bersama Tottenham tidak bisa dilepaskan dari seperti apa The Happy One merancang tim.
Son Heung-min merayakan gol bersama Dele Alli. Foto: AFP/Glyn Kirk
Mourinho tidak ingin menjadi satu-satunya yang bergembira dengan keputusan Tottenham untuk merekrutnya sebagai pelatih. Ia mau semua orang di Tottenham--termasuk para suporter--menikmati kegembiraan yang serupa.
ADVERTISEMENT
Hanya ada dua hal yang mampu membuat suporter gembira: Kemenangan dan gelar juara. Menang dulu, baru juara. Hukum alamnya seperti itu. Namun, kemenangan tidak bisa datang tanpa diusahakan.
Dalam sepak bola, kemenangan ditentukan dari berapa banyak gol yang kau buat. Demi mewujudkan tujuan ini, Mourinho mengubah lini serang Tottenham menjadi lebih menggigit, dengan menggunakan formasi 3-2-5.
Dalam sejumlah pertandingan, Mourinho menggunakan skema tersebut sebagai modifikasi dari 4-2-3-1. Contoh terbarunya adalah laga melawan Manchester City pada Minggu (2/2/2020).
Son Heung-min menjadi salah satu andalan Jose Mourinho di Tottenham. Foto: Eddie Keogh/REUTERS
Sementara, di laga Piala FA melawan Southampton, Tottenham langsung turun dalam skema 3-2-5. Mourinho meminta bek kiri untuk bermain lebih dalam dan menjadi bala bantuan bagi bek tengah.
Bek kanan--biasanya Serge Aurier--akan didorong ke depan untuk jadi pemain sayap kanan. Karena pemosisian yang seperti itu, bek kiri Tottenham akan sangat jarang menjelajah ke area sepertiga akhir lawan.
ADVERTISEMENT
Saat Harry Kane tidak cedera, personel ideal untuk lima penyerang Tottenham adalah Son, Dele Alli, Kane, Lucas Moura, dan Aurier. Begitu Kane absen, Mourinho tidak punya pilihan selain bereksperimen.
Dalam laga melawan City, kelima orang ini adalah Steven Bergwijn, Alli, Moura, Son, dan Aurier. Di pertandingan melawan Southampton, kelimanya adalah Ryan Sessegnon, Son, Moura, Ndombele, dan Aurier.
Sejak Kane absen, Moura dapat dipercaya sebagai pemimpin lini serang. Ia akan bergerak lebih ke dalam sehingga memberikan ruang yang cukup bagi Son atau Alli untuk berkreasi jauh ke depan.
Situasi ini akan membuat Tottenham mendapatkan ruang hampir di seluruh area. Penyeimbang di laga melawan Southampton adalah Ndombele. Sementara, sebelum Ndombele turun arena di laga melawan City, gelandang penyeimbang itu adalah Bergwijn.
Son Heung-min menghindari sergapan Dean Henderson. Foto: Reuters/Andrew Couldridge
Sokongan dan sistem penyerangan yang lebih cair ini membuat Son lebih leluasa untuk berkreasi. Mourinho sah-sah saja untuk tidak menjadi pelatih yang dogmatis kepada Son.
ADVERTISEMENT
Ia bisa tenang menjadikan Son sebagai pemain yang lebih free-role karena Son tak cuma kaya teknik, tetapi juga pekerja keras. Contohnya adalah gol melawan Burnley pada Desember 2019.
Menerima bola di depan kotak penalti sendiri, Son berlari cepat meninggalkan tiga pemain. Di depannya ada dua pemain berbeda yang coba menghalau tetapi bisa ia kelabui. Setelahnya, tiga pemain lain ikut mengejar, tetapi lagi-lagi Son tak bisa dibendung.
Son akhirnya bisa mencapai kotak penalti Burnley dan berada dalam situasi satu lawan satu dengan kiper. Yang terjadi kemudian kian menyempurnakan aksi 'sonsasional' tersebut. Son melakukan sepakan yang berujung gol ketiga Tottenham. Untuk gol tersebut, sebutan Sonaldo merekat makin lekat padanya.
Pemain Tottenham Hotspur Giovani Lo Celso. Foto: REUTERS / Dylan Martinez
Pun dengan golnya di pertandingan melawan City yang memanfaatkan assist Ndombele. Kala itu, Son berhasil melepaskan diri dari kepungan empat pemain City.
ADVERTISEMENT
Mourinho tidak mengisolasi Son dengan membuatnya hanya bermain di tepi lapangan. Kemampuan dan kemauan Son bekerja keras membuat Mourinho tak perlu khawatir kaos [bahasa Indonesia 'chaos'] yang ditimbulkan Son bakal berimbas ke tim sendiri.
Tak heran jika torehan gol dan assist Son sama baiknya di bawah asuhan Mourinho. Nilai plusnya, secara kolektif Tottenham juga membaik. Kini mereka ada di peringkat lima klasemen Premier League 2019/20.
---
Mau nonton bola langsung di Inggris? Ayo, ikutan Home of Premier League Semua biaya ditanggung kumparan dan Supersoccer, gratis! Ayo buruan daftar di sini.
Bagi yang mau nonton langsung siaran liga Inggris bisa ke MolaTV dan bagi yang ingin merasakan kemeriahan Nobar Supersoccer bisa cek list schedule nya di SSCornerID.
ADVERTISEMENT
Tersedia juga hadiah bulanan berupa Polytron Smart TV, langganan Mola TV, dan jersi original.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten