Bonucci Jelaskan Perbedaan Antara Sarri dan Allegri

8 Juni 2020 5:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bonucci mengangkat trofi Serie A 2018/19. Foto: AFP/Marco Bertorello
zoom-in-whitePerbesar
Bonucci mengangkat trofi Serie A 2018/19. Foto: AFP/Marco Bertorello
ADVERTISEMENT
Ada 'perbedaan jelas' antara Maurizio Sarri dan Massimiliano Allegri. Begitu kata bek veteran Juventus, Leonardo Bonucci. Yang satu adalah pakar taktik, yang satunya lagi piawai mengontrol ruang ganti.
ADVERTISEMENT
Allegri menangani Juventus selama lima musim, dari 2014 hingga 2019. Dalam kurun itu dia berhasil mempersembahkan lima Scudetti beruntun serta membawa 'Si Nyonya Tua' ke dua final Liga Champions.
Namun, sebelum musim 2019/20 digelar, Allegri diberhentikan dari jabatannya. Posisinya kemudian digantikan oleh Sarri yang sebelumnya pernah membawa Napoli jadi pesaing berat Juventus dalam perburuan titel Serie A.
Di mata Bonucci, Sarri dan Allegri adalah dua sosok pelatih yang benar-benar berbeda. "Perbedaan antara keduanya sangatlah jelas," ujar mantan pemain Bari itu dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport.
"Allegri sangat hebat dalam mengontrol ruang ganti. Dia tahu persis apa yang harus dilakukan dalam momen-momen sulit dan sangat hebat dalam memanajemen pertandingan. Selama lima tahun di sini, dia sudah menjadi master dalam hal-hal tersebut," ucap Bonucci.
ADVERTISEMENT
"Sementara itu, Sarri adalah ahli taktik yang sangat teliti dan punya hasrat besar. Dia ingin tim asuhannya memainkan sepak bola indah. Sekarang, dia sudah tahu artinya menjadi seorang Bianconero. Dia adalah sosok pelatih yang amat tegas."
"Sejak bergabung bersama kami, dia sudah berkembang sangat pesat. Pengetahuan sepak bolanya luar biasa tetapi dia juga tak pernah berhenti mengkritik dirinya sendiri."
Maurizio Sarri, pelatih Juventus. Foto: AFP/Isabella Bonotto
"Dia memiliki kerendahan hati untuk memahami dinamika di tim kami. Kalau boleh jujur, dia sudah mengejutkanku. Dia adalah seseorang yang selalu ingin berkembang dan aku pun sangat ingin memahami sepak bolanya yang, menurutku, lain dari yang lain."
Musim ini Bonucci memainkan peran penting di tim Sarri. Cedera parah yang dialami Giorgio Chiellini pada awal musim membuat Bonucci jadi figur kunci. Ban kapten pun nyaris di setiap pertandingan melingkar di lengan kirinya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, pada musim sebelumnya, Bonucci adalah pesakitan. Seringkali dia membuat blunder yang merugikan Juventus. Musim 2018/19 sendiri merupakan musim di mana Bonucci kembali ke Juventus setelah menghabiskan satu tahun di Milan.
Ya, pada musim 2017/18, Bonucci hijrah ke Milan. Kepindahan itu sendiri memicu banyak spekulasi, salah satunya yang menyebutkan bahwa dia berseteru dengan Allegri pasca-Final Liga Champions di Cardiff.
Allegri di pesta perayaan gelar juara Juventus. Foto: AFP/Isabella Bonotto
Pada Final Liga Champions musim 2016/17, Juventus dihajar Real Madrid 1-4. Akan tetapi, bukan kekalahan itulah yang sampai sekarang masih disesali Bonucci, melainkan kekalahan pada final 2015 menghadapi Barcelona.
"Di Berlin, kami punya tim yang sangat kuat dan punya peluang besar untuk menang. Pada babak kedua kami merasa bisa meraih kemenangan tetapi akhirnya energi kami justru terkuras dengan terlalu banyak berpikir," ungkap Bonucci.
ADVERTISEMENT
"Di Cardiff, pada babak kedua, kami benar-benar tak berdaya. Namun, cerita kami takkan berakhir di situ. Aku berharap suatu hari nanti bisa mengatakan bahwa pertandingan terbaikku adalah Final Liga Champions yang berhasil kami menangi," tambahnya.
Bonucci dan Juventus akan kembali turun ke lapangan pada Sabtu (13/6/2020) dini hari WIB dalam semifinal Coppa Italia leg II melawan AC Milan. Sepekan berselang, Serie A 2019/20 akan dilanjutkan setelah tertunda lama akibat pandemi virus corona.
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.