Borussia Moenchengladbach Hantam Union Berlin 4-1

31 Mei 2020 22:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marcus Thuram merayakan gol di laga melawan Union Berlin. Foto: Martin Meissner / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Marcus Thuram merayakan gol di laga melawan Union Berlin. Foto: Martin Meissner / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pekan 29 Bundesliga 2019/20 ditutup Borussia Moenchengladbach dengan kemenangan 4-1 atas Union Berlin.
ADVERTISEMENT
Keempat gol Gladbach dicetak oleh Florian Neuhaus (17'), Marcus Thuram (40', 59') dan Alassane Plea (81'). Satu gol balasan Union dipersembahkan oleh Sebastian Andersson (50').
Kemenangan yang diraih di Borussia Park, Minggu (31/5/2020), itu membawa Gladbach naik ke posisi tiga berbekal 56 poin. Untuk sementara mereka bisa menggeser Bayer Leverkusen serta RB Leipzig. Catatannya, Leipzig masih akan berlaga di pekan 29 pada Selasa (2/6/2020).
Kali ini Rose meminta anak-anak didiknya turun dalam formasi dasar 4-2-3-1. Plea ditunjuk sebagai penyerang tunggal dan ditopang oleh Thuram, Lars Stindl, serta Patrick Herrmann.
Rose bukan tipe pelatih yang kukuh dan bersetia pada satu pakem saja. Baginya taktik hanyalah alat untuk merengkuh kemenangan.
Mana yang paling tepat untuk suatu pertandingan, ya, itu yang bakal dia gunakan. Di alam pikir Rose, taktik adalah hasil kawin silang antara kelebihan dan kekurangan kedua tim.
ADVERTISEMENT
Skema 3-4-2-1 menjadi pilihan pelatih Union Berlin, Urs Fischer, untuk meredam Gladbach. Ia menempatkan Sebastian Anderson sebagai penyerang utama yang disokong oleh duet Marius Buetler dan Marcus Ingvartsen.
Sayangnya, Union seperti sudah kehilangan determinasi sejak awal laga. Penguasaan bola mereka memang tidak kalah jauh dari Gladbach. Dalam 15 menit pertama, Union memenangi 41,9% penguasaan bola, sedangkan Gladbach 58,1%.
Akan tetapi dalam kurun tersebut Gladbach berhasil membuat dua tembakan mengarah gawang. Sebaliknya, serangan tepat sasaran Union nihil. Mereka hanya bisa menciptakan satu tembakan tidak tepat sasaran.
Laga Borussia Moenchengladbach vs Union Berlin. Foto: Martin Meissner / POOL / AFP
Ketika sedang menguasai bola, Union tidak mampu menyusun serangan yang efektif dengan cepat. Padahal, Gladbach adalah tim yang mahir menerapkan pressing ketat. Begitu bola berhasil direbut, Gladbach akan langsung melepaskan serangan direct.
ADVERTISEMENT
Pola serangan seperti itu tampak dari proses gol pertama Gladbach. Prosesnya diawali dengan penguasaan bola oleh empat atau lima pemain Union.
Masalahnya adalah penguasaan bola tersebut terlalu bertele-tele. Alih-alih langsung mengalirkan bola ke depan, mereka malah berputar-putar di sisi lapangan.
Benar saja, Herrmann berhasil merebut bola dan langsung mengirimnya ke Neuhaus yang mengambil posisi di tengah. Yang terjadi selanjutnya memantik salut. Posisi yang cukup jauh dari area pertahanan mengharuskan Neuhaus berlari ke kotak penalti lawan.
Tidak kurang dari tiga kali Neuhaus diganggu oleh pressing lawan. Ia bahkan sempat terhuyung saat menghadapi kepungan lawan.
Akan tetapi, Neuhaus memegang erat komitmennya. Selama bola itu masih di kakinya, ia menolak tunduk di hadapan jegalan lawan.
ADVERTISEMENT
Hasilnya tidak mengecewakan. Ia berhasil mencapai kotak, lalu melepaskan sepakan yang tidak mampu diantisipasi oleh kiper lawan.
Lima menit sebelum waktu normal babak pertama tuntas, Rose kembali beria-ria di bench pelatih. Thuram meneruskan umpan silang Plea dengan tembakan mengarah gawang yang tidak dapat digagalkan kiper Union.
No explanation needed, kata Gladbach. Foto: Martin Meissner / POOL / AFP
Gol ini juga bicara tentang kurangnya komunikasi antara pemain bertahan Union. Alih-alih menekan, mereka justru seperti membiarkan Thuram menyundul dengan leluasa.
Prosesnya sederhana, tidak banyak atraksi memanjakan mata. Akan tetapi apalah artinya permainan cantik kalau tidak mampu memberimu kemenangan?
Ketertinggalan 0-2 di babak pertama tidak membuat Union patah arang. Gol balasan datang pada menit 50. Torehan ini berawal dari tendangan bebas Ingvartsen yang disambar dengan sundulan mengarah gawang. Kali ini pertahanan Gladbach yang bobrok betul.
ADVERTISEMENT
Gladbach langsung tancap gas setelah gol tersebut. Antara menit 51 dan 58, mereka membuat empat tembakan tepat sasaran dan memenangi 70,9% penguasaan bola. Melihat tubian serangan seperti itu, rasanya tinggal tunggu waktu saja gawang Union jebol untuk ketiga kalinya.
Sebastian Andersson merayakan gol ke gawang Borussia Moenchengladbach. Foto: Martin Meissner / POOL / AFP
Pada menit 59, Thuram berhasil merebut bola dari pemain lawan dan langsung melepas tembakan tepat sasaran yang membuat kiper Union, Rafal Gikiewich, terduduk. Keunggulan 3-1 bergegas masuk ke kantong Gladbach.
Gol tersebut menggambarkan ciri permainan Thuram: Cepat, gesit, dan paham bagaimana menggunakan kekuatan fisiknya. Kualitas itulah yang menjadikannya sebagai salah satu pilihan utama Rose.
Performa Union meningkat sejak turun minum. Meski tidak segencar Gladbach, mereka juga bisa melepas ancaman serius. Misalnya sundulan mengarah gawang Joshua Mees pada menit 7o.
Borussia Moenchengladbach memberikan penghormatan kepada suporter mereka yang tidak bisa hadir menyaksikan laga di Borussia Park. Foto: Martin Meissner / POOL / AFP
Saat orang-orang menganggap laga selesai dengan kedudukan 3-1, Gladbach kembali menghentak. Pada menit 80, Plea membawa timnya pada keunggulan 4-1. Adalah assist berupa umpan silang Ramy Bensebaini yang membidani kelahiran gol tersebut.
ADVERTISEMENT
Gol tersebut sekali lagi menegaskan buruknya pertahanan Union. Bila diperhatikan ada gap yang begitu lebar antara dua bek tengah Union. Ironisnya, di gap itulah Plea memosisikan diri dan melepas tembakan yang terlihat effortless ke arah gawang.
Gladbach tetap tampil beringas dan melepas beberapa serangan di sisa waktu babak kedua. Akan tetapi, gol Plea tadi menjadi yang terakhir di laga ini. Pertandingan selesai dengan kemenangan 4-1 untuk Gladbach.
Marco Rose saat wawancara usai laga Gladbach vs Union. Foto: Martin Meissner / POOL / AFP
Dari Kota Liverpool, Juergen Klopp tersenyum menyaksikan kemenangan Gladbach. Dari sudut Kota Paris, Thomas Tuchel semringah saat mengikuti kiprah Gladbach di Bundesliga 2019/20
Mereka memang tidak pernah bermain atau melatih di Gladbach. Akan tetapi, tim itu berubah menjadi kuda hitam Bundesliga di bawah asuhan mantan anak didik mereka, Marco Rose.
ADVERTISEMENT
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!