Cara Persebaya Melihat Susunan Badan Yudisial Anyar PSSI

27 Januari 2020 18:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Kongres Biasa PSSI di Discovery Hotel, Bali, Sabtu (25/1/2020). Foto: Ferry Tri Adi/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Poster Kongres Biasa PSSI di Discovery Hotel, Bali, Sabtu (25/1/2020). Foto: Ferry Tri Adi/Kumparan
ADVERTISEMENT
Kongres Biasa PSSI pada 25 Januari di Bali melahirkan perombakan badan yudisial, antara lain Komite Disiplin, Komite Banding, Komite Wasit, dan Komite Etik. Persebaya Surabaya menjadi salah satu tim Liga 1 yang punya harapan kepada badan yudisial anyar.
ADVERTISEMENT
Hukuman denda dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI paling disorot 'Bajul Ijo'. Pada Liga 1 2019, Persebaya kudu merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar denda.
Dengan adanya orang-orang baru di Komdis, Persebaya berharap regulasi--Kode Disiplin--bisa lebih jelas ketimbang sebelumnya.
“Komdis ini tahunya regulasi saja. Kami berharap ayo sama-sama bangun suporter kita. Misalnya, penyalaan cerawat yang pasti menggangu pertandingan. Namun, tidak ada kejelasan aturan. Seumpama selama pertandingan tidak dinyalakan, lalu bagaimana setelah laga?” tutur Ram Surahman, Sekretaris Persebaya.
Kongres Biasa PSSI di Discovery Hotel, Bali, Sabtu (25/1/2020). Foto: Ferry Tri Adi/Kumparan
Sejalan dengan permintaan kejelasan regulasi, Persebaya juga bergerak di wilayahnya. Divisi suporter bakal dibuat manajemen. Tujuannya sederhana, yaitu mengedukasi suporter agar mengerti regulasi. Dengan kata lain, cara itu membuat suporter sadar bahwa pelanggaran—yang berujung denda—akan membebani kas klub.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin membumikan regulasi kepada suporter. Divisi suporter akan melakukan pembinaan suporter. Pendekatan kami bukan kekuasaan, tapi kekeluargaan. Keterlibatan langsung Persebaya akan mengurai benang kusut soal suporter,” kata Ram.
Para pemain Persebaya Surabaya. Foto: dok. Liga Indonesia
Selain Komdis, pembaruan di Komite Wasit juga menjadi perhatian Persebaya. Mereka ingin wasit-wasit yang memiliki kesalahan dalam bertugas mesti dipublikasikan.
Ram lebih lanjut menegaskan bahwa penyiaran wasit-wasit terhukum memudahkan mencari rekam jejak sang pengadil.
“Kami juga mengusulkan sanksi untuk wasit bisa dipublikasikan. Umpamanya, wasit A kena hukuman karena kesalahan mengambil keputusan. Itu harus dipublikasikan wasit dan hukumannya. Jangan kemudian klub bertanya-tanya bahwa wasit A, kok, bertugas lagi. Coba regulasinya diubah. Ini masalah kepercayaan,” ujar Ram ketika dijumpai di Bali.
ADVERTISEMENT
Inovasi kamera di tubuh wasit yang digunakan Persebaya waktu laga persahabatan melawan Persis Solo juga dibahas. Menurut Ram, cara tersebut efektif untuk memperbanyak bukti soal kejadian yang melibatkan pemain dan wasit.
“Itu ide dari tim media kami. Kalau tidak salah dari liga di Amerika. Intinya, itu sangat membantu untuk memperjelas. Penonton pun jadi tahu kejadian di lapangan dengan bukti itu. Murah dan efektif,” kata Ram.
Aji Santoso bersama pemain baru Persebaya, Mahmoud Eid. Foto: Dok. Media Persebaya
Persebaya memang mendukung penuh perbaikan wasit Tanah Air. Menurut pengakuan Ram, Persebaya sudah mencoba menghindari hal-hal yang membuat pandangan miring permainan dengan wasit.
Tengok saja, Persebaya berkomitmen untuk tidak bertemu wasit sebelum laga, tidak menjemput wasit, hingga tidak makan bersama pengadil lapangan.
ADVERTISEMENT