CEO PSS: Provokator Bukan dari Suporter PSS-Arema, Panpel Kecolongan

16 Mei 2019 6:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kericuhan suporter di laga PSS Sleman vs Arema. Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Kericuhan suporter di laga PSS Sleman vs Arema. Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
ADVERTISEMENT
Belum ada titik terang menyoal siapa dalang kericuhan di laga pembuka Liga 1 2019 antara PSS Sleman dan Arema FC. Padahal, melalui Refrizal selaku anggota Komite Eksekutif (Exco), Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia telah menyebut ada provokator di balik kerusuhan tersebut.
ADVERTISEMENT
Chief Excecutive Officer (CEO) PSS, Soekeno, juga sependapat dengan federasi. Ia bahkan sudah mengantongi laporan dari pihak kepolisian bahwa musabab dari aksi tak sportif bukan dari suporter kedua belah pihak.
''Kalau melihat kejadian, ini hanya dilakukan oleh segelintir orang yang bukan suporter PSS dan Arema. Mengapa saya bicara demikian? Coba diperhatikan, ya, dari sekian puluh ribu atau dari sisi tribune Arema itu ada sekitar 5.000 orang. Yang melakukan provokasi hanya 10 hingga 15 orang dan orangnya itu-itu saja,'' ucap Soekeno.
''Saya juga tak berandai-andai apa sebabnya. Tetapi, mungkin, ya, ada segelintir orang yang mungkin enggak ingin kompetisi ini berjalan, enggak ingin olahraga ini berkembang. Kalau saya lihat suporter (yang bikin rusuh) enggak ada," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Aremania. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Well, kejadian dari ucapan Soekeno malah sedikit berbeda dengan fakta di lapangan. Karena awal mula kejadian anarkistis di Stadion Maguwarjo itu adalah aksi saling ejek suporter.
kumparanBOLA yang turut hadir di lokasi menilik bahwa tak hanya 10 hingga 15 orang yang terlibat aksi lempar botol, pecahan beling, dan serpihan keramik. Ada sekira ratusan yang ikut pelemparan.
''Ada yang balas satu dan dua orang itu umumlah, tetapi enggak sporadis 'kan? Ini merupakan pembelajaran yang baik buat klub juga,'' imbuhnya.
Kendati demikian, Soekeno mengakui ada kesalahan imbas dari kejadian ini. Suporter membludak, menurut dia, tak lepas dari buruknya perencanaan panitia pelaksana.
''Kami sudah kantongi masalahnya dan akan melakukan evaluasi. Jadi itulah mengapa kami letakkan Arema di tribune biru (di atas VIP) karena menganggap enggak banyak yang datang. Kalau dari pembelian tiket sekitar 2 ribu dan kami, mohon maaf, kecolongan ketika Aremania membeli online. Padahal dari sekian banyak yang kami siapkan ternyata sampai 5 ribu orang yang datang,'' katanya.
ADVERTISEMENT
Polisi mengamankan penonton saat terjadi kericuhan pendukung pada pertandingan PSS Sleman vs Arema. Foto: Andreas Fitri Atmoko/Antara
Selanjutnya, diprediksi PSS menjadi pihak yang akan bertanggung jawab atas insiden ini. Bukan tak mungkin, kejadian ini akan masuk ranah hukum federasi. Menyoal potensi hukuman, Soekeno pun melihat PSS tak pantas mendapatkannya.
''Kecuali yang membikin ribut PSS, boleh dikasih sanksi karena kalau dari segi keamanan kami sudah persuasif. Jangan mancing ikan di air keruh dan ini 'kan sudah diperhatikan siapa-siapa saja yang memprovokasi dan mudah-mudahan akan ada tindak lanjut dari kepolisian agar enggak ada lagi,'' katanya.