Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Cerita Son Heung-Min yang Kerap Menjadi Sasaran Aksi Rasialisme di Jerman
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tindakan tak terpuji itu mulai diterima Son Heung-Min kala dirinya mulai menapaki karier di Eropa. Tepatnya sesaat setelah bergabung ke salah satu klub Jerman, Hamburg.
Son Heung-Min diketahui mulai bergabung bersama tim muda Hamburg pada 2008. Ia diterima oleh akademi Hamburg berkat proyek pertukaran internasional antara Jerman dan Korea Selatan.
Diwartakan Sportbible, Son Heung-Min mengaku awalnya sangat bersemangat dalam proyek pertukaran tersebut. Apalagi, ia bisa merumput di Eropa dan belajar langsung dari salah satu negara penghasil pesepak bola terbaik di dunia.
Namun, seiring berjalannya waktu, Son Heung-Min mendapatkan perlakuan yang berbeda. Sebagai kaum minoritas, Son Heung-Min yang memiliki perawakan berbeda kerap menjadi sasaran empuk aksi rasialisme.
Bahkan, saking banyaknya aksi rasisme yang diterima, Son Heung-Min sampai takut untuk membalas tindakan keji tersebut. Pemain yang beroperasi di sayap kiri itu memilih diam dan memendam rasa kesalnya seorang sendiri.
"Saya pindah ke Jerman ketika usia saya masih muda. Saya juga melewati begitu banyak momen yang sangat sulit dan tak terbayangkan," kata Son Heung-Min.
ADVERTISEMENT
"Saya menghadapi banyak aksi rasisme dari sejumlah oknum. Sebagai pemain muda, itu sangat sulit bagi saya."
"Sehingga, saya mencoba untuk sabar dan memendam amarah saya. Tapi, saat itu saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa suatu hari saya akan membalas tindakan tersebut dengan prestasi," lanjutnya.
Satu dekade berselang, Son Heung-Min telah menjelma sebagai pemain hebat. Ia berhasil memperoleh menit bermain reguler di Tottenham Hotspur.
Ia bahkan menjadi salah satu tulang punggung Korea Selatan di ajang apa pun. Termasuk di Piala Eropa dan Piala Dunia.
Khusus pada Piala Dunia 2018, Son Heung-Min memiliki cerita menarik. Pasalnya, Korea Selatan waktu itu berada di grup yang sama dengan Jerman, yakni di Grup F.
ADVERTISEMENT
Son Heung-Min yang telah memendam amarahnya selama bertahun-tahun memiliki tekad untuk membalaskan dendamnya di laga tersebut. Saat itu, ia ingin mempermalukan Der Panzer sebagai balasan atas aksi rasisme yang pernah ia terima selama berkarier di Jerman.
Benar saja, tekad tersebut ternyata mampu ditularkan kepada 10 pemain lainnya. Korea Selatan secara mengejutkan berhasil mengalahkan Jerman dengan skor 2-0.
Lebih dari itu, Son Heung-Min bahkan mampu berkontribusi lebih dengan menyarangkan satu gol. Waktu itu, ia mencetak gol di menit 90+6.
"Ketika orang menangis, saya (biasanya) ingin menghibur mereka dan memeluk mereka," imbuh Son.
"Tapi, melihat orang Jerman menangis, (saya merasa) saya bisa membalas dendam dengan melakukan sesuatu yang saya suka," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Kini, Son Heung-Min memang sudah tak berkarier di Jerman. Ia telah memantapkan hati untuk membela Tottenham Hotspur sejak 2015 silam.
Kendati begitu, aksi rasialisme masih kerap diterima oleh Son Heung-Min. Hanya saja, kini ia lebih dewasa dan bisa mengatur amarahnya.