news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Son Heung-Min yang Kerap Menjadi Sasaran Aksi Rasialisme di Jerman

6 Juli 2022 12:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min saat melawan Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur, London, Inggris. Foto: David Klein/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min saat melawan Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur, London, Inggris. Foto: David Klein/Reuters
ADVERTISEMENT
Son Heung-Min baru-baru ini membuat pernyataan menohok. Pemain Tottenham Hotspur itu mengungkap bahwa dirinya kerap menjadi sasaran aksi rasialisme.
ADVERTISEMENT
Tindakan tak terpuji itu mulai diterima Son Heung-Min kala dirinya mulai menapaki karier di Eropa. Tepatnya sesaat setelah bergabung ke salah satu klub Jerman, Hamburg.
Son Heung-Min diketahui mulai bergabung bersama tim muda Hamburg pada 2008. Ia diterima oleh akademi Hamburg berkat proyek pertukaran internasional antara Jerman dan Korea Selatan.
Selebrasi pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min usai mencetak gol ke gawang Manchester United pada lanjutan pertandingan Premier League di Tottenham Hotspur Stadium, London, Inggris. Foto: Matthew Childs/Pool/REUTERS
Diwartakan Sportbible, Son Heung-Min mengaku awalnya sangat bersemangat dalam proyek pertukaran tersebut. Apalagi, ia bisa merumput di Eropa dan belajar langsung dari salah satu negara penghasil pesepak bola terbaik di dunia.
Namun, seiring berjalannya waktu, Son Heung-Min mendapatkan perlakuan yang berbeda. Sebagai kaum minoritas, Son Heung-Min yang memiliki perawakan berbeda kerap menjadi sasaran empuk aksi rasialisme.
Bahkan, saking banyaknya aksi rasisme yang diterima, Son Heung-Min sampai takut untuk membalas tindakan keji tersebut. Pemain yang beroperasi di sayap kiri itu memilih diam dan memendam rasa kesalnya seorang sendiri.
Son Heung-min Tottenham Hotspur berselebrasi usai pertandingan melawan Manchester City di Tottenham Hotspur Stadium, London, Britain, Minggu (15/8). Foto: Action Images via Reuters/Andrew Couldridge
"Saya pindah ke Jerman ketika usia saya masih muda. Saya juga melewati begitu banyak momen yang sangat sulit dan tak terbayangkan," kata Son Heung-Min.
ADVERTISEMENT
"Saya menghadapi banyak aksi rasisme dari sejumlah oknum. Sebagai pemain muda, itu sangat sulit bagi saya."
"Sehingga, saya mencoba untuk sabar dan memendam amarah saya. Tapi, saat itu saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa suatu hari saya akan membalas tindakan tersebut dengan prestasi," lanjutnya.
Pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min berusaha merebut bola dari penjaga gawang Liverpool pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di Stadion Tottenham Hotspur, London Inggris. Foto: Matthew Childs/REUTERS
Satu dekade berselang, Son Heung-Min telah menjelma sebagai pemain hebat. Ia berhasil memperoleh menit bermain reguler di Tottenham Hotspur.
Ia bahkan menjadi salah satu tulang punggung Korea Selatan di ajang apa pun. Termasuk di Piala Eropa dan Piala Dunia.
Khusus pada Piala Dunia 2018, Son Heung-Min memiliki cerita menarik. Pasalnya, Korea Selatan waktu itu berada di grup yang sama dengan Jerman, yakni di Grup F.
ADVERTISEMENT
Son Heung-Min yang telah memendam amarahnya selama bertahun-tahun memiliki tekad untuk membalaskan dendamnya di laga tersebut. Saat itu, ia ingin mempermalukan Der Panzer sebagai balasan atas aksi rasisme yang pernah ia terima selama berkarier di Jerman.
Benar saja, tekad tersebut ternyata mampu ditularkan kepada 10 pemain lainnya. Korea Selatan secara mengejutkan berhasil mengalahkan Jerman dengan skor 2-0.
Lebih dari itu, Son Heung-Min bahkan mampu berkontribusi lebih dengan menyarangkan satu gol. Waktu itu, ia mencetak gol di menit 90+6.
Son Heung-min berduel dengan Daiki Sugioka di final Asian Games 2018. Foto: ANTARA FOTO/INASGOC/Dwi Prasetyo
"Ketika orang menangis, saya (biasanya) ingin menghibur mereka dan memeluk mereka," imbuh Son.
"Tapi, melihat orang Jerman menangis, (saya merasa) saya bisa membalas dendam dengan melakukan sesuatu yang saya suka," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Kini, Son Heung-Min memang sudah tak berkarier di Jerman. Ia telah memantapkan hati untuk membela Tottenham Hotspur sejak 2015 silam.
Kendati begitu, aksi rasialisme masih kerap diterima oleh Son Heung-Min. Hanya saja, kini ia lebih dewasa dan bisa mengatur amarahnya.