Chelsea Pecat Frank Lampard, Langkah Terburu-buru?

25 Januari 2021 20:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Frank Lampard. Foto: Andy Rain/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Frank Lampard. Foto: Andy Rain/Reuters
ADVERTISEMENT
Chelsea sudah habis kesabaran pada Frank Lampard. Per Senin (25/1) malam WIB, The Blues memutuskan hubungan kerja sama dengan pria yang dulu semasa masih jadi pemain kerap dijuluki 'Super Frank' itu.
ADVERTISEMENT
Chelsea berhak kecewa. Itu wajar. Klub sudah menghabiskan uang mencapai Rp 4,3 triliun untuk belanja pemain musim ini, tetapi kini klub London Barat itu tertahan di peringkat 9 Liga Inggris.
Namun, apakah ini adil bagi Lampard? Pria yang direkrut Chelsea sebagai pelatih pada Juli 2019 itu tak dibiarkan menyelesaikan musim keduanya secara penuh sebagai pelatih kepala.
Padahal musim lalu, Lampard kerap disanjung berbagai pihak. Dengan memanfaatkan pemain muda dan skuad 'seadanya' karena ada larangan transfer, pria kelahiran Romford itu membawa Chelsea finis di peringkat 4 Liga Inggris dan mencapai final Piala FA.
Frank Lampard. Foto: Adam Davy/REUTERS
“Musim pertama, dia mendapat larangan [transfer] dan semua orang membicarakan tentang cara dia mengatasinya," kata mantan pemain Chelsea, Mario Melchiot, kepada Sky Sports.
ADVERTISEMENT
"Dan cara dia membawa pemain muda adalah masa depan yang kami harapkan, untuk melihat Chelsea membawa bintang-bintang muda baru untuk benar-benar berkembang menjadi tim mereka alih-alih selalu memiliki pemain yang dibeli di luar," jelasnya.
Musim ini, ekspektasi tinggi dibebankan ke pundaknya. Lampard diharapkan bisa meracik tim juara dari tim yang berisikan bintang macam Timo Werner, Kai Havertz, Hakim Ziyech, dan lainnya. Namun, kinerjanya dinilai tak memuaskan.
“Kemudian musim berikutnya datang, dia mendapat dukungan finansial dan membawa pemain bintang seperti Timo Werner, Kai Havertz, Hakim Ziyech, dan dia mencoba untuk membuat tim keluar darinya," terang Melchiot.
Timo Werner dan Kai Havertz Melempem di Chelsea. Foto: Peter Cziborra/Pool via REUTERS & Alastair Grant/REUTERS
“Saya merasa itu tidak benar-benar berhasil dan butuh waktu agak lama. Anda tahu bagaimana itu. Beberapa manajer berhasil mendapatkan waktu dan saya rasa dia tidak punya waktu setelah 18 bulan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Well, jika menengok ke tim lain, Arsenal masih bisa bersabar dengan Mikel Arteta dan Manchester United dengan Ole Gunnar Solskjaer. Nama yang disebut terakhir kini membawa timnya bercokol di puncak klasemen sementara Liga Inggris 2020/21.
“Sudut pandang saya adalah membiarkan dia bekerja hingga akhir musim dan kemudian membuat keputusan. Saya pikir mereka membuat keputusan jauh sebelum pemecatan datang," kata Melchiot.
“Anda tidak hanya akan memecat seorang manajer di klub seperti Chelsea, Anda akan membuat keputusan jauh-jauh hari, melihat apakah ada yang berubah dan kemudian membuat keputusan. Itulah yang telah kami lihat," tandasnya.
----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.