Pep Guardiola beri instruksi pemain Manchester City

Chelsea vs Manchester City: Tim Tamu Berpotensi Ubrak-abrik Sisi Tepi

25 Juni 2020 16:49 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Chelsea dan City berduel di laga Premier League 2019/20. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Chelsea dan City berduel di laga Premier League 2019/20. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Dua tim biru bakal bentrok di pekan ke-31 Premier League 2019/20, Jumat (26/6/2020) dini hari WIB. Siapa yang bakal unggul di Stamford Bridge? Chelsea atau Manchester City?
ADVERTISEMENT
Wah, kalau fan Liverpool, sih, mungkin berharap banget tuan rumah bakal menang, ya, atau minimal hasil laga itu adalah imbang. Maklum, karena jika tim tamu gagal menang, trofi juara otomatis bakal di-delivery ke Anfield.
Namun sayangnya, laga ini enggak akan berjalan mudah untuk The Blues. Bahkan, bisa jadi, malah The Citizens yang akan mencuri tiga poin.
Lho, kok, bisa? Apa dasarnya? Simak ulasan kumparanBOLA berikut ini.
Pep Guardiola beri instruksi pemain Manchester City. Foto: Michael Regan/Pool via REUTERS
Sebetulnya, armada Frank Lampard dan pasukan Pep Guardiola punya gaya bermain favorit yang mirip: Berorientasi pada penguasaan bola dan mengandalkan umpan-umpan pendek.
Namun, jika Chelsea mau menang, ada baiknya mereka kali ini 'mengalah' dengan membiarkan City lebih sering memegang bola. Kenapa? Ada faktor kebugaran yang bisa jadi celah di sini.
ADVERTISEMENT
City sudah dua kali main sejak Premier League 2019/20 kembali digulirkan, sedangkan Chelsea baru sekali. Artinya, fisik N'Golo dan kolega harusnya lebih fit ketimbang Fernandinho cs.
Membiarkan City menguasai bola artinya membiarkan mereka bermain 'lebih lelah'. Lalu, Chelsea bisa menghantam mereka via serangan balik cepat, terutama dengan memanfaatkan kecepatan Christian Pulisic, Willian, maupun Tammy Abraham.
Pemain Chelsea, Christian Pulisic (kanan) merayakan gol pertama mereka ke gawang Aston Villa. Foto: Catherine Ivill/Pool via REUTERS
Pada pertemuan pertama kedua tim di Premier League 2019/20, Chelsea menyerah 2-1. Dalam laga di Stadion Etihad itu, Chelsea lebih menguasai bola ketimbang City, bahkan gol pertama City berawal dari serangan balik.
Kali ini, ada baiknya Chelsea mengambil peran City tersebut. Mereka bisa, kok, bermain pragmatis. Sudah terbukti ketika mereka mengalahkan Liverpool 2-0 di Piala FA pada 3 Maret 2020. Setidaknya, ada tiga peluang emas dari skema serangan balik dan umpan ke depan, meski cuma satu yang berbuah gol.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, bak pisau bermata dua, taktik itu juga bisa 'membunuh' Chelsea. Sebab, saat menang atas Liverpool itu, Juergen Klopp tak menurunkan pemain-pemain terbaik mereka.
Tak ada Trent Alexander-Arnold di sisi kanan pertahanan, melainkan Neco Williams; Mohamed Salah dan Roberto Firmino bahkan baru masuk di babak kedua. Di sisi lain, Chelsea kala itu bermain serius dengan menurunkan sebagian besar skuat inti mereka, kecuali Billy Gilmour.
Alhasil, wajar jika serangan The Reds kala itu lebih mudah mereka redam. Bagaimana dengan City sekarang? Well, secapek-capeknya mereka, pergerakan para pemain City tetap patut diwaspadai.
Kembali ke laga pertama City vs Chelsea di Premier League 2019/20, gol kedua City tercipta berkat aksi ciamik Riyad Mahrez yang mengubrak-abrik sisi kanan pertahanan Chelsea. Nah, winger Aljazair itu lagi hot-hot-nya sekarang usai mencetak brace ke gawang Burnley.
Bernardo Silva dan Riyad Mahrez bermain apik di laga kontra Burnley. Foto: SHAUN BOTTERILL/REUTERS
Jangan lupa, City juga masih punya Raheem Sterling, Bernardo Silva, Leroy Sane, bahkan Phil Foden yang ternyata juga bisa bermain apik sebagai winger--mencetak satu gol ke gawang Arsenal dan brace ke gawang Burnley.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan City bakal menggempur sisi tepi Chelsea kian terbaca usai Guardiola bilang bakal memainkan Ilkay Guendogan di pos nomor 9 (false 9). Pertanyaannya, bisakah Chelsea menahan gempuran para winger City?
Kayaknya, sih, susah. Mereka kehilangan variasi opsi di lini pertahanan dengan absennya Fikayo Tomori. Pilihan bek tengah tinggal Antonio Ruediger, Kurt Zouma, dan Andreas Christensen.
Antonio Ruediger (kiri) bersama Kurt Zouma. Foto: Action Images via Reuters/Paul Childs
Duo bek sayap senior, Cesar Azpilicueta dan Marcos Alonso, main bagus saat kontra Aston Villa. Namun jelas, level para pemain City tak berada di level yang sama dengan Villa. Performa Azpilicueta sudah tampak menurun, sedangkan Alonso angin-anginan. Emerson Palmieri juga bukan solusi.
Satu lagi yang mengkhawatirkan adalah refleks para pemain Chelsea saat bertahan. Mereka kebobolan satu gol dari Villa dan gol itu bisa tercipta karena para pemain mereka tampak kurang cepat bereaksi menyapu bola. Masalah itu juga ditemukan saat mereka bertandang ke Etihad.
ADVERTISEMENT
Itulah analisis pra-laga Chelsea vs Manchester City versi kami. Apakah kamu setuju? Atau punya pendapat lain? Namun yang pasti, jangan lupa ikutan kuis tebak skor kumparan, ya.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten