Dalam Kekalahan Inter Ada Pertahanan Buruk dan Minimnya Opsi Penyerang

2 Maret 2019 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana jalannya laga Cagliari versus Inter. Foto: Dok. Inter Milan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jalannya laga Cagliari versus Inter. Foto: Dok. Inter Milan
ADVERTISEMENT
Dua puluh empat upaya tembakan tak mampu menyelamatkan Inter Milan dari kekalahan. Bertanding pada Sabtu (2/3/2019) di Sardegna Arena, Inter tunduk di hadapan Cagliari dengan skor 1-2.
ADVERTISEMENT
Persoalan klasik tim yang membabi buta dalam menyerang menjadi pangkal masalah mengapa Inter menutup laga pekan ke-26 dengan catatan minor. Lautaro Martinez memang berhasil membayar dosa gol bunuh diri yang ditorehkan Ivan Perisic pada babak pertama. Namun, setelahnya adalah petaka.
Dua menit sebelum waktu normal babak pertama usai, Leonardo Pavoletti menggetarkan jala gawang yang dikawal Samir Handanovic yang pada akhirnya mengantar tuan rumah menutup laga dengan sorak-sorai kemenangan.
"Inter benar-benar tampil payah pada babak pertama. Kami tidak tenang saat harus mengambil keputusan dan ragu-ragu dengan permainan sendiri. Bahkan kami tidak memiliki kecepatan saat menguasai bola dan tidak mampu menebak arah bola," jelas Luciano Spalletti, dilansir Football Italia.
"Memenangi duel individu pun kami sering gagal. Pada intinya, kami tidak bekerja dengan maksimal," ucap Spalletti.
ADVERTISEMENT
Hasil buruk kembali dituai Inter dan Spalletti. Foto: REUTERS/Alberto Lingria
Salah satu fragmen yang menunjukkan kegagalan Inter memenangi duel individu muncul dalam rupa gol Pavoletti tadi. Milan Skriniar dan Stefan de Vrij gagal mengurung pergerakan Pavoletti.
Yang menambah kesulitan Inter, Cagliari begitu efektif dalam membangun pertahanan. Ketika diserang, Cagliari yang bertanding dengan formasi dasar 4-3-1-2 langsung merapatkan diri menjadi 4-4-2. Itu belum ditambah dengan penjaga gawang Cagliari, Alessio Cragno, yang berhasil melakukan lima penyelamatan.
Lucunya, keputusan taktik Spalletti saat Inter belum juga sanggup mencetak gol penyama kedudukan lima menit sebelum waktu normal usai juga dipandang sebagai keputusan memprihatinkan. Ia mengganti Marcelo Brozovic dan memainkan Andrea Ranocchia sebagai penyerang.
Masalahnya, Ranocchia bukan penyerang, tapi bek tengah. Keputusan ini sedikit banyak menggambarkan bahwa absennya Mauro Icardi, sang penyerang utama, tidak diikuti dengan opsi mumpuni pada posisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Icardi merayakan gol. Foto: REUTERS/Alberto Lingria
"Saya bisa menyampaikan hal yang sama sekali lagi. Apa pun cara yang dibutuhkan untuk menyelamatkan Inter, saya dan tim ini akan melakukannya," ucap Spalletti.
"Lima menit jelang berakhirnya waktu normal, kami tetap kesulitan untuk mencetak gol. Pertahanan Cagliari dalam kotak penalti begitu kokoh sehingga saya tidak menilai memainkan pemain cepat sebagai opsi terbaik. Kami membutuhkan pemain berpostur tinggi dalam kotak penalti untuk memenangi duel udara."
"Itu sudah menit 85. Entah karena permainan kami buruk atau memang tidak beruntung, yang jelas kami perlu melakukan hal berbeda. Selama kami masih bertanding dengan jersi yang sama, maka kami harus bisa mengatasi tekanan model apa pun," jelas Spalletti.
Pemain-pemain Inter merayakan kemenangan atas Rapid Wien di Liga Europa. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
Untuk sementara, Inter memang masih ada di peringkat ketiga klasemen Serie A dengan raihan 47 poin. Tapi, ancaman serius datang dari rival sekota, AC Milan, yang akan melakoni laga pekan ke-26 melawan Sassuolo.
ADVERTISEMENT
Pertandingan teranyar Milan di Coppa Italia memang imbang tanpa gol. Tapi, langkah mereka di Serie A sedang bagus-bagusnya.
Terlebih, mesin gol terbaru mereka, Krzysztof Piatek, sedang trengginas. Bukannya tak mungkin Milan mampu menggeser Inter dari tiga besar karena toh, Rossoneri kini mengantongi 45 poin.
Terlepas dari kejar-kejaran di papan klasemen kompetisi domestik, Inter pun mesti segera berbenah. Pada Jumat (8/3/2019) mereka akan bertandang ke markas Eintracht Frankfurt untuk berlaga di leg pertama babak 16 besar Liga Europa 2018/19. Bagaimanapun, ini menjadi kesempatan terakhir Inter untuk menutup musim 2018/19 dengan mengangkat trofi kompetisi level Eropa.