Dari Lyon, Guardiola Belajar bahwa Ligue 1 Tidak Cuma soal PSG

28 November 2018 7:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pep Guardiola menyalami pemain Lyon. (Foto: REUTERS/Emmanuel Foudrot)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola menyalami pemain Lyon. (Foto: REUTERS/Emmanuel Foudrot)
ADVERTISEMENT
Jika di Premier League 2018/19 belum ada tim yang mampu menjungkalkan Manchester City, lain hal terjadi di ajang Liga Champions. Olympique Lyon muncul sebagai batu sandungan The Citizens. Pep Guardiola bahkan mengakui bahwa Lyon adalah kesebelasan tertangguh yang pernah ia hadapi.
ADVERTISEMENT
City hampir saja menelan kekalahan di markas Lyon saat melakoni partai kelima Grup F, Rabu (28/11/2018) dini hari WIB. Beruntung, dua gol Lyon yang dicetak oleh Maxwel Cornet bisa dibalas City via Aymeric Laporte dan Sergio Aguero untuk membuat pertandingan berakhir imbang 2-2.
Dengan tambahan satu poin, City memastikan diri lolos ke babak 16 besar lantaran saat ini menduduki posisi pertama klasemen dengan 10 poin. City unggul 3 angka atas Lyon di posisi kedua dan 5 angka atas Shakhtar Donetsk di peringkat ketiga. Satu laga tersisa di fase grup melawan Hoffenheim tak akan memengaruhi kelolosan City.
Terlepas dari keberhasilan menjejak fase gugur, Guardiola menggarisbawahi penampilan timnya ketika melawan Lyon. Menurut sosok asal Spanyol itu, Les Gones telah membuktikan bahwa Liga Prancis (Ligue 1) tidak hanya memunculkan Paris-Saint Germain (PSG) sebagai tim kuat.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat senang bisa bermain dengan Lyon. Mereka adalah tim tertangguh yang pernah saya hadapi. Mereka menonjol dari aspek fisik, kuat, dan serangan balik sangat luar biasa. Orang-orang bilang Liga Prancis hanya PSG saja, tapi pendapat itu jelas salah," kata Guardiola kepada BT Sport.
Jelas saja Guardiola menyebut Lyon sebagai tim yang menyulitkannya. Pada pertemuan pertama di Etihad Stadium dua bulan lalu, skuat arahan Bruno Genesho tersebut berhasil mengalahkan City 2-1. Kemenangan Lyon ini menjadi kekalahan perdana buat City di musim 2018/19.
Nabil Fekir diadang dua pemain Manchester City. (Foto: REUTERS/Emmanuel Foudrot)
zoom-in-whitePerbesar
Nabil Fekir diadang dua pemain Manchester City. (Foto: REUTERS/Emmanuel Foudrot)
Di pertemuan pertama, Lyon memberikan pressing untuk menutup aliran bola dan pergerakan pemain City. Hal serupa terjadi di pertemuan kedua ini. Menurut catatan WhoScored, Lyon melepaskan 16 tekel sukses berbanding 9 milik City. Oleh karena itu, ada 7 dribel City yang gagal sepanjang laga, berbanding 2 dribel gagal milik Lyon.
ADVERTISEMENT
Guardiola mengakui betul keunggulan beberapa aspek dari Lyon dan menyebut hasil imbang yang didapatkan sangat melegakan. Kini, fokusnya adalah membawa City bisa berbicara banyak ketika melakoni fase gugur yang dimulai pada Februari 2019.
"Dalam karier saya, ketika menghadapi tim asal Prancis, mereka sangat menonjol soal fisik. Itulah mengapa tim nasional mereka menjadi juara dunia (Piala Dunia 2018). Semua pemainnya punya kualitas. Laga tadi sangat berat. Itulah mengapa saya sangat memberi kredit kepada para pemain City," ucapnya.
"Setelah kalah di pertemuan pertama melawan Lyon, bukan suatu yang mengagetkan melihat jalannya laga di pertemuan sekarang. Ketika laga imbang, banyak yang bilang: 'Ok, City, laga akan lebih mudah, bukan masalah'. Namun, mereka salah. Dari pengalaman saya, kompetisi ini sangat berbeda," kata Guardiola.
ADVERTISEMENT