Datangi Kantor BOPI, Sriwijaya Minta Bantuan Tagih Utang ke PT LIB Rp3,4 Miliar

13 Februari 2020 20:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pemain Sriwijaya FC mengikuti latihan Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pemain Sriwijaya FC mengikuti latihan Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Sriwijaya FC tiba-tiba mendatangi Kantor BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) pada Kamis (13/2/2020) pukul 13.00 WIB. Kali ini bukan karena 'Laskar Wong Kito' menunggak gaji pemain seperti sebelumnya, melainkan soal laporan bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB) memiliki utang Rp3,4 miliar kepada Sriwijaya FC.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Hendri Zainuddin (manajer) dan Faisal Mursyid (sekretaris) membeberkan hak klub yang harus didapat sejak musim 2017--saat masih di Liga 1. Kewajiban PT LIB kepada Sriwijaya sebesar Rp4,6 miliar belum terbayar.
"Utang itu dicicil dan sekarang tersisa Rp3,4 miliar. Detailnya, pembayaran hak siar televisi, elite pro academy, dan subsidi. Lucunya, pembayaran dilakukan kalau kami menagih dengan surat. Terakhir kali PT LIB membayar Rp200 juta," ujar Hendri pada Kamis (13/2/2020).
Ketua BOPI, Richard Sam Bera bertemu dengan Manajer Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin. Foto: Ferry Adi/kumparan
Menilik lamanya utang belum terbayar, manajemen Sriwijaya mencoba menyentil dengan kisah terdahulu. Seperti diketahui, Sriwijaya sempat menunggak gaji pemain dan langsung dicecar oleh operator dan BOPI.
"Sekarang kondisinya dibalik. Dulu saja ada tunggakan gaji pemain Rp3 miliar untuk 29 pemain dan kami dikejar-kejar. Nah, saat ini utang sudah lama, tapi tidak ada niat baik," kata Hendri di Kantor BOPI.
ADVERTISEMENT
"Kasihlah skema pembayaran, misalnya Rp2 miliar dulu. Tidak perlu juga ditagih-tagih. Setiap kami tak ada uang, baru menagih. Kok, kami harus bersurat terus?"
Tak heran, Sriwijaya langsung mengadu kepada BOPI agar menagih kepada operator kompetisi. Mereka menilai bahwa utang operator kepada klub jadi penyebab munculnya kasus penunggakan gaji pemain.
"Kami ingin diayomi BOPI yang terkenal tegas kepada klub yang menunggak gaji pemain. BOPI bahkan tidak kasih rekomendasi bila kasus itu masih ada. Dampak hak klub yang belum terbayar itu luar biasa. Kenapa sekarang operator masih menunggak. Kalau belum ada penyelesaian yang baik, ditunda saja Liga 2," ujar Hendri.
Kasus tersebut kini resmi ditangani BOPI. Badan bentukan Kemenpora itu akan melakukan mediasi antara pihak Sriwijaya dan PT LIB.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah dengar dan akan menganalisis untuk menyampaikan PT LIB. Posisi BOPI memfasilitasi saja dan menjalani fungsi pengawasan," tutur Richard Sam Bera, Ketua BOPI.
Tak cuma itu, pendapat Sriwijaya yang meminta untuk tak mengeluarkan rekomendasi Liga 2 diamini BOPI. Richard Sam Bera, Ketua BOPI, sepak mula Liga 2 pada 13 Maret.
"Nanti akan memengaruhi penerbitan rekomendasi Liga 2. Harapan kami masalah ini selesai cepat sebelum sepak mula liga, seperti musim lalu. Semua ingin liga berjalan baik dan mulus. Pada dasarnya, kami membantu agar hak dan kewajiban seluruhnya selesai. Bukan buat Sriwijaya, tapi semua yang terlibat di liga," kata Richard.