Derbi Merseyside, Momentum untuk Mengulang Liverpool 1990

2 Maret 2019 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perayaan gol Liverpool ke gawang Watford. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Perayaan gol Liverpool ke gawang Watford. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Derbi Merseyside menjadi tantangan yang mesti dijawab Liverpool dengan kemenangan dalam perburuan gelar juara Premier League 2018/19. Kans Liverpool untuk menjadi yang nomor satu memang masih terbuka lebar, tapi bukan berarti tanpa tantangan.
ADVERTISEMENT
Skuat asuhan Juergen Klopp itu memang menjadi pemuncak sementara. Tapi, Manchester City yang berstatus sebagai runner up hanya tertinggal satu poin dari mereka. Itu artinya, kemenangan atas Everton adalah harga mati. Terlebih, City pun diunggulkan karena akan bertanding melawan Bournemouth pada laga pekan ke-29.
Membaca hitung-hitungan di atas kertas, Liverpool juga diunggulkan. Sejak Oktober 2010, Everton belum pernah mengalahkan Liverpool.
Van Dijk yang terus tampil gemilang bersama Liverpool. Foto: Reuters/Carl Recine
Tapi bagi sang kapten, Virgil van Dijk, tak ada motivasi yang lebih besar ketimbang asa mempersembahkan gelar juara Premier League bagi Liverpool. Apalagi, terakhir kalinya Liverpool merengkuh mahkota juara Premier League adalah pada musim 1989/90.
"Sebelum saya datang ke Liverpool pun, saya sudah pernah melakoni Old Firm Derby (Celtic FC melawan Glasgow Rangers). Tensinya sangat tinggi walaupun saat saya masih melawan Rangers, kualitas mereka belum sebagus sekarang," jelas Van Dijk kepada The Guardian.
ADVERTISEMENT
"Tapi, sekarang saya ada di Premier League, kompetisi yang benar-benar berbeda. Laga ini bisa menjadi momentum yang sangat baik bagi tim. Kami sekarang ada di posisi yang paling kami inginkan. Semoga, kami bisa membuktikan kami memang layak ada di posisi ini pada laga nanti," jelas Van Dijk.
Aksi Joe Gomez mencegah Liverpool kebobolan saat melawan Everton. Foto: REUTERS/Phil Noble
Nah, bagi Klopp sang juru taktik, catatan menguntungkan yang panjang tadi justru berpotensi memberikan efek bumerang. Itulah sebabnya, seperti apa pun rekor pertemuan tahun-tahun lampau, ia memutuskan untuk turun arena dengan prinsip yang sama: bertanding sehebat-hebatnya.
Terlebih, sejumlah orang dari kubu Everton merupakan temannya. Maka saat berlaga melawan kawan baik, tak ada hal yang pantas dilakukan selain bertanding dengan maksimal.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak akan terlena dengan rekor pertemuan. Bagi Everton, rekor sembilan tahun tanpa kemenangan di Derbi Merseyside itu begitu mudah buat disulut menjadi motivasi. Mudah bagi mereka untuk bangkit dengan motivasi: Ayo kawan, ini saatnya. Ini waktunya kita menghabisi Liverpool," jelas Klopp.
"Kami menghormati mereka dan setiap lawan. Maka, bertanding dengan maksimal akan menjadi bukti hormat terbaik kami untuk mereka," kata mantan pelatih Borussia Dortmund ini.
Dalam pertemanan, saling meminta tentu bukan persoalan besar. Tapi kabarnya, 'orang-orang Everton' yang jadi teman Klopp ini punya permintaan cukup ajaib. Katanya, kalau bisa, biar Liverpool saja yang menjadi juara Premier League, jangan City.
"Saya tidak akan membongkar identitas orang-orang yang berkata seperti itu. Kalau saya beri tahu, mereka akan ada dalam bahaya. Pokoknya, saya tetap akan tutup mulut, ini demi keselamatan mereka juga," seloroh Klopp.
ADVERTISEMENT
"Mereka bilang begitu karena mereka pikir, lebih baik kami yang memenangi liga daripada orang yang tidak mereka kenal. Tapi, hei, sudah..sudah. Jangan bicarakan ini lagi. Kalau ini dibicarakan terus, bahaya buat mereka. Saya tidak menginginkannya," canda Klopp.
Perjalanan Liverpool untuk merengkuh gelar juara Premier League 2018/19 memang tak bisa disebut mulus. Catatan kemenangan beruntun di awal-awal musim tidak menjamin bahwa mereka tak akan mendapat hasil yang buruk pada pertengahan atau mendekati pengujung musim.
Pelukan Klopp untuk Alexander-Arnold. Foto: Reuters/Carl Recine
Buktinya, sebelum menang besar atas Watford, Liverpool hanya meraih satu kemenangan dalam empat laga Premier League. Sementara tiga pertandingan lainnya tuntas dengan skor imbang.
Oke, Manchester United yang menjadi lawan pada pekan ke-27 itu memang tangguh. Tapi, hasil seri 1-1 masing-masing didapat saat bertanding melawan Leicester City dan West Ham United.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari situ, tak heran jika Klopp begitu meluap-luap dalam kegembiraan usai menundukkan Watford 5-0. Terlebih sebelum laga melawan United, Liverpool hanya bermain imbang tanpa gol melawan Bayern Muenchen pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2018/19.
Tapi, memang seperti itulah perebutan gelar juara. Menjadi yang tertinggi, merawat kejayaan, dan menyegel kemenangan bukan kisah dongeng. Ini bukan soal magi yang muncul lewat satu ayunan tongkat sihir, tapi tentang kegigihan untuk menolak tunduk di hadapan ketidakberdayaan.
"Sikap kami di laga ini sangat penting. Tidak ada satupun yang layak meremehkan laga melawan Everton ataupun laga lainnya. Bekerjalah sebaik mungkin, maka kesempatan itu akan kau miliki," tutup Klopp.
Jadwal siaran langsung pertandingan sepak bola akhir pekan ini. Foto: Basith Subastian/kumparan