Di Balik Kemenangan Verona atas Juventus, Ada Sistem yang Matang

9 Februari 2020 8:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fabio Borini, satu dari dua pahlawan kemenangan Verona atas Juventus. Foto: Reuters/Alberto Lingria
zoom-in-whitePerbesar
Fabio Borini, satu dari dua pahlawan kemenangan Verona atas Juventus. Foto: Reuters/Alberto Lingria
ADVERTISEMENT
This is not a drill. Minggu (9/2/2020) dini hari WIB, Calcio menyaksikan Fabio Borini dan Giampaolo Pazzini, dua pemain terlupakan dari masa lampau, mencetak gol untuk membawa Hellas Verona menang 2-1 atas Juventus.
ADVERTISEMENT
Jika ini terjadi sepuluh tahun silam, dahi yang mengernyit mungkin tidak akan terlalu banyak. Ketika itu, Borini masih menyandang label striker muda potensial dan Pazzini masih berstatus bomber berbahaya. Juventus pun belum seperti sekarang.
Namun, karena ini terjadi di 2020, ketika Juventus sudah menjadi hegemon, wajar jika ada yang bertanya, "Sungguhkah ini terjadi?" Ya, ini sungguh-sungguh terjadi.
Juventus bertamu ke kandang Verona dengan modal kemenangan telak atas Fiorentina yang diraih pekan lalu. Namun, penampilan mereka di Stadio Marc'Antonio Bentegodi sama sekali tak mencerminkan tim yang baru saja menang besar.
Sedari awal Juventus kesulitan menghadapi gelombang tekanan para pemain Verona. Jangankan menyerang, mengalirkan bola keluar dari area permainan sendiri saja Juventus hampir tidak mampu.
Sofyan Amrabat berebut bola dengan Rodrigo Bentancur. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Verona bahkan sempat mencetak gol pada babak pertama tetapi kemudian dianulir karena Marash Kumbulla sebelumnya sudah terperangkap offside. Tanda-tanda Juventus bakal kehilangan angka sudah tampak.
ADVERTISEMENT
Namun, di babak kedua Juventus-lah yang sanggup mencuri gol terlebih dahulu lewat Cristiano Ronaldo. Dari sini, harapan para Juventini membumbung. Yah, meski cuma 1-0, setidaknya mereka bisa membawa pulang tiga angka dari Verona.
Harapan akhirnya tinggal harapan. Di sisa laga, Verona berhasil mencetak dua gol untuk membalikkan keadaan dan meraih kemenangan. Semua berkat Borini dan Pazzini.
Bagi Verona, kemenangan atas Juventus ini memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka di Serie A menjadi delapan laga. Sejak ditundukkan Atalanta pada awal Desember 2019, mereka sukses meraih empat kemenangan dan empat hasil imbang.
Rentetan hasil positif itu membuat Verona kini merangsek ke posisi enam klasemen sementara. Padahal, anak-anak asuh Ivan Juric ini berstatus klub promosi.
ADVERTISEMENT
Di sini yang menjadi kunci adalah sistem. Di saat Juventus masih belum bisa menerapkan Sarriball dengan fasih, Verona sudah bisa mengejawantahkan isi kepala Juric sejak awal musim.
Fabio Borini merayakan gol dengan Ivan Juric. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Rekam jejak Verona sangat bagus musim ini. Mereka bisa menang atas tim-tim yang levelnya setara dengan mereka seperti SPAL, Genoa, Lecce, dan Brescia. Di saat menghadapi tim-tim besar, mereka pun selalu bisa memberi perlawanan sengit.
Pada pertemuan pertama dengan Juventus di Allianz Stadium, Verona memang kalah 1-2 tetapi skor tipis itu mencerminkan satu hal. Yakni, bahwa mengalahkan Verona sama sekali bukan perkara gampang.
Sebelum menundukkan Juventus di Bentegodi, Verona juga sudah menahan imbang Lazio dan Milan. Artinya, keberhasilan menjinakkan 'Si Nyonya Tua' bukanlah sebuah kebetulan.
ADVERTISEMENT
Ini semua bisa diraih Verona karena Juric menerapkan sistem permainan yang pas dengan komposisi skuat. Dalam balutan pakem 3-4-2-1, Verona menampilkan sepak bola yang sangat terorganisir.
Soal gaya permainan, Verona memang tidak punya pakem tertentu. Namun, menekan lawan dengan agresif telah jadi ciri khas mereka. Ditambah dengan keunggulan teknis pemain-pemain macam Miguel Veloso dan Sofyan Amrabat, Verona jadi unit yang sulit sekali dikalahkan.
Apiknya organisasi permainan Verona itu tampak pada beberapa statistik. Pertama, mereka adalah salah satu tim yang paling jarang kehilangan bola di Serie A (8,1 kali, ada di urutan keempat).
Cristiano Ronaldo melewati adangan Amir Rrahmani. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Kemudian, Verona adalah tim yang paling jarang dilewati lawan dengan dribel (7 kali per laga). Terakhir, Veloso dkk. adalah tim yang paling jarang melakukan tekel (21,1 per pertandingan). Verona pun jadi tim dengan pertahanan terbaik keempat di Serie A saat ini.
ADVERTISEMENT
Angka-angka itu menunjukkan betapa efektifnya sistem permainan Verona. Saking efektifnya, mereka tidak perlu melakukan banyak usaha untuk menyakiti lawan. Agresivitas pemain-pemain Verona itu lebih banyak ditunjukkan dengan 'menyerang' ruang kosong, alih-alih pemain lawan.
Ini semua dilakukan Verona tanpa modal besar. Bahkan, gaji seluruh pemain Verona saja tidak sampai sepertiga gaji tahunan Ronaldo di Juventus. Dengan kata lain, Verona musim 2019/20 ini adalah Verona yang sangat solid secara tim.
Di skuat Verona saat ini ada banyak pemain buangan macam Borini dan Pazzini tadi. Bahkan, Veloso sendiri layak dimasukkan dalam kategori yang sama. Akan tetapi, oleh Juric, mereka disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kesatuan yang kokoh.
Itulah yang tidak dimiliki Juventus, khususnya pada pertandingan tadi. Kebanyakan, serangan-serangan Juventus lahir dari kehebatan individu-individu seperti Ronaldo, Paulo Dybala, dan Douglas Costa.
ADVERTISEMENT
Dengan permainan seperti itu, tidaklah mengherankan jika Juventus sudah kalah dua kali dalam tiga pertandingan terakhir. Sebelum menang atas Fiorentina pekan lalu, Bianconeri dipaksa menyerah di kandang Napoli.
Pemain-pemain Verona merayakan kemenangan atas Juventus. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Untuk Verona sendiri, bisa berada di posisi enam Serie A adalah sebuah keberhasilan tiada banding, mengingat status dan kemampuan finansial mereka. Namun, masa depan tim ini sebenarnya cukup mengkhawatirkan.
Penampilan apik Verona ini tidak luput dari pantauan tim-tim lain di Serie A. Sejumlah pemain, mulai dari Amrabat, Amir Rrahmani, sampai Kumbulla saat ini sudah diintai oleh para pesaing yang berduit lebih banyak.
Artinya, ada kemungkinan bahwa di musim depan Verona tidak akan sehebat sekarang. Namun, begitulah realitasnya. Musim depan, kemungkinan besar Juric harus membangun lagi timnya dari nol.
ADVERTISEMENT
Bicara soal membangun tim, Juventus juga punya pekerjaan yang sama. Kekalahan kontra Verona ini adalah bukti teranyar bahwa problem lini tengah yang sudah melanda sejak entah kapan itu belum bisa diselesaikan.
Juventus pun butuh membangun ulang lini tengahnya dengan melepas pemain-pemain yang sudah terbukti tak bisa lagi diandalkan. Tidak mudah, memang, tetapi mereka tidak punya pilihan lain.