news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dominan, Brasil Tetap Tak Mampu Kalahkan Panama

24 Maret 2019 2:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laga persahabatan Brasil vs Panama. Foto: REUTERS/Pedro Nunes
zoom-in-whitePerbesar
Laga persahabatan Brasil vs Panama. Foto: REUTERS/Pedro Nunes
ADVERTISEMENT
Laga persahabatan antara Timnas Brasil dan Timnas Panama tuntas dengan hasil imbang 1-1. Pertandingan yang dihelat di Estadio do Dragao, Portugal, pada Minggu (24/3/2019) itu bukannya tak mungkin menjadi salah satu hari yang paling dikenang oleh Lucas Paqueta dan Adolfo Machado.
ADVERTISEMENT
Paqueta layak mengenang hari ini karena ia berhasil mencetak gol untuk Brasil pada menit 32. Bukan cuma tentang keunggulan pertama. Torehan ini menjadi spesial karena ia membawa keunggulan bagi Brasil dalam balutan jersi bernomor punggung 10 yang begitu sakral.
Di sisi lain, Machado pun berhak menyimpan laga ini baik-baik dalam ingatannya. Gol penyama kedudukannyalah yang membikin keunggulan Brasil itu cuma bertahan empat menit.
Turun arena dengan formasi 4-3-3, trio Philippe Coutinho, Roberto Firmino, Richarlison dipercaya sebagai ujung tombak. Adapun Panama memilih untuk turun arena dengan mengedapankan keseimbangan di lini tengah dan pertahanan dalam formasi 5-4-1. Bangunan pertahanan kokoh menjadi strategi yang mereka gunakan untuk meredam permainan trengginas Brasil.
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk berlaga dengan sembilan pemain yang ambil andil dalam pertahanan membuat awal-awal laga berjalan cukup aman bagi Panama. Richarlison memang langsung berupaya menggebrak dengan mengeksploitasi sisi sayap kanan, tapi bangunan serangan itu langsung runtuh akibat sempitnya ruang yang bisa dijelajah.
Brasil yang bermain di bawah racikan taktik Tite bermain selayaknya Brasil. Tak peduli ini laga persahabatan, mereka menjadi tim yang paling aktif dalam serangan. Namun, Panama tahu benar cara untuk membuat Brasil gigit jari.
Panama memang kalah agresif dibandingkan Brasil. Hanya, bukan berarti mereka bermain menunggu melulu. Bermain terlalu dalam saat melawan tim seperti Brasil sama dengan bunuh diri.
Pasalnya, Brasil bisa saja mengoper bola ke setiap sisi sehingga lama-lama akan berujung pada runtuhnya pertahanan. Terlebih, Brasil memang unggul jauh dalam persoalan umpan.
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas Brasil, Tite. Foto: Reuters/Henry Romero
Saat Panama cuma mampu mencatatkan 179 umpan, Brasil sanggup melepaskan 611 umpan. Itulah sebabnya Panama begitu memperhatikan keseimbangan dalam laga ini. Tekel-tekel jitu dilepaskan, lantas serangan-serangan dibangun lewat skema serangan balik maupun situasi bola mati.
Sepintas memang tidak terlihat superior, tapi Panama menemukan peluangnya dengan cara seperti ini. Buktinya adalah gol Machado pada menit 36 itu. Oke, Paqueta memang mencetak gol lewat kerja samanya dengan Casemiro pada menit 32. Pemain yang disebut terakhir itulah yang mengirimkan assist brilian lewat umpan silang ke kotak penalti.
Paqueta yang dianugerahi dengan pemahaman ruang mumpuni pun mengambil keputusan jitu. Alih-alih bermain aman dengan melepaskan tembakan ke arah tiang dekat, ia menendang ke arah tiang jauh yang ternyata gagal diselamatkan oleh kiper.
ADVERTISEMENT
Tapi, kegembiraan itu cuma berlangsung empat menit. Machado membuktikan bahwa skema bola mati pun bisa menjadi jalan untuk meredam agresivitas tim sekelas Brasil. Prosesnya bermula saat Eric Davies yang bertindak sebagai eksekutor tendangan bebas untuk Panama melesakkan tembakan ke arah kotak penalti.
Nah, Machado mengambil risiko dengan bersiaga di sebelah tiang gawang lengkap dengan kepungan pemain Brasil. Namun, postur menjulang membantu Machado untuk menjadi pemantul bola dan melanjutkan sepakan bebas itu dengan sundulan mengarah gawang. Hasilnya manjur, Ederson dipaksa memungut bola dari gawangnya sendiri.
Usai menutup babak pertama dengan skor imbang 1-1, Panama sempat menggebrak saat babak kedua baru berjalan empat menit. Memanfaatkan kesalahan umpan pemain lawan, Jose Luis Rodriguez berhasil menguasai bola dan melepaskan tembakan ke arah gawang yang masih bisa ditangkap oleh Ederson. Namun, saat laga memasuki menit 50-an, kendali kembali jatuh ke tangan Brasil.
ADVERTISEMENT
Pada menit 66, Brasil bisa saja menorehkan keunggulan untuk kali kedua lewat kerja sama Coutinho dan Richarlison. Coutinho mempertontonkan aksi dribel yang memampukannya melewati kepungan pemain Panama. Sadar kawannya sedang membangun serangan, Richarlison segera berlari ke dalam kotak penalti.
Namun, Mejia yang berdiri di bawah gawang Panama sadar timnya ada dalam bahaya. Dengan sigap ia memutus serangan itu dengan tekel yang berujung pada ekspresi kesal Tite di pinggir lapangan.
Coutinho kembali menebar ancaman bagi pemain-pemain Panama lima menit berselang. Kali ini lewat skema tendangan sudut yang diteruskan oleh Casemiro via sundulan. Sayangnya, peluang emas ini pun belum mampu memberikan tambahan satu angka kepada Brasil karena bola malah membentur mistar gawang.
ADVERTISEMENT
Brasil bermain dengan dominasinya di sepanjang laga. Tak cuma memenangi 78% penguasaan bola, Coutinho dan kawan-kawannya juga begitu aktif melepaskan serangan. Ketika Panama hanya melepaskan lima upaya tembakan, Brasil menggebu-gebu lewat 16 tembakannya.
Namun, efektivitas menjadi persoalan di balik rangkaian serangan Brasil tadi. Dari 16 upaya, ada 12 tembakan yang melenceng dari sasaran. Tak heran, dominasi tak mampu membuat Brasil menutup laga dengan kemenangan atas Panama. Ya, pada akhirnya, Brasil dan Panama benar-benar berbagi angka.