Dongeng Tim Non-Unggulan yang Mampu Diteruskan Kamerun

7 Februari 2017 0:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kampiun Piala Afrika 2017, Kamerun. (Foto: Reuters)
Tahun 2016 lalu kita dikejutkan dengan keberhasilan Portugal meraih titel Piala Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka. Kisah Portugal meraih trofi itu serupa dongeng.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, mereka bukanlah tim unggulan di turnamen empat tahunan itu. Pamor Portugal masih kalah jika dibanding Spanyol, Jerman, Italia, serta Perancis yang lebih dijagokan keluar sebagai juara. Apalagi di awal-awal turnamen, mereka justru kerepotan kala bergabung di Grup F bersama Islandia, Hungaria, serta Austria --lawan-lawan yang levelnya berada di bawah mereka.
Selecao das Quinas hanya mampu bermain imbang melawan ketiga kesebelasan yang di atas kertas seharusnya bisa mereka kalahakan. Alhasil, Cristiano Ronaldo dan rekan-rekan pun menduduki peringkat ketiga di klasemen akhir. Beruntungnya, mereka masih tetap meraih satu tiket ke babak 16 besar sebagai tim peringkat 3 terbaik.  Akan tetapi, tim asuhan Fernando Santos itu kemudian sukses melaju ke babak final setelah dengan penuh kejutan mampu mengalahkan Kroasia, Polandia, dan Wales. Di partai puncak, secara mengejutkan (lagi) mereka berhasil menggulingkan tuan rumah Perancis yang lebih difavoritkan menjadi juara. 
ADVERTISEMENT
Cerita kesuksesan tim non unggulan tersebut kembali terulang di ajang Piala Afrika 2017, Januari ini. Kamerun-lah yang menjadi aktornya. Mereka berhasil membuat kejutan dengan mengalahkan Mesir di partai puncak. Terlebih lagi, raihan tersebut mereka ukir lewat cara dramatis, yakni dengan berhasil membalikkan keadaan setelah tertinggal lebih dulu.
Pemain cadangan Kamerun merayakan kemenangan. (Foto: Reuters)
Perlu diketahui, Kamerun saat ini bukanlah Kamerun seperti satu dekade lalu yang dihuni oleh para penggawa yang berlaga di liga top Eropa. Deretan pemain seperti Samuel Eto'o, Patrick Mboma, Rigobert Song atau Geremi kini tak lagi berseragam hijau-merah yang menjadi ciri khas Kamerun. 
Saat ini --khususnya di ajang Piala Afrika 2017-- mereka hanya diperkuat oleh para pemain yang "seadanya". Terhitung  hanya dua pemain yang kini merumput di kesebelasan besar di benua biru, yakni Vincent Aboubakar dan Nicolas Nkoulou yang bermain di Besiktas dan Olympique Lyon.   
ADVERTISEMENT
Komposisi skuat The Indomitable Lions masih jauh bila dibandingkan dengan Aljazair yang diperkuat oleh Riyad Mahrez dan Islam Slimani (Leicester City), Nabil Bentaleb (Schalke 04), serta Yacine Brahimi (FC Porto), atau Mesir yang paling tidak memiliki Mohammed Salah dan Mohammed Elneny yang kini berlaga di AS Roma serta Arsenal.  
Hal itu semakin diperkeruh dengan absennya beberapa penggawa mereka. Total, sebanyak delapan pemain memilih untuk tidak mengikuti panggilan membela Kamerun di ajang Piala Afrika kali ini, salah satunya adalah Joel Matip. Padahal kehadiran pemain yang didapatkan secara cuma-cuma oleh Liverpool di awal musim itu dirasa penting untuk memperkuat sektor belakang Kamerun.
Selain itu langkah Kamerun di babak penyisihan juga tak bisa dibilang mulus. Mereka dua kali bermain imbang saat bentrok dengan Burkina Faso dan Gabon. Beruntung, mereka berhasil meraih poin penuh di laga kedua saat mengalahkan Guinea-Bissau. Hasilnya mereka mampu menduduki peringkat kedua di klasemen akhir Grup A.   
ADVERTISEMENT
Dewi fortuna masih menghinggapi Kamerun pada fase gugur. Mereka berhasil menyudahi perlawanan Senegal --yang menjadi salah satu favorit juara-- melalui drama babak adu penalti. Selanjutnya Ghana ditumbangkan dengan dua gol tanpa balas di babak semifinal. Cerita yang kemudian diakhiri dengan indah saat sukses memboyong Piala Afrika untuk kelima kalinya dengan menumbangkan Mesir 2-1 di partai puncak.
Dongeng-dongeng tentang tim-tim non-unggulan yang mampu meraih juara sepertinya masih akan terjadi tahun ini. Dan setidaknya, Kamerun telah menjadi bukti.