Eks Liverpool, Chris Kirkland, Akui Pernah Depresi karena Kecanduan Obat

22 Juli 2022 16:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjaga gawang Liverpool Chris Kirkland menghentikan bola di depan pemain Deportivo Coruna selama pertandingan sepak bola grup A Liga Champions matchday 4 di stadion Riazor di La Coruna, 03 November 2004. Foto: JAVIER SORIANO / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Penjaga gawang Liverpool Chris Kirkland menghentikan bola di depan pemain Deportivo Coruna selama pertandingan sepak bola grup A Liga Champions matchday 4 di stadion Riazor di La Coruna, 03 November 2004. Foto: JAVIER SORIANO / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks kiper Liverpool, Chris Kirkland, mengutarakan kisahnya ketika kecanduan obat dan depresi. Hal tersebut didapatkannya karena cedera punggung yang harus diderita pria 41 tahun itu semasa masih berada di atas lapangan.
ADVERTISEMENT
Kirkland adalah jebolan akademi Coventry. Ia kemudian berlabuh ke Liverpool pada 2001 dan akhirnya ke Wigan Athletic pada 2006 setelah pernah menjalani masa pinjaman di West Brom.
Diwartakan BBC, kisah depresi Kirkland bermula di Wigan Athletic pada 2008. Pada saat itu, ia mendapat cedera punggung sehingga membuatnya dipinggirkan dari tim. Pelatih Wigan pada saat itu, Roberto Martinez, berusaha untuk mendepaknya.
Manajer sementara Liverpool Women Chris Kirkland sebelum pertandingan melawan Reading Women. Foto: Reuters
Setelah menderita cedera, Kirkland akhirnya merasa depresi. Ia merasa jasanya sebagai sosok kapten tidak diperhitungkan oleh klub. Alhasil, Kirkland berupaya untuk mendapatkan kepercayaan diri kembali.
Kirkland mulai mencoba meminum obat penghilang rasa sakit. Namun, hal itu malah membuatnya harus menghadapi masalah baru, yakni kecanduan. Ya, sejak mengkonsumsi hal tersebut, Kirkland tidak bisa hidup tanpanya.
ADVERTISEMENT
Kirkland meminum obat itu selama dua sampai tiga hari hingga rasa sakit hilang. Namun, hal itu tetap membuatnya tidak bisa terlepas dari cedera punggung yang cukup menyakitkan. Alhasil, Kirkland tetap tidak mendapatkan kepercayaan untuk bermain sehingga akhirnya hengkang.
Pada 2012, Kirkland memutuskan untuk bergabung ke Sheffield Wednesday. Tetapi, pada saat itu permasalahan baru terjadi. Ia mengalami masalah kecemasan untuk berpergian setibanya di sana. Itu membuat Kirkland merasa bingung dan ingin menutupinya dari publik.
Sesaat setelah bergabung, ia membeberkan alasannya mengapa absen bermain selama 2 tahun kala berseragam Wigan Athletic. Kirkland menutupi permasalahannya dan beralibi dengan alasan lain. Ia menyebut bahwa istrinya yang sedang mengalami masalah.
Mantan penjaga gawang Liverpool, Chris Kirkland. Foto: Instagram/@ChrisKirklan43
"Saya menutupinya dan mengatakan bahwa istri saya yang sedang bermasalah. Semua orang telah mencoret saya karena dua tahun terakhir saya tidak disukai sehingga tak bermain. Saya berlabuh ke Sheffield dan mengikuti laga pra-musim dengan keadaan fit," ujar Kirkland dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
Rasa cemas yang diderita Kirkland akhirnya diperparah ketika cedera punggungnya kambuh lagi dua hari sebelum pertandingan. Ia tidak ingin mengecewakan pihak klub dan para fan sehingga memutuskan untuk meminum obat penghilang rasa sakit.
"Saya merasa cukup putus asa untuk memainkan laga perdana [karena cedera]. Saya tidak ingin menjadi berita besar di pers sehingga mulai meminum obat itu lagi," lanjut Kirkland.
Seiring berjalannya waktu, Kirkland mengaku bahwa tubuhnya kian tergantung dengan obat tersebut. Akhirnya, hal tersebut malah membuat mental kiper yang hanya mengoleksi 1 cap bersama Timnas Inggris itu menjadi terganggu.
Kirkland merasa dirinya adalah sosok yang berbeda. Tingkat kecanduan pun semakin parah sehingga membuatnya senantiasa enggan bersosialisasi dan langsung balik seusai latihan bersama tim. Saat itu, Kirkland mengkonsumsi 10 kali lipat dari dosis biasanya.
Mantan penjaga gawang Liverpool, Chris Kirkland. Foto: Instagram/@ChrisKirklan43
Empat tahun bersama Sheffield harus dilalui dengan kondisi seperti itu. Tidak ada seorang pun yang membantunya sebab ia merahasiakannya dari klub. Lalu pada 2016, Kirkland memutuskan untuk bergabung ke Bury setelah sebelumnya berseragam Prestin satu musim.
ADVERTISEMENT
Ketika di sana, titik terang mengenai kecanduan yang diderita Kirkland mulai muncul. Ofisial Bury mulai mencoba membantu Kirkland usai ia memberanikan diri berbicara kepada pemilik klub.
Setelah itu, Professional Footballers' Association (PFA) juga ikut membantunya agar bisa terlepas dari masalah tersebut. Akhirnya, Kirkland berhasil terlepas dari rasa candu kurang lebih selama setahun. Lalu, ia mulai berfokus untuk melanjutkan kariernya sebagai pesepak bola profesional.
Sayang, hal tersebut tidak bertahan lama. Kirkland akhirnya memutuskan untuk menggunakan obat itu lagi ketika ia merasa punggungnya sakit kembali. Dua tahun berselang, ia mencoba mengutarakan penyakitnya kepada orang-orang terdekat.
Dengan begitu, Kirkland dibawa ke rumah rehabilitasi agar bisa terlepas dari kecanduan itu. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil sebab Kirkland akhirnya bisa kembali menyingkirkan kecanduan yang membuat dirinya hancur.
Mantan penjaga gawang Liverpool, Chris Kirkland. Foto: Instagram/@ChrisKirklan43
Kirkland berhasil kembali ke keluarga dan kerabat dekat setahun setelahnya. Namun, boleh dibilang bahwa pria 41 tahun itu kurang beruntung sebab pada saat itu sedang marak pandemi Covid-19 sehingga membuatnya tidak bisa ke mana-mana.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut malah mendorongnya untuk kembali ke obat-obatan itu lagi sebab Kirkland tidak bisa mendapatkan perawatan total perihal masalah punggungnya karena ada kebijakan lockdown. Lima bulan kemudian, ia mulai kencanduan obat itu lagi karena tidak kuat menahan rasa sakit.
Eks Liverpool itu memesan obat dari internet ketika ia merasa sakit yang cukup parah di bagian punggung dan mengalami halusinasi. Keesokan harinya, Kirkland merasa lebih baik dan bertekad untuk tidak mengonsumsi itu lagi.
Tetapi, tekan tersebut akhirnya dikalahkan oleh rasa candu sehingga Kirkland mulai menggunakannya lagi. Tercatat selama 2 minggu ia mengkonsumsi hal tersebut tanpa henti. Setelah itu, Kirkland mencoba memutuskan untuk berhenti dari sana.
Hal tersebut malah membuatnya merasa depresi dan sakit sehingga terus murung di pojok kamar. Ia terkena withdrawal symptoms atau efek buruk yang terjadi ketika seseorang mencoba berhenti dari kecanduan obat.
ADVERTISEMENT
"Saya sakit dan merasa sakit dan withdrawal symptoms adalah hal terburuk yang pernah saya alami," ucap Kirkland.
Untuk sekarang, Kirkland berhasil terlepas secara penuh dari kecanduan itu. Ia mengaku bahwa hal tersebut berhasil diraihnya berkat bantuan dari istri dan putri kecilnya.
Setelah merasakan semua rasa pahit selama ini, ia mengakui kesalahannya yang membuat keluarga kecilnya kecewa. Tetapi, kini Kirkland berupaya untuk membayar semua kesalahannya dan berfokus kepada masa depan.
"Saya harus mengakui fakta bahwa saya telah mengecewakan istri dan putri saya. Saya tidak berada di sana tetapi saya harus tetap maju demi mengubah masa depan. Mereka ingin saya bicara ketika hal itu terjadi sebab hal tersebut akan membantu mereka," tutur Kirkland.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan tentang saya sebab mereka juga membutuhkan dukungan. Membutuhkan waktu 10 tahun agar saya bisa mengatakan kebenaran perihal kecanduan yang saya alami. Saya telah melakukannya sendiri dan gagal berkali-kali.
"Saya sekarang sudah pulih total. Istri saya mendapatkan suaminya dan putri saya mendapatkan ayahnya kembali. Itu adalah motivasi untuk saya agar tidak kembali lagi ke sana," pungkas Kirkland.

Penulis: Hamas Nurhan RT