news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Eric Cantona Tak Habis Pikir Neymar Pilih PSG

18 November 2017 19:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Neymar di Best FIFA Football Awards 2017. (Foto: Glyn Kirk/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar di Best FIFA Football Awards 2017. (Foto: Glyn Kirk/AFP)
ADVERTISEMENT
Sudah di Barcelona, kok, malah memilih pindah ke Paris Saint-Germain? Apa yang dilakukan Neymar ini, menurut Eric Cantona, tak masuk akal.
ADVERTISEMENT
Memang kepindahan Neymar ke PSG sudah berlangsung lama. Tapi, bukan berarti keheranan semua orang sudah tuntas terjawab. Tentu bukan soal alasannya untuk keluar dari bayang-bayang dari Lionel Messi atau soal mahar 222 juta euro dan gaji selangit —atau segala privilege (keistimewaan) yang ia terima selama di PSG. Tapi, persoalan mengapa harus Liga Prancis yang ia pilih?
Ketika orang-orang tahu bahwa ia telah 11 kali mencetak gol dan 7 kali membuat assist di semua kompetisi, tidak ada pujian berlebihan. Semuanya seolah-olah biasa-biasa saja karena Neymar bermain dengan didukung pemain-pemain kelas satu. Ia seakan bangga menjadi raja di tempat yang memang memiliki kompetisi minim.
Di Liga Prancis, PSG dianggap tidak punya lawan. Di Spanyol, kendati ada anggapan bahwa Real Madrid dan Barcelona masih dominan, kenyataannya musim ini ada beberapa kesebelasan, seperti Valencia dan Atletico Madrid, yang masih memberikan perlawanan ketat.
ADVERTISEMENT
Kalau hingga kini masih heran, Anda tidak sendiri. Cantona juga heran terhadap keputusan Neymar. Eks-pemain Manchester United asal Prancis ini mempertanyakan perihal visi Neymar di PSG. Cantona menyebut, Neymar masih cukup muda dan butuh tempat yang lebih menantang daripada di Prancis untuk mengeluarkan bakat terbaiknya.
“Ketika umurmu 25, dan kau bermain baik bersama Brasil dan Barcelona, kau perlu bertanya pada dirimu sendiri apa yang kau cari di Prancis –ketika kau menyadari kau akan bermain melawan Guingamp atau Amiens?” sindir Cantona seperti dilansir YahooSports.
Eric Cantona dalam sebuah laga bersama Manchester United di tahun 1996. (Foto: Anton Want/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Eric Cantona dalam sebuah laga bersama Manchester United di tahun 1996. (Foto: Anton Want/Getty Images)
“Bahkan Liga Champions paling banyak hanya 10 laga semusim. Aku tak mengerti mengapa harus Prancis. Siapa tahu? Itu (keputusannya pindah ke Perancis) bukanlah visi yang kupunya berdasarkan passion-ku terhadap sepak bola.”
ADVERTISEMENT
Bahkan, meski berdarah Prancis, Cantona sendiri tak segan-segan untuk mencela Liga Prancis. “Aku tak pernah menontonnya,” aku striker yang mencetak 80 gol selama berseragam “Iblis Merah” itu.
Emang harus nonton apa lagian? PSG lawan Guingamp? Jelas itu tak menarik bagiku,” tandasnya.