Fabinho dan Pelajaran Transfer Liverpool dari Masa Lalu

29 Mei 2018 14:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seragam Liverpool Musim 2018/2019 (Foto: Twitter @LFC)
zoom-in-whitePerbesar
Seragam Liverpool Musim 2018/2019 (Foto: Twitter @LFC)
ADVERTISEMENT
Liverpool menghebohkan musim panas tahun ini. Setelah mencapai final Liga Champions 2018, mereka juga membuat banyak orang terheran-heran saat mengumumkan kedatangan Fabinho dari AS Monaco.
ADVERTISEMENT
Selasa (29/5/2018) dini hari WIB, Liverpool membuat banyak pihak terkejut saat mengumumkan Fabinho sebagai nama baru. Pemain asal Brasil ini bergabung usai The Reds merogoh kocek hingga 45 juta euro.
Fabinho pun menjadi pemain kedua yang bergabung dengan Liverpool per musim depan. Sebelumnya, mereka telah mengumumkan pembelian Naby Keita dari RasenBallsport Leipzig, Agustus 2017 lalu.
Kedatangan Fabinho diklaim bakal menjadi lokomotif bagi pemain-pemain baru lain. Hingga saat ini, Liverpool disebut telah mendekati beberapa pemain, seperti Alisson Becker, Nabil Fekir, hingga Jan Oblak.
Sebelum memutuskan merekrut nama lain di musim panas kali ini, ada baiknya Liverpool berkaca dari dua final Liga Champions yang mereka lakoni di dekade 2000-an. Usai dua partai tersebut, terlihat bahwa hampir semua pemain baru yang mereka datangkan gagal bertaji.
ADVERTISEMENT
Liverpool mendatangkan Boudewijn Zenden usai final Liga Champions 2005. Pemain asal Belanda ini didatangkan dari kesebelasan asal Inggris lain, Middlesbrough, tanpa sepeser pun biaya transfer.
Kedatangan Zenden ternyata diikuti oleh beberapa nama lain, misalnya Pepe Reina, Antonio Barragan, dan Mark Gonzalez. Selang beberapa hari kemudian, Peter Crouch, Momo Sissoko, Daniel Agger, Robbie Fowler, Besian Idrizaj, dan Jack Hobbs mengikuti.
Apesnya, tak banyak dari mereka yang bisa memberikan pengaruh. Jika melihat final Liga Champions 2007 sebagai tolok ukur, hanya ada empat dari 10 pemain baru yang berada di atas lapangan. Dari empat di antaranya, hanya Reina yang berhasil.
Kasus serupa terjadi di musim 2007/08. Usai melangkah ke final Liga Champions musim sebelumnya, Liverpool mengumumkan pembelian Fernando Torres dari Atletico Madrid dengan biaya transfer sebesar 38 juta euro.
ADVERTISEMENT
Usai mendatangkan Torres, Liverpool mengumumkan pembelian beberapa nama anyar, seperti Ryan Babel, Martin Skrtel, Lucas Leiva, Yossi Benayoun. Kedatangan mereka diikuti oleh Sebastian Leto, Krisztian Nemeth, Charles Itandje, Damien Plessis, dan Nikolay Mihaylov.
Dari 10 nama tersebut, praktis hanya Torres yang bisa konsisten untuk terus bermain apik. Selain pemain asal Spanyol tersebut, hanya Babel, Skrtel, Leiva, dan Benayoun yang bisa diberi sedikit kepercayaan. Sisanya? Gugur seiring pergantian tahun.
Dua kasus di atas bisa jadi bakal diulangi oleh Liverpool musim panas kali ini. Seiring dengan kedatangan Fabinho, Keita, dan rumor transfer nama-nama lain, apa yang terjadi di masa lalu bisa saja terjadi di musim ini.
Bukan suatu hal yang mengagetkan apabila Liverpool punya ambisi untuk mendatangkan nama-nama baru. Namun, mereka sepatutnya ingat: transfer pemain bukan sekadar ajang pamer pemain baru, tapi tambal-menambal lubang dan lini yang dirasa tak maksimal.
ADVERTISEMENT