Falcao "Kembali": Kisah Manis untuk AS Monaco

8 Februari 2017 0:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Falcao merayakan gol untuk Monaco. (Foto: Reuters)
22 Januari 2014 adalah hari yang begitu buruk untuk Radamel Falcao. Di Chasselay, Rhone, timnya kala itu AS Monaco bermain dalam laga Coupe de France menghadapi klub divisi empat Prancis, Monts d'Or Azegues.
ADVERTISEMENT
Awalnya Falcao begitu bahagia. Pasalnya, ia mampu mencetak gol pembuka kemenangan Monaco pada menit ke-30. Namun beberapa menit sebelum babak pertama usai, petaka menimpa penyerang asal Kolombia itu. Tekel bek Monts, Soner Ertek, menghujam kakinya. Cedera pahanya kambuh, di jeda babak pertama, ia ditarik keluar.
Monaco memang menang 3-0 hari itu. Tapi Falcao tak lagi bahagia. Pasalnya, berkat tekel dari Ertek, mimpinya untuk memimpin pasukan Kolombia berlaga di Piala Dunia 2014 pupus. Tak hanya itu, ia juga harus absen cukup lama.
Padahal saat itu, Falcao tengah subur-suburnya. Ia baru saja mampu mencetak 11 gol dari 19 penampilan bersama Monaco yang kala itu diarsiteki oleh Claudio Ranieri.
Falcao telah mencetak 20 gol musim ini. (Foto: Reuters)
Enam bulan terkapar, Falcao akhirnya sembuh dan kembali merumput. Delapan bulan setelah tekel Ertek itu, Falcao setuju bergabung ke Manchester United dengan status pinjaman dan opsi permanen. Tapi nahas, ia tak mampu kembali seperti sediakala. Ia kehilangan ketajaman.
ADVERTISEMENT
Bersama United, Falcao hanya mampu mencetak 4 gol dari 29 penampilan di semua kompetisi. Ia bukan lagi Falcao yang dulu. Yang mampu tampil begitu subur bersama Porto, Atletico Madrid, hingga Monaco. Yang selalu mencetak dua digit gol setiap musimnya.
Masa peminjaman bersama United habis, Falcao di musim berikutnya kembali dipinjamkan. Kali ini ke klub raksasa Inggris lain, Chelsea. Namun nasib pria berambut gondrong itu masih tetap buruk. Falcao hanya mampu menciptakan 1 gol dari 12 pertandingan di semua kompetisi.
Musim ini, Falcao kembali ke rumah asalnya: Monaco. Ia tak lagi merantau. Falcao mencoba menemukan kembali dirinya yang dulu. Dulu. Ketika tekel Ertek belum menerjang kakinya. Dulu. Ketika ia belum menjadi olok-olok dan dinilai publik telah habis.
ADVERTISEMENT
***
4 Februari 2017 di Stadion Stade Louis II, Falcao mencetak dua gol untuk kemenangan 3-0 Monaco atas Nice di ajang Ligue 1. Dua gol itu begitu penting karena membuat Monaco kokoh di puncak klasemen dan jarak dengan Nice yang berada di posisi ketiga menjadi tiga poin.
Falcao telah bangkit kembali. (Foto: Reuters)
Bagi Falcao sendiri, gol itu adalah bukti kebangkitannya. Bukti jika ia yang dulu sudah kembali. Karena dua gol itu adalah gol ke-19 dan 20-nya musim ini di semua kompetisi. Ia kembali menyentuh dua digit gol. Dan itu dilakukannya baru di awal Februari.
Falcao telah kembali subur. Di Ligue 1, dia adalah pemain tersubur ketiga dengan 14 gol. Ia adalah top-skorer Monaco musim ini. Hebatnya, kesuburan pemain berusia 30 tahun ini tertular ke rekan-rekannya yang lain.
ADVERTISEMENT
Selain Falcao yang menyumbang 20 gol, ada pula Valere Germain yang mencetak 12 gol, Thomas Lemar yang mencetak 10 gol, serta Bernardo Silva atau Guido Carrillo yang masing-masing membukukan 8 gol. Itu membuat Monaco menjadi klub tersubur di lima liga top Eropa saat ini bersama Barcelona dengan raihan 100 gol.
Tak hanya itu, Monaco juga tengah memimpin Ligue 1 dan lolos ke 16 besar Liga Champions dengan status sebagai juara fase grup. Mereka juga mampu mencapai partai puncak Coupe de la Ligue dan belum terhenti di Coupe de France.
Falcao bangkit dan kembali, dan itu benar-benar berkah tersendiri untuk Monaco.